Minggu, 21 November 2010

Diet 2 Hari Ampuh Tangkal Kanker Payudara

SEBUAH hasil penelitian telah menunjukkan adanya indikasi bahwa diet selama dua hari selama seminggu dengan hanya memakan sayur, buah, dan susu mampu mencegah seseorang mengidap kanker payudara.

Diketahui, perempuan yang mengurangi asupan 650 kalori per harinya selama dua kali seminggu, tingkat hormon penyebab kanker dalam darahnya secara signifikan akan menurun, menurut hasil studi seperti dikutip dari The Daily Mail.

Dalam studi itu, dilibatkan sebanyak 50 perempuan berusia 30-45 tahun dengan berat badan berlebih dan berisiko mengidap kanker payudara secara genetis. Selama dua hari setiap minggunya mereka membatasi makanan sehingga hanya mengasup sepetiga dari 2.000 kalori yang dibutuhkan perempuan. Adapun menu makanannya terdiri dari empat porsi sayuran, satu buah, dua cangkir susu atau teh hijau. Dan, selama hari lain selain dua hari tersebut mereka diperbolehkan makan seperti biasa.

Setelah enam bulan, para peneliti menyadari bahwa para partisipan mengalami penurunan jumlah leptin dan insulin dalam darah, dua hormon itu bisa menyebabkan kanker.

Selain diet dengan cara ini, para peneliti juga mengadakan uji coba terhadap 50 perempuan. Mereka juga menjalani diet sehari-hari dengan membatasi makanan bergula, daging, dan alkohol sehingga perharinya mereka hanya mengasup 1.500 kalori. Hasilnya, para perempuan tersebut juga mengalami penurunan risiko terkena kanker pada enam bulan kemudian dan ternyata kadar insulin mereka justru menurun lebih drastis ketimbang mereka yang diet selama dua hari seminggu.

Untuk itu, para peneliti pun berkesimpulan diet dua hari per minggu lebih efektif ketimbang diet biasa. Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Obesity edisi Oktober 2010.


Sumber : prita daneswari

Cara Atasi Empat Gangguan Tidur

MENDENGKUR, insomnia, atau penyakit gangguan tidur lainnya, bila tak cepat ditangani, nantinya bisa berakibat fatal dan berpengaruh pada kehidupan Anda. Masalah tidur tentunya dapat memengaruhi kualitas tidur kita, Padahal kita disarankan agar sebaiknya dapat tidur 7 hingga 8 jam per harinya supaya energi tubuh tercukupi untuk dapat melakukam kegiatan sehari-hari.

Berikut beberapa jenis gangguan tidur yang mungkin Anda alami:

1. Mendengkur
Tampaknya, hampir semua orang pernah mendengkur, terlepas dari jenis kelamin atau pada usia berapa pun. Dengkuran disebabkan aliran udara yang tersumbat pada saluran yang menyempit antara hidung dan mulut. Suara dengkuran timbul ketika jaringan hidung dan tenggorok bergetar akibat penyempitan tersebut.

2. Insomnia
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Meski dapat dialami siapa pun insomnia biasanya dialami oleh mereka yang mengonsumsi alkohol, perokok berat, dan depresi.

3. Berbicara saat tidur
Uniknya, kondisi ini terjadi saat kita tengah tak sadar atau saat terlelap tidur. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah somniloquy dan dapat dialami siapapun baik anak-anak maupun orang dewasa. Meski terbilang lucu, dalam level yang lebih berat, gangguan ini dapat menyebabkan seseorang mengamuk. Somniloquy biasanya disebabkan kekurangan waktu tidur, stres, masalah emosional.

4. Berjalan saat tidur
Seperti halnya somniloquy, kondisi ini terjadi saat seseorang tengah terlelap tidur.Kondisi ini disebut juga somnambulism dan biasanya dialami anak-anak. Berjalan saat tidur bisa membahayakan bila sang penderita berjalan terlalu jauh dari tempat tidurnya. Penyebabnya, kurang tidur, stres, efek samping obat tertentu, dan jadwal tidur tak teratur.

Bila Anda mengalami salah satu dari masalah di atas, bagaimana cara mengatasinya?

1. Pertama-tama Anda mesti membuat waktu tidur Anda cukup yakni 8 jam per harinya. Bila waktu tidur Anda tak teratur, coba disiplinkan diri dengan membuat jadwal tidur teratur setiap harinya. Bangunlah di waktu yang sama pada pagi hari dan tidur di waktu yang sama pada malam hari, meski saat hari libur.

2. Hindari tertidur saat siang hari karena akan membuat Anda tetap terjada di malam harinya.

3. Hindari pula aktivitas yang membuat Anda tertekan 2 jam sebelum waktu tidur. Karena, itu akan mambuat Anda tidur dengan perasaan gelisah dan akhirnya sulit untuk tertidur.

4. Berlatihlah teknik relaksasi seperti pernapasan dan yoga dan praktikkan sebelum tidur.

5. Pasang lampu kamar dengan sedikit sinar sehingga bernuansa temaram.

6. Jangan konsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, atau pil diet.

7. angan minum minuman beralkohol atau merokok sebelum tidur karena hal itu akan berpengaruh pada kualitas tidur.

Sumber :prita daneswari

5 Fakta Unik Seputar Menstruasi

BAGI perempuan, masa haid bisa menjadi saat-saat yang menyebalkan sekaligus bisa menjadi keuntungan tersendiri pada beberapa situasi. Terkadang kita merasakan nyeri seperti kram perut, pusing, hingga mual, tapi masa haid juga bisa dijadikan alasan untuk pria mengapa kita bisa bertingkah menyebalkan. Di bawah ini lima fakta unik seputar masa haid yang selalu dialami perempuan setiap bulannya.

1. Minggu pertama masa menstruasi merupakan saat terbaik untuk diet.
Menurut studi yang dilakukan Universitas Tufts, pada hari-hari pertama menstruasi, hormon pencipta rasa lapar pada tubuh kita tengah berkurang sehingga asupan makan kita setidaknya telah berkurang sekitar 12 persennya. Maka itu, mengapa tidak kita manfaatkan waktu tersebut untuk melaksanakan diet?

2. Cobalah menghentikan kebiasaan merokok pada pertengahan masa menstruasi
Studi yang digelar Universitas Minnesota pada 2008 menunjukkan bahwa estrogen tenyata merupakan biang keladi atas rasa ketagihan terhadap suatu zat seperti nikotin. Pada pertengahan masa menstruasi, hormon estrogen pada perempuan tengah menurun sehingga Anda bisa memanfaatkannya untuk mencoba menghentikan kebiasaan merokok Anda.

3. Masa menstruasi bisa membuat lidah kaku
Menurut studi yang juga digelar di UniversitasMinnesota, hormon progesteron berpengaruh pada kemampuan verbal. Maka itu, jangan bingung bila Anda merasa sulit untuk berbicara atau menyusun kata-kata saat haid. Hormon ini juga bisa menyebabkan konstipasi dan kembung. Karena itu, cobalah untuk mengonsumsi banyak
air dan makanan berserat.

4. Sindrom pramenstruasi dapat menular
PMS atau sindrom pramenstruasi ternyata bisa menular. Contohnya saja, bila suami atau pasangan Anda juga terlihat moody pada saat Anda haid, ia kemungkinan telah tertular. "Meski sebenarnya dibutuhkan penelitian lebih lanjut, terdapat banyak bukti bahwa hormon testosteron yang berfluktuasi setiap bulannya juga
menimbulkan gejal mirip PMS pada pria," kata psikoterapis Jed Diamond, penulis buku bertajuk Male Menopause.

5. Anda dan sahabat dekat memiliki kemungkinan mengalami masa haid yang sama
Sahabat dekat atau teman sekamar mungkin akan mengalami masa haid yang sama dengan Anda. Menurut penjelasan para hali, hal itu disebabkan sinyal kimia pada tubuh seorang perempuan dapat ditangkap oleh tubuh perempuan lainnya.

Sumber : prita daneswari

Jangan Terlalu Lama Simpan Makanan di “Freezer”

Freezer atau alat pembeku memang banyak manfaatnya, terutama ketika anda membeli makanan dalam jumlah besar untuk digunakan beberapa waktu ke depan. Tetapi berapa lama sebaiknya menyimpan makanan di dalam freezer?

Berikut beberapa panduan tentang berapa lama makanan sebaiknya disimpan di dalam freezer. Perlu diingat, semakin lama makanan disimpan di dalam freezer, kualitasnya pun menurun. Perhatikan juga batas kadaluarsanya.

Ini sejumlah contoh makanan dan batas penyimpanannya di freezer:

Bacon: 1-2 bulan
Roti: 2-3 bulan
Casseroles: 2-3 bulan
Daging sapi dan babi matang: 2-3 bulan
Daging unggas matang: 4 bulan
Adonan kue: 3 bulan
Buah-buahan: 8-12 bulan
Makan malam yang dibekukan: 3-4 bulan
Hot dog: 1-2 bulan
Sosis: 1-2 bulan
Sup dan makanan yang direbus: 2-3 bulan
Ayam mentah (potongan): 9 bulan
Ayam mentah (utuh): 1 tahun
Daging steak, potongan, atau panggan mentah: 4-12 bulan
Daging sapi giling mentah: 3-4 bulan
Sayuran: 8-12 bulan

Ada trik dasar untuk membekukan makanan. Lakukan secepatnya setelah dibeli atau dipanen karena kualitasnya akan lebih baik ketika dihilangkan kebekuannya. Ada juga beberapa jenis makanan yang sebaiknya tidak dibekukan, seperti makanan kaleng.

Hal yang juga penting, khususnya bagi produk segar seperti sayur dan buah yang akan dibekukan yakni bersih serta kering. Beberapa orang memilih membekukan buah sudah dalam keadaan dilumuri gula atau sirup gula untuk mempertahankan tekstur dan rasa. Sedangkan untuk sayuran, ada baiknya dikukus atau rebus sebentar agar rasa, warna, dan teksturnya tahan lebih lama.

Cara membungkus termasuk penting saat membekukan makanan. Harus dipastikan kemasannya agar tidak pecah, robek, atau rusak. Akan lebih baik lagi jika anda memberi label sehingga dapat diketahui sudah berapa lama makanan tersebut dibekukan.


Sumber :Yahoo Green

5 Makanan Lawan Lelah Lesu

Apabila merasa lelah dan lesu setelah makan, kemungkinan Anda memakan makanan yang salah. Biar tidak salah, triknya adalah memilih makanan yang dapat melepaskan energi secara perlahan dan secara berangsur mendorong energi yang telah bertahan lama.

Trik lain dengan menjauhkan diri dari makanan berkadar glisemik tinggi. Karena hal itu secara cepat dapat meningkatkan energi dalam tubuh, tapi kemudian Anda akan merasa lesu dan lelah.

Tapi, tak perlu khawatir, karena rasa lelah dapat dilawan, bahkan dengan setiap gigitan makanan yang Anda makan. Lima jenis makanan berikut termasuk memenuhi hal tersebut, yakni, mudah dicerna, kaya nutrisi, serta mampu membuat tubuh Anda mengubah makanan menjadi tenaga:

1. Oatmeal atau havermut
Makanlah havermut di pagi hari bagi penambah energi secara instan. Jenis makanan ini juga menjadi andalan untuk mendukung kesehatan pencernaan.

2. Yogurt
Gabungan antara protein dan probiotik yang baik bagi usus membuat yogurt baik untuk Anda. Bentuknya yang sangat lunak membuat tubuh dapat memprosesnya dengan cepat, bahkan tahan lama.

3. Bayam
Bayam penuh dengan nutrisi penting untuk memerangi kelelahan tubuh. Bukan hanya kaya akan zat besi, magnesium, dan kalium, tapi juga vitamin B sebagai penunjang energi.

4. Kelompok kacang-kacangan dan biji-bijian
Kacang-kacangan dan biji-bijian mengandung padat nutrisi, protein berkualitas tinggi, dan lemak sehat omega-3. Itu juga akan bergantung dari jenis yang Anda pilih, tapi rata-rata berguna untuk menghasilkan energi dalam tubuh. Untuk nutrisi terbaik bisa didapatkan dari yang masih mentah.

5. Kelompok beans
Kelompok beans dinilai sebagai makanan ajaib dengan alasan yang baik. Berbagai manfaat sehat bisa didapat, terutama untuk melawan rasa lelah. Selain sumber energi yang stabil, semua jenisnya rendah lemak, tinggi serat, serta mengandung karbohidrat dan protein yang seimbang.


Sumber : Yahoo Green

Mau Atasi Ketagihan Makanan Manis?

Sering timbul keinginan mengkonsumsi cokelat, kue, atau makanan manis lain? Mungkin Anda ketagihan makanan manis. Itu kurang lebih seperti kecanduan obat-obatan karena sama-sama sulit diatasi. Ada beberapa tips agar bisa lepas dari rasa ketagihan tersebut.

1. Sarapan berkarbohidrat dan manis, atau yang mengandung tepung bukan hal tepat untuk mengatasi keinginan terhadap makanan manis. Itu justru dapat anda ketagihan sepanjang hari. Sarapanlah dengan benar, misal dengan makanan yang mengandung protein, lemak, dan fitonutrien, contohnya smoothies.

2. Makan secara teratur tiga kali sehari dan diselingi dua kali kudapan. Bagi sejumlah orang, jika tidak makan secara teratur akan berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah yang kemudian menimbulkan rasa lapar tersebut.

3. Konsumsi L-Glutamin sebanyak 100-300 miligram tiap beberapa jam jika diperlukan. Itu juga berguna sebagai bahan bakar bagi otak.

4. Alihkan perhatian anda dengan berjalan-jalan. Jika memungkinkan, jalan-jalan di alam terbuka diselingi dengan gerakan push up. Semakin sering melakukannya maka akan lebih mudah untuk mengatasinya.

5. Makan buah-buahan yang mampu memuaskan keinginan akan makanan manis, bahkan jauh lebih sehat.

6. Banyak minum air putih.

7. Sulit mengudap jika memang tidak tersedia. Jadi, jauhkan diri dari kudapan baik di rumah atau kantor.

Sumber : care2.com/D-12

Kepribadian Pria dari Potongan Rambut

Ternyata, kepribadian pria bisa ditilik dari potongan rambutnya. Berikut beberapa model potongan rambut dan kepribadian yang diwakilinya :


1. Rambut Kasar Lurus. Walaupun bentuknya kasar, namun dalamnya melebihi semua itu. Tipe pria yang berambut kasar tapi lurus biasanya merupakan pria yang berjiwa besar dan suka menolong sesama. Jika pria ini diberi sedikit kebaikan saja, maka pria bertipe rambut ini akan membalasnya dengan beribu-ribu perhatian, terutama dalam dunia percintaan. Namun, pria bertipe ini suka mencoba-coba berbagai hal dan biasanya egois, juga maunya menang sendiri.

2. Rambut Kasar Keriting. Pria yang memiliki rambut ini pada umumnya sangat agresif, dan mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan di sekitarnya, seperti teman atau rekan kerja, sehingga membuatnya kurang bisa mandiri dan kurang bisa berhasil jika harus bekerja sendiri. Namun, tipe ini sangat sosialis dan suka menolong kapan saja jika dimintai bantuan.

3. Rambut Kasar Ikal / Bergelombang. Pria dengan tipe rambut kasar dan ikal biasanya romantis dan rela berkorban terutama untuk urusan cinta. Pria bertipe rambut ini, selalu berpikir lurus dan terencana. Jika pria bertipe ini mendapatkan pasangan yang tepat, maka dimungkinkan cintanya akan luar biasa kepada yang menjadi pasangannya.

4. Rambut Sedang Lurus. Tipe pria ini biasanya suka berpura-pura, dan merupakan sifat pria pada umumnya. Namun, tipe ini suka menghibur orang, walaupun perasaannya juga sedang bersedih atau gembira sekalipun. Oleh karena sifatnya ini, para pria tipe ini sering terbebani perasaannya, karena kepura-puraannya. Jika tipe pria ini mau jujur, justru akan lebih dihargai karena kejujurannya.

5. Rambut Sedang Keriting. Tipe pria ini suka membuat orang tertawa dan humoris, dan dapat serius ketika meghadapi persoalan tertentu. Namun, di balik sifat humornya, umumnya tipe pria rambut ini memiliki sifat kekanak-kanakan, terutama jika didukung oleh lingkungan di sekitarnya.

6. Rambut Sedang Ikal. Tipe pria dengan rambut ini umumnya juga humoris, apa adanya, terbuka, dan penyabar. Namun, pria tipe rambut ini juga egois dan sering tidak mau mengalah.

7. Rambut Halus Lurus. Tipe pria berambut lemas halus lurus ini biasanya berwawasan luas, sangat romantis, dan sangat terbuka, juga sosialis.

8. Rambut Halus Keriting. Tipe pria dengan rambut ini umumnya humoris, santai, easy going, terbuka, juga kritis terhadap berbagai persoalan yang menghadangnya. Namun, jika ada maunya, maka tipe pria ini sering tidak mau mengalah dan egois.

9. Rambut Halus Ikal. Tipe pria berambut halus tapi ikal biasanya sering berpenampilan nyentrik, menjadi trendsetter, suka dunia seni dan hiburan. Namun, tipe pria ini sulit ditebak, pendendam, dulit diajak kerja sama, dan umumnya kurang dapat diajak komunikasi, hingga sering terjadi salah paham. [FATH/N-5]

Sumber : KOMPAS

Karakter Pria Golongan Darah O

Karakter pria ternyata bisa dilihat dari golongan darahnya. Ini berdasarkan penelitian di Jepang, lima puluh tahun lalu. Peneliti Jepang yang mengobservasi orang-orang berdasarkan golongan darahnya adalah Masahiko Nomi dan Toshihiko Nomi. Hasil riset itu dibukukan dalam buku berjudul Touch My Heart. Berikut cuplikan hasil penelitiannya:

Pria Golongan darah O
Pria bergolongan darah ini memiliki karakter yang khas. Enggan mengakui kesalahan dan tidak mau mengalah. Sedikit keras kepala dan tidak suka diatur. Tetapi sebenarnya ia bukan orang yang neko-neko, dan selalu berbicara atas nama fakta. Pemilik golongan darah ini juga sangat piawai merayu, dan mengumbar kata-kata manis.

Kelebihannya: Pemikirannya kuat. Orang yang asyik diajak berdiskusi dan memecahkan persoalan. Ia juga memiliki rasa cinta yang kuat. Ketika ia mencintai seseorang, dia akan total, apa pun akan dilakukan untuk membahagiakan pasangannya. Pribadinya hangat dan bersahabat. Cenderung tidak banyak bicara dan memiliki harga diri yang tinggi.


Kekurangan:
Saking percaya dirinya, terkadang ia tidak peduli dengan perasaan orang lain. Egonya mudah terusik. Ini yang membuat emosinya mudah meledak, suka memberontak dari suatu keadaan yang membuatnya tidak nyaman. Sifat kekanak-kanakannya juga sering muncul.[N-5]

Sumber : KOMPAS

Karakter Pria Golongan Darah A

Karakter pria ternyata bisa dilihat dari golongan darahnya. Ini berdasarkan penelitian di Jepang, lima puluh tahun lalu. Peneliti Jepang yang mengobservasi orang-orang berdasarkan golongan darahnya adalah Masahiko Nomi dan Toshihiko Nomi. Hasil riset itu dibukukan dalam buku berjudul Touch My Heart. Berikut cuplikan hasil penelitiannya:

Pria Golongan darah A
Pribadi yang menghormati aturan dan tata cara yang berlaku umum. Ia mudah khawatir terhadap keadaan sekeliling. Pesimistis terhadap masa depan dan pemikirannya mudah berubah. Tidak pernah merasa puas atas apa yang dimiliki saat ini.

Kelebihan:
Bukan orang yang mudah dibohongi. Serius dalam mengerjakan sesuatu dan menghargai kerja sama tim. Dalam berbicara cenderung berhati-hati, dewasa, dan bijaksana. Menyukai kebersihan, keteraturan, dan kerapian. Tipe yang terencana.

Kekurangan:
Ia terkadang merasa dirinya yang paling benar, meskipun mengakui kebenaran pendapat orang. Kalau ada sesuatu yang tidak berkenan di hatinya, ia akan ngambek berhari-hari. Ia sedikit keras kepala dan gampang curiga. Ia juga tak pandai mengambil keputusan. Meski untuk hal yang sederhana pun, ia butuh waktu untuk diproses sebelum diputuskan.[N-5]

Karakter Pria Golongan Darah B

Karakter pria ternyata bisa dilihat dari golongan darahnya. Ini berdasarkan penelitian di Jepang, lima puluh tahun lalu. Peneliti Jepang yang mengobservasi orang-orang berdasarkan golongan darahnya adalah Masahiko Nomi dan Toshihiko Nomi. Hasil riset itu dibukukan dalam buku berjudul Touch My Heart. Berikut cuplikan hasil penelitiannya:


Golongan darah B
Menyukai kebebasan, tidak suka pembatasan. Fleksibel dan supel. Pola pikirnya praktis dan spesifik. Tipe multitasking.

Kelebihan:
Pembawaannya sederhana, supel, tetapi memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hidupnya untuk pekerjaan dan masyarakat. Baginya pacar bukanlah prioritas. Gigih dan tekun mengejar mimpi. Ia kaya akan ide-ide cemerlang yang membuat orang banyak salut padanya. Tipe orang yang tenang dan tidak terburu-buru. Mudah diajak bicara.

Kekurangan:
Sikap dan perilakunya seringkali membuat orang menggelengkan kepala. Ia bisa melakukan sesuatu yang tak terpikirkan oleh orang lain. Ia gampang mengeluh tentang sesuatu. Pendiriannya tidak tegas, plin plan dan sering bimbang. Makanya ia selalu butuh orang lain untuk membantunya mengambil keputusan.[N-5]

Sumber : KOMPAS

Karakter Pria Golongan Darah AB

Karakter pria ternyata bisa dilihat dari golongan darahnya. Ini berdasarkan penelitian di Jepang, lima puluh tahun lalu. Peneliti Jepang yang mengobservasi orang-orang berdasarkan golongan darahnya adalah Masahiko Nomi dan Toshihiko Nomi. Hasil riset itu dibukukan dalam buku berjudul Touch My Heart. Berikut cuplikan hasil penelitiannya:

Golongan darah AB
Ia memiliki analisis cukup tajam terhadap setiap persoalan. Orangnya unik, sangat tertarik pada cerita fantasi dan dongeng. Pandai membina hubungan, tak heran ia memiliki jejaring yang luas. Ia gampang tersulut oleh hal-hal kecil. Ia juga memiliki konsentrasi tinggi, tapi tidak bisa mempertahankannya dalam waktu lama.


Kelebihan:
Kesetiaannya tak ada duanya. Ia bukan orang yang mudah memalingkan hatinya untuk wanita lain. Tidak suka melihat orang lain dalam kesulitan sehingga mudah mengulurkan bantuan. Tuntutannya lumayan tinggi. Ia memiliki segudang kriteria untuk calon pasangannya. Hobi dan bakatnya banyak.

Kekurangan:
Sayangnya, dia kurang gigih. Ini yang terkadang menghambat kemajuannya. Kurang suka dengan segala hal yang berisiko. Tidak terlalu suka dengan formalitas. Ia lebih suka diajak bermain outbound daripada mengikuti pernikahan teman.

Punya "kepribadian ganda", itu sebabnya ia memiliki kemauan yang sulit ditebak. Ia juga terpaku pada rutinitas sehingga terkesan monoton dan kurang inisiatif. Selai itu ia suka mengkritik dan tanpa disadari kritikannya sering menyakiti hati orang.[N-5]

sumber : KOMPAS

6 Makanan Organik Sehat dan Murah

Anda pasti ingin makan makanan organik dengan pengeluaran yang sedikit. Bila Anda mau sehat dan berhemat, saat berbelanja, Anda patut mempertimbangkan bahan-bahan makanan dari 16 daftar berikut:

1. Kubis (cabbage). Sayuran ini kaya akan senyawa yang dapat mencegah kanker. Sebagai
pembandingnya, brokoli juga mengandung nutrisi serupa tetapi harganya lebih mahal.
Triknya, beli saat musim panen sehingga bisa sangat membantu berhemat.

2. Wortel. Kaya serat dan beta karoten.

3. Kol (kale). Salah satu sumber berbagai nutrisi, sama halnya dengan sayuran hijau
lainnya seperti lobak, sawi, bayam, dan lobak hijau.

4. Pisang. Salah satu varietas organik yang sangat mudah didapat.

5. Apel.

6. Bawang. Selain menambah rasa, bawang juga mengandung antioksidan untuk mencegah
berbagai penyakit.

7. Kelompok Beans. Murah, serta mengandung protein, serat, dan lignan.

8. Kacang-kacangan. Harganya lebih terjangkau dibanding jenis lain. Tak dapat
dipungkiri kandungan gizinya begitu padat.

9. Biji-bijian. Contohnya, biji labu dan bunga matahari yang harganya bisa lebih
murah daripada kacang.

10. Beras Pecah Kulit (Brown Rice).

11. Selai Kacang. Seperti halnya kacang almond, selai kacang juga mengandung lemak
monounsaturated yang menyehatkan.

12. Daging Sapi Giling. Jika dibandingkan dengan bagian lain, jenis ini harganya akan
lebih murah.

13. Ayam Broiler. Pilih yang organik tentunya.

14. Minyak Zaitun. Mengandung lemak sehat dan antioksidan, serta serbaguna. Biasanya
digunakan dalam jumlah kecil, sehingga anda pun bisa berhemat.

15. Yogurt. Cari yang tanpa pemanis. Yogurt mengandung kalsium dan probiotik, bahkan
harganya lebih murah dibandingkan keju.

16. Telur. Sumber protein yang satu ini baik dan mudah didapat. Jenis yang organik
pun harganya cukup terjangkau. [Yahoo Green/D-12]

Minggu, 14 November 2010

Upaya Mengatasi Groupthink

Janis mengusulkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kritis groupthink, yakni:

1. Mendorong semua anggota kelompok untuk mengevaluasi secara kritis dalam setiap kegiatan pengambilan keputusan.

2. Pemimpin kelompok tidak menyatakan pendapatnya dimuka umum pada awal kegiatan sebelum pengambilan keputusan.

3. Menyusun pembuatan kebijakan kelompok yang independen dan bebas dari pengaruh dominasi segelintir individu.

4. Membagi dalam kelompok kecil

5. Berdiskusi dengan kelompok lain untuk mengumpulkan pendapat atau mendapatkan alternatif pemecahan masalah

6. Mengundang pihak lain (akademisi, peniliti atau konsultan) untuk mendapatkan ide-ide baru

7. Menghargai individu yang memiliki ide berbeda dengan anggota kelompok pada umumnya

8. Lebih peka terhadap lingkungan kelompok secara internal dan eksternal.

9. Selalu mengevaluasi dan mengkaji kembali kebijakan yang akan dibuat, sebelum diambil keputusan akhir

Gejala Grouphink

1. Pencarian kesepakatan yang terlalu dini

a. Tingginya tekanan konformitas

b. Sensor diri terhadap ide-ide yang tidak disetujui

c. Adanya minguard



ð Gate keeping : mencegah informasi dari luar agar jangan sampai mempengaruhi kesepakatan kelompok

ð Dissent containment : mengabaikan mereka-mereka yang memiliki ide-ide yang bertentangan dengan kesepakatan

d. Persetujuan yang tampak



2. Ilusi dan mispersepsi

a. Ilusi invulnerability → kelompok selalu benar dan kuat

b. Ilusi moral

c. Persepsi bias tentang out group → buas, jelek, dll

d. Collective rationalizing

Pengertian Groupthink

Groupthink adalah suatu pola pikir yang cenderung mementingkan kohesivitas kelompok dan solidaritas daripada mempertimbangkan fakta-fakta secara realistis.



Menurut Irvings Janis (1972)

Groupthink adalah istilah untuk keadaan ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak anggapan/ opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral.



Rakhmat (2005)

Groupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, di mana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi.

Teori-Teori Deindividuasi

1. Teori Perilaku Kolektif

Kolektif : kumpulan individu yang lebih daripada sekedar agregrat, tapi juga

bukan kelompok sebenarnya.

Tipe kolektif:

* Social Agregrat : collective outburst (riots, mobs, dsb)
* Collective Movement : organisasi politik, kampanye nasional, dsb

a) Teori Konvergen

Agregrat mewakili orang dengan kebutuhan, keinginan dan emosi situasi crowd memicu pelepasan spontan dari perilaku-perilaku yang sebelumnya terkontrol.

b) Teori Contagion (Penularan)

Emosi dan perilaku dapat ditransmisi ‘(ditular)’ dari satu orang ke orang lain sehingga orang cenderung berperilaku sangat mirip dengan orang lain.

c) Teori Emergent-Norm (Perkembangan Norma)

Teori gabungan konvergen – contagion, crowd, mob dan kolektif lainnya hanya kelihatan setuju sepenuhnya dalam emosi dan perilaku karena anggotanya patuh pada norma yang relevan dalam situasi tertentu.



2. Teori Deindividuasi

Dapat dilihat dari kondisi seseorang, selanjunya dilihat dari keadaan yang terdeindividuasi sehingga menghasulkan perilaku deindividuasi.

Pengertian Deindividuasi

Deindividuasi adalah adalah suatu proses hilangnya kesadaran individu karena melebur di dalam kelompok atau bisa dikatakan sebagai pikiran kolektif.

Deindividuasi (Diener : 1980), yaitu merupakan penggantian identitas pribadi oleh identitas kelompok. Mencakup atas hilangnya tanggung jawab pribadi dan meningkatnya kepekaan atas tindakan kelompok.

Festinger, Pepitone& newcomb, 1952
deindividuasi adalah keadaan hilangnya kesadaran akan diri sendiri (self awareness) dan pengertian evaluatif terhadap diri sendiri (evaluation apprehension) dalam situasi kelompok yang memungkinkan anonimitas dan mengalihkan atau menjauhkan perhatian dari individu

Jadi dapat dikatakan Deindividuasi itu adalah proses hilangnya kesadaran suatu individu karena pengaruh dari suatu kelompok dan membentuk suatu pemikiran kolektif.

Kerja Sama yang baik dalam kelompok

Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses.

Kerjasama dan manfaatnya

Kerjasama dapat menambah produktivitas dan meningkatkan moral pengurus. Kerjasama dalam kelompok ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Apalagi jika dilengkapi dengan sikap yang lebih baik terhadap tugasnya tanpa pamrih.

Kerjasama akan dapat menambah tanggung-jawab pengurus dalam melakukan tugas dengan baik, dan menambah kepuasan jika berhasil menyelesaikan tugas masing-masing. Kerjasama menjadi efektif jika :

1. Pengurus perlu memahami segala ketentuan dan mekanisme kerja yang ditetapkan.
2. Setiap pengurus diharapkan ikut memecahkan masalah
3. Pengurus perlu menyadari kemungkinan saran yang diajukan oleh Bidang lain untuk Bidang mereka.
4. Mengenali masalah dari Bidang lain, sehingga dapat membantu memberikan sumbangan bagi Bidang tersebut.

Pola dan perilaku yang tidak efektif bagi kelompok kerja, antara lain :

1. Saling tidak menyetujui tindakan pengurus Bidang lain.
2. Mempertahankan pendapat masing-masing secara kaku atau menolak gagasan pihak lain tanpa alasan yang jelas, atau menarik diri jika pendapatnya tidak disetujui
3. Tidak mau membantu, masalah pengurus bidang lain
4. Menjatuhkan kawan sesama Pengurus
5. Memaksakan usulan tanpa kejelasan manfaatnya atau jika usulan dilaksanakan, maka akan meningkatkan biaya besar atau makin mempersulit proses kerja.

TAHAP PERFORMING

yaitu situasi dimana kehadiran orang lain akan meningkatkan kinerja seseorang. Dan akan menjadikan suasana dalam kerja menjadi aman, nyamanm dan lain-lain.

1. Coaction Paradigm
beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling berinteraksi, misalnya: ujian dikelas. Maksudnya, apabila sedang UTS & UAS pasti kita akan ditempatkan ditempat yang sama, tetapi tidak diijinkan oleh pengawas untuk saling contek mencotek, saling meminjam alat tulis, dan lain-lain. Yang penting tidak boleh berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Audience Paradigm (passive spectators)
kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghafal
pelajaran ditengah orang banyak. Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Apabila sedang menhafal suatu pelajaran yang ingin diujiankan dalam kondisi yang ramai, pasti itu akan mengambat proses belajar kita dengan baik.

Penelitian Robert Zajonc:

* Respon dominan : fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon
dominan itu sesuai
* Respon nondominan : fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon
dominan itu tidak sesuai

Performance Dalam kelompok yang berinteraksi
Tipologi tugas dari Steiner didasarkan pada kombinasi antara:
- jenis-jenis tugas yang dapat dibagi
- jenis-jenis hasil yang diinginkan
- prosedur-prosedur individu dalam memberi masukan

Meningkatkan performance kelompok:

1. Proses komunikasi

2. Proses perencanaan → strategi-strategi kinerja

3. Prosedur-prosedur khusus:
Brainstorming, terdapat 4 syarat utama:
• expressiveness : bebas mengekspresikan apa saja yang ada dalam benak kita
• nonevaluative : tidak ada pendapat yang baik atau buruk, semua pendapat berharga
• quantity : semakin banyak ide, semakin kreatif
• building : ide-ide yang disampaikan seperti puzzle (ide-ide tersebut masih kasar, harus disusun dulu)

Nominal Group Technique (NGT)
pemimpin memberikan permasalahan ke forum lalu ditulis di whiteboard. Setiap orang disuruh maju ke whiteboard untuk menuliskan gagasan lalu dipilih mana yang paling baik
Delphi Technique
→ pemimpin membuat kuesioner, anggota disuruh mengisi kuesioner tersebut. Setelah diisi dikembalikan ke pemimpin lalu diberi feedback, dikembalikan lagi ke anggota, demikian terus menerus sampai ditemukan solusi yang baik
Synectics

bentuk spesial dari brainstorming. Kita disuruh berpikir lebih kreatif, berpikir secara divergen, dapat memberikan ide bermacam- macam.

TAHAP NORMING

1. Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai
anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku
orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

Ada definisi-definisi lainnya, yaitu :

* Peran (role), adalah fungsi-fungsi yang ditampilkan seseorang yang mengemban posisi tertentu di dalam konteks tertentu.
* Harapan akan peran : asumsi tentang perilaku seseorang yang menjalankan peran tertentu
* Diferensiasi peran : proses muncul dan berkembangnya bermacam-macam peran melaluli perjalanan interaksi kelompok (Forsyth, 1983).



Teori 3 dimensi peran :
a. dominance – submission
b. friendly – unfriendly
c. instrumentally controlled – emotionally eupressive

2. Norma (norm)
Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan-
tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok. Dengan berkembangnya norma, memungkinkan anggota kelompok membedakan status dan hirarki otoritas anggota-anggota kelompok. Kecenderungan untuk mengorganisasikan berdasarkan perbedaan status ini dapat berbeda-beda antara organisasi yang satu dengan yang lainnya.

3. Hubungan antar anggota
→ otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi



Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

KONFLIK

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Faktor penyebab konflik

* Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

* Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

* Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

* Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Tahapan Pembentukan Kelompok

Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok.

Forming. Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).

Informing. Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.

Storming. Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Norming. Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.

Mourning. Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.

Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.

Massa Aktif dan Massa Pasif

Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob,

Massa Aktif (Mob)

Adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya



Massa Pasif disebut audience. Hanya sebagai penonton saja dan tidak berperan aktif dalam suatu kegiatan bersama.

Kondisi Psikologis Individu dalam Massa

Banyak teori yang mengupas tentang struktur pribadi manusia, salah satu pendapat yang dikemukakan oleh Freud menyatakan bahwa struktur pribadi manusia itu terdiri dari tiga bagian yaitu:

* Das Es atau The Id yaitu berupa dorongan-dorongan, nafsu-nafsu yang pada dasarnya itu semua membutuhkan pemenuhan, ingin muncul, ingin keluar.
* Das Ich atau The Ego, yaitu merupakan sinsor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya, teruatama dengan norma-norma yang ada, di sini berfungsinya pikiran.
* Das Uber Ich atau The Super Ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.



Bila das es mau keluar, tetapi tidak diperbolehkan oleh das ich karena tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat, maka dorongan-dorongan/ das es kemudian ditekan masuk dalam kompleks tersedak, masuk dalam bawah sadar. Apa yang masuk dalam kompleks tidak mai, tidak hilang, tetapi dalam keadaan laten kompleks terdesak ke permukaan. Ke alam sadar pemunculan tersebut terjadi bila sensor yaitu das ich dalam keadaan tidak aktif atau kurang baik berfungsinya.



Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma atau aturan-aturan tertentu, yang merupakan pedoman-pedoman atau batasan-batasan yang membatasi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Maka dengan adanya norma-norma tersebut, sebagai anggota masyarakat baik tidak dapat berbuat seenaknya. Jadi ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menghalangi dorongan-dorongan yang ingin mendapat pemuasan, karena the ego yang berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.



Atas dasar uaraian tersebut di atas, dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya. Yaitu orang bertindak dalam massa adalah berdasarkan atas dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan dan sebagainya yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu, bila banyak hal yang ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul di permukaan bila keadaan memungkinkan.



Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diambil langkah-langkah untuk pencegahannya yaitu sebagai berikut:

1) Menghindari hal-hal yang sekiranya dapat menimbulkan kekecewaan/ frustasi karena hal tersebut dapat menyebabkan sumber terjadinya massa aktif.

2) Menampung pendapat-pendapat yang ada permasalahan agar dapat segera diatasi.

3) Sebagai pemimpin yang baik harus dapat memberikan contoh kepada yang dipimpinnya, sebab pemimpin adalah sebagai tempat identifikasi dari yang dipimpinnya.

4) Sebagai seorang pemimpin sebaiknya bila memberikan janji-janji maka haruslah ditepati, jika tidak dapat menepati janji maka jangan memberikan janji agar tidak menimbulkan frustasi.

Tetapi apabila telah terjadi gerakan massa (massa aktif) maka pimpinan yang dikehendaki adalah pimpinan yang tegas, tidak ragu-ragu dan berani bertindak. Pimpinan yang ragu-ragu akan membuat massa menjadi kacau dan kehilangan arah, karena itu ada pendapat yang menyatakan bahwa barang siapa yang berani muncul di tengah-tengah massa, maka dialah yang akan memegang massa itu.

Sifat-Sifat Massa

Menurut Gustave le Ban, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologi tersendiri. Orang yang bergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan dilakukan bila individu itu terkadang dalam suatu massa. Sehingga massa itu akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, malarutkan individu dalam jiwa massa.

Sedangkan menurut Allport (Lih Lindzey, 1959) sekalipun kurang dapat menyetujui tntang collective mind, tetapi dapat mamahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity), tidak hanya dalam hal berfikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal kepercayaan (feeling) dan dalam perbuatan yang menampak (overt behaviour).

Di samping sifat-sifat yang telah disebukan di atas massa itu masih mempunyai sifat-sifat antara lain, yaitu:

a. Impulsif, ini beratti massa itu akan mudah memberikan respons terhadap rangsang atau stimulus yang diterimanya. Karena sifat impulsifnya ini, maka massa itu ingin bertindak cepat sebagai reaksi terhadap stimulus yang diterimanya.

b. Mudah sekali tersinggung. Karena massa itu mudah sekali tersinggung, maka untuk membangkitkan daya gerak massa diperlukan stimuli yang dapat menyinggung perassan massa yang bersangkutan.

c. Sugestibel, ini berarti bahwa massa itu dapat mudah menerima sugesti dati luar.

d. Tidak rasional, karena massa itu sugestibel, maka massa itu dalam berindak tidak rasional, dan mudah dibawa oleh sentimen-sentimen.

e. Adanya social facilitation (F. Allport) yaitu adanya suatu penguatan aktivitas, yang disebabkan karena adanya aktivitas individu lain. Perbuatan individu lain dapat merangsang/ menguatkan perbuatan individu lain yang trgabung dalam massa itu. Menurut Tarde disebut imitation, sedangkan menurut Sighele disebut sugestion, dan menurut Gustave Le Bon sebagai Contagion and suggestion, dan dalam suasana ini terdapat suasana hipnotik (Lih. Lindzey, 1959)

Massa Abstrak dan Massa Konkret

Pengertian Massa Abstrak

Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir.

Ciri-ciri massa abstrak :

a. adanya suatu kejadian yang menarik

b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan

c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi

d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama



Massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.

2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.

3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

Pengertian Massa

Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
Massa Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan1900).

Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain sehingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit.

Pengertian Organisasi

Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Pengertian organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Pengorganisasian.

Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

KELOMPOK KECIL

SIFAT KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL
Komunikasi kelompok kecil terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya dibawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Inti dari definisi ini adalah bahwa masyarakat berinteraksi, mereka saling bergantung, dan saling mempengaruhi.

KELOMPOK BERKOMUNIKASI MELALUI TATAP MUKA Komunikasi kelompok kecil yang efektif menghendaki Anda untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tatap muka. Interaksi yang berarti dapat berlangsung jika komunikasi melibatkan hal berbicara dan mendengar dalam lingkungan yang umum. Melalui pengenalan teknologi baru-komputer, mesin fax, telekonferensi, dan bentuk komunikasi cepat lainnya-masyarakat semakin terbiasa berkomunikasi dan menyokong hubungan tanpa kehadiran fisik orang lain. Bagaimanpun, komunikasi kelompok yang terbaik terjadi bila orang-orang dapat segera menanggapi komunikasi verbal dan nonverbal orang lain secara pribadi.

KELOMPOK MEMILIKI SEDIKIT PARTISIPAN Terdapat berbagai macam opini mengenai berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membangun sebuah kelompok kecil, tetapi umumnya berdasarkan parameter luar adalah 3 dan 12 orang.. Sedangkan ukuran sebagian lainnya ditentukan oleh tujuan kelompok. Jika tujuannya untuk mendorong input individu, diperlukan jumlah anggota yang lebih kecil. Jika anggota –anggota hendak ditampakkan ke dalam berbagai sudut pandang, sebaiknya dibentuk kelompok yang lebih besar. Keanggotaan suatu kelompok harus cukup besar sehingga terdapat semua fungsi yang berorientasi pada tugas dan manusia yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan. Lima sampai tujuh orang partisipan biasanya merupakan ukuran yang cukup bagi sebuah kelompok kerja. Kelompok ini tidak terlalu kecil untuk membagi sebuah tugas dan juga tidak terlalu besar untuk mencegah interaksi bebas diantara para anggota.
Zarda (1982) mengatakan, “Seseorang pembentuk kelompok pengambil keputusan akan membatasi besarnya kelompok dengan baik karena memberi dan menerima merupakan hal yang lebih cepat dan lebih tersebar luas dalam kelompok kecil dibandingkan kelompok besar.” Jumlah anggota yang ganjil mungkin umumya lebih disukai sehingga pada saat pemungutan suara akan terdapat kelebihan suara. Ketidaksetujuan dalam suatu kelompok bukan merupakan sifat tidak sehat, melainkan kelebihan suara justru dapat mengatasi jalan buntu pada saat pemungutan suara diperlukan.

KELOMPOK BEKERJA DI BAWAH ARAHAN SEORANG PEMIMPIN Kepemimpinan merupakan sebuah dimensi penting dari suatu studi kelompok kecil. Kelompok-kelompok kerja dapat berfungsi melalui kepemimpinan yang ditunjuk, kepemimpinan yang berdasarkan jabatan atau pangkat, atau kepemimpinan darurat. Hal yang pokok adalah tindakan kepemimpinan, atau tindakan bersama yang membantu kelompok-kelompok mencapai tujuannya, sangat diperlukan untuk kesehatan, efisiensi, dan efektivitas kelompok. Biasanya, hal yang lebih efisien dilakukan adalah memiliki orang yang telah ditunjuk sebelumnya sebagai pemimpin rapat, penyelenggara rapat, moderator, pemimpin, atau fasilitator kelompok. Apabila pihak berwenang yang lebih tinggi tidak menunjuk seorang pemimpin, sebaiknya mereka memilih seseorang untuk jabatan tersebut.

Performa (Bekerja Bersama Dalam Kelompok)

Bekerja sama dalam kelompok adalah hal yang utama di dalam suatu kelompok. Kelompok tanpa ada kerja sama yang baik maka tidak akan berjalan dengan lancer dan akan memperburuk keadaan. Hal-hal yang memacu semangat kelompok, yaitu :



* Adanya kebijakan dalam pembagian tugas-tugas terhadap individu
* Tidak otoriter dalam kepemimpinan
* Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok



Ketiga hal tersebut adalah salah satu hal yang memacu semangat kerja dalam kelompok. Salah satu alasan pembentukan kelompok agar memudahkan individu dalam mengerjakan tugasnya masing – masing. Performa dalam kelompok dapat diukur melalui hasil akhir tugas yang dikerjakan. Jika hasil tugas yang dikerjakan memenuhi persyaratan maka performa yang ditimbulkan kelompok memang sangat tinggi tetapi bila hasil tugas yang dikerjakan tidak sesuai dengan criteria yang diminta bisa dinilai bahwa performa kelompom tersebut masih rendah.

Penyebab Konflik

Ada tiga macam yang menyebabkan konflik bisa terjadi, yaitu :

1. Interdepence

Tidak semua interdepence menyebabkan konflik, jika :

a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence sehingga konflik menurun

b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence sehingga konflik meningkat.

Menurut Deutch (1949), ada dua cara dalam interdepence, yaitu :

* pure cooperation : promotive interdepence, dengan menolong
* pure competition : contrient interdepence, anggota bisa meraih

tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya.

2. Influence Strategies

Strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negative reinforcement dan meningkatkan konflik.

3. Misunderstanding dan Misperception

Kekaburan dan persepsi dan ketidakmengertian dalam strategi yang dilakukan.

Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Forming

Pandangan Psikoanalisis

Menurut Freud, orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu. Dari pandangan ini anggota akan mendapatkan afiliasi, pengharapan, rasa aman dan pengakuan dalam kelompok, hal ini disebut teori replacement. Ada dua proses dalm pembentukan kelompok, yaitu :

a. Identifikasi, bersumber dari anak ke orang tua.

Energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjauhkan orang lain (orang tua) sebagai model egonya yaitu Ideal. Penerimaan orang tua sebagai objek yang memebrikan kasih saying kepada anaknya memebentuk ikatan kuat lalu mengahasilkan kepuasan yang disebut sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.

b. Transferen, merupakan pengganti kelompok.

Bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu memepengaruhi kelompok selanjutnya. Individu mencari pemimpin kelompok sebagai figure otoritas, dan menganggap sebagai orang tuanya.

Pandangan Sosiobiologi

1. Menurut pandangan ini, individu masuk ke dalam suatu kelompok untuk memuasakan keinginannya berafiliasi secara biologis.
2. Berdasarkan teori evolusi dari Charles Darwin, bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang labil secara evolusi dan cultural dari individu yang dapat meningkatkan rata-rata kesuksesan bereproduksi.

Pandangan Proses Pembandingan Sosial

Menurut Leon Festinger (1950-1954), orang memebutuhkan orang lain karena ingin mendaptkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka. Individu membutuhkan bebagai informasi, ini hanya dapat didapatkan dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini atas sikap mereka yang menjelaskan apakah benar, valid dan sesuai.

Pandangan Pertukaran Sosial

Pandangan ini semacam model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :

1. reward, merupakan kegembiraan dan kepuasan yang di dapatkan dari kelompok.
2. cost, disini frustasi dan ketidakpuasan dapat terjadi.

Minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang besar dan mengurangi cost yang kecil).



Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Storming

Storming dapat diartikan sebagai konflik antar kelompok. Pada kelompok sering kali terjadi berbagai konflik, seperti gagal mencapai kesepakatan dan akibatnya tidak menemukan jalan keluar yang baik. Hal ini dipisu dari msing-masing pribadi individu yang tidak mau mengalah, egois dan merasa keputusannyalah yang paling benar diantara individu lainnya. Dalam hal ini pihak ketiga dapat dilibatkan demi rekonsiliasi atau mjediasi atas perbedaan yang ada.



Mediasi, didefinisikan sebagai ;bantuan pihak ketiga terhadap setidaknya dua kelompok yang bertikai yang mencoba mencapai kesepakatan’ (Pruitt & Kressel, 1985). Terkadang mediator memiliki kekuasaan untuk mendesak kedua belah pihak untuk mencapai solusi tertentu, proses semacam ini sering disebut arbitrasi. Mediatornya disebut arbitrator.



Selain itu ada cara bargaining atau negosiasi yang dapat mengurangi konflk. Prosuder ini dapat berjalan baik bila isu (hal yang dipermasalahkan) dapat dirumuskan, dan kedua belah pihak berkehendak untuk mengatasi isu tersebut. Tidak semua konflik dapat diselesaikan dengan bargaining atau negosiasi.


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2006

Storming

Storming dapat diartikan sebagai konflik antar kelompok. Pada kelompok sering kali terjadi berbagai konflik, seperti gagal mencapai kesepakatan dan akibatnya tidak menemukan jalan keluar yang baik. Hal ini dipisu dari msing-masing pribadi individu yang tidak mau mengalah, egois dan merasa keputusannyalah yang paling benar diantara individu lainnya. Dalam hal ini pihak ketiga dapat dilibatkan demi rekonsiliasi atau mjediasi atas perbedaan yang ada.



Mediasi, didefinisikan sebagai ;bantuan pihak ketiga terhadap setidaknya dua kelompok yang bertikai yang mencoba mencapai kesepakatan’ (Pruitt & Kressel, 1985). Terkadang mediator memiliki kekuasaan untuk mendesak kedua belah pihak untuk mencapai solusi tertentu, proses semacam ini sering disebut arbitrasi. Mediatornya disebut arbitrator.



Selain itu ada cara bargaining atau negosiasi yang dapat mengurangi konflk. Prosuder ini dapat berjalan baik bila isu (hal yang dipermasalahkan) dapat dirumuskan, dan kedua belah pihak berkehendak untuk mengatasi isu tersebut. Tidak semua konflik dapat diselesaikan dengan bargaining atau negosiasi.


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2006

Individu Dalam Massa

Ciri-ciri individu dalam massa, yaitu:

* Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan irasional
* Melakukan tindakan agresi yang melawan kebiasaan.



Menurut Sidis individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang.



Kondisi psikologis individu dalam massa

Menurut Gustave Le Bon, massa memiliki sifat psikologis sendiri-sendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan melakukan sesuatu yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat jika individu itu tidak tergabung dalam suatu massa. Seperti yang diungkapkan Durkheim adanya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Menurut Gustave Le bon dalam massa terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu massa adalah kesatuan mind dan kesatuan jiwa.

Sedangkan menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan tidak hanya dalam hal berfikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan dan dalam perbuatan yang tampak.


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Jenis dan Penyebab Gerakan Massa

Ada tiga jenis gerakan massa, yaitu :

1. Gerakan massa progresif : mengganti norma lama dan membentuk norma yang baru
2. Gerakan massa status quo : mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan massa reaksioner : orang yang bersifat untung-untungan, lebih lunak/fleksibel, tidak tegas dan selalu mementingkan golongannya sendiri.



Penyebabnya :

Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang mempunyai dorongan atau keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan yang tidak memeperoleh pelepasan terdorong dan tersimpan didalam alam bawah sadar, yang suatu saat akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.

Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman yang membatasi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma, anggota masyarakat tidak dapat bebuat seenaknya. Norma berfungsi dapat menyesuaikan keadaan lingkungan, dengan menyesuaikan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Salah satu mengenai perbuatan masa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasar yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan yang muncul dari alam bawah sadarnya yang ditekan. Jika masalah dipendam akan kurang baik, karena hal itu akan muncul kembali dalam bentuk massa.



Proses Dinamika Gerakan Massa :

1. Pemusatan perhatian
2. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
3. Penciptaan suasana kebersamaan
4. Pemimpin menbayar massa untuk menjalankan aktivitas


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Massa Pasif dan Massa Aktif

Massa aktif dapat disebut dengan mob, mob terbentuk karena adanya tindakan yang nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal. Menurut Mc Laughlin paling tidak ada tiga kondisi yang melatarbelakangi yaitu :

1.
* Adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah harus segera diselesaikan
* Adanya masalah yang cukup serius
* Upaya penyelesaian masalah yang tertunda



Ada beberapa faktor yang menyebabkan massa aktif :

1. Perasaan tidak puas, yaitu, diawali dengan bertukar pikiran, ide baru, perbuatan yang selalu diulang dan jika sudah matang menjadi massa.
2. Tekanan jiwa masyarakat, misalnya memuncak dan meledak tidak dapat dikendalikan.





Massa pasif biasa disebut dengan audience. Audience adalah kumpulan orang-orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul di mesjid untuk mendengarkan ceramah, menonton televisi.


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Definisi Psikologi Massa

Berdasarkan kamus lengkap psikologi, psikologi masaa adalah pembelajaran mengenai tingkah laku banyak orang atau kumpulan manusia mengenai kelompok-kelompok yang terorganisir dengan luas. Sedangkan menurut Chaplin(1972), psikologi masaa adalah psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam loosely organized group.

Massa memiliki pengertian sendiri yaitu sekumpulan banyak orang (ratusan/ribuan) yang berkumpul dalam suatu kegiatan yang bersifat sementara.

Ada beberapa tipe tentang masaa menurut Mennicke (1984) yaitu, masaa abstrak dan massa kongkrit.

1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan.

Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi yaitu:

1.
* Ada kejadian yang menarik
* Kebutuhan tidak terpenuhi
* Individu mendapat ancaman



2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai cirri-ciri :

1.
* Adanya kesatuan pikiran dan sikap
* Ada struktur yang jelas
* Bersifat dinamis dan emosional
* Sifat massa jelas
* Adanya ikatan batin dan persamaan norma



Perbedaa Massa Abstrak dan Massa Konkrit:

Masaa Abstrak : ego pribadi, tercermin dalam diri pemimpin

Massa kongkrit : ego massa, kepentingan masih kritis dan masih kongkrit



Antara massa abstrak dam massa kongkrit kadangt-kadang mempunyai hubungan, dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau bisa berubah menjadi massa yang kongkrit dan sebaliknya massa kongkrit dapat berubah menjadi massa abstrak. Terkadang massa abstrak bisa bubar tanpa adanya alasan.


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Jenis – Jenis Kelompok

Ada beberapa klarifikasi jenis kelompok salah satunya yaitu :

1. Dyad : kelompok terdiri dari dua orang, disini interaksi dan hubungan satu sama lain lebih intens, misalnya:kerja kelompok
2. Kelompok kecil : kelompok primer dimana terjadinya face to face dan ada identitas kelompok yang sangat kuat, misalnya ekskul di sekolah
3. Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur dengan jelas, misalnya OSIS
4. Masaa : bersifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak terstruktur, misalnya anggota kelompok tawuran.

Menurut Robbins, jenis kelompok terdiri dari :

1. Kelompok formal : ada keputusan managerial guna mencapai tujuan organisasi, bersifat resmi. Ditandai dengan adanya organisasi status, misalnya : OSIS
2. Kelompok informal : muncul dari upaya individu (tumbuh atas dasar keputusan bersama dan persahabatan). Ada faktor kebutuhan sosial, misalnya: usaha menjahit baju lalu bagi hasil.
3. Kelompok komando : ada manajer dan bawahan, misalnya : usaha restoran yang sudah besar dan punya cabang dimana-dimana.
4. Kelompok tugas : bekerjasama menyelesaikan tugas atau pekerjaan, misalnya : kelompok belajar.
5. Kelompok kepentingan : ada tujuan khusus dalam kelompok tersebut dan semua anggota terlibat di dalamnya, misalnya : partai
6. Kelompok persahabatan : karakteristik anggota sama, misalnya : geng sekolah.

Bedanya masaa dan agrerat adalah.. Masaa itu sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan sedangkan agrerat adalah kumpulan individu yang tidak berinteraksi satu sama lain, agrerat dapat berubah menjadi sebuah kelompok.

Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Alasan-Alasan Mengapa Individu Masuk Ke Dalam Kelompok

Dari beberapa alasan mengapa seseorang masuk ke dalam kelompok, berikut sedikit penjelasan mengenai pembahasan materi kali ini. Ada beberapa pendapat mengenai materi kali ini yaitu,

Menurut Forsyth: Individu memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis misalnya rasa aman dan cinta. Serta meningkatkan ketahanan yang adaptif dan kebutuhan informasi akan berita-berita.

Menurut Shaw: Faktor ketertarikan interpersonal, aktivitas kelompok, tujuan kelompok, keanggotaan kelompok, dan efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan yang didapat dari suatu kelompok).

Menurut Robbins (1998) : Keamanan, status, penghargaan diri, pertalian (aplikasi dari hubungan satu sama lain), kekuasaan.

Ada beberapa kerugian kelompok yaitu, Primary tension : ketegangan primer terjadi saat individu baru bergabung ke dalam anggota kelompok; Personal investments:individu berinvestasi dengan memberikan sebagian uang yang telah ditentukan seperti uang pendaftaran, selain uang juga ada waktu, tenaga, barang, iuran bulanan; Social rejection : penolakan sosial miasalnya, masuk geng motor; Interference: ada campur tangan orang lain; Reactance : reaksi individu terhadap kelompoknya. Keuntungan kelompok dibagi dua ada social support dan group member characteristic. Social support ada social approval: persetujuan dari lingkungan, apa yang dilakukan mendapat persetujuan dari kelompok; social belief confirmation: ada kepercayaan di dalam diri anggota kelompok. Group member characteristic ada competence: individu reaktif; physical attractiveness : ketertarikan fisik.


Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Ketertarikan Interpersonal

Menurut William C. Schultz ada tiga dimensi hubungan interpersonal, yaitu:
1. Need of inclusion (perasaan sebagai anggota dari suatu kelompok), keinginan untuk menumbuhkan rasa memiliki.
o Undersocial: misalnya, minder, menarik diri, tertutup.
o Social : misalnya, tahu situasi dan kondisi.
o Oversocial : misalnya, over akting.

1. Need of control (kebutuhan untuk mendominasi dan dominasi)
o Abdicrat : cirri-cirinya penurut.
o Democrat : cirri-cirinya memiliki kemampuan yang kuat.
o Autocrat : cirri-cirinya mendominasi suatu kelompok.

1. Need of affection (kasih sayang), kebutuhan untuk menyukai dan disukai.
o Underpersonal : membuat jarak dengan orang lain, menolak bantuan orang lain.
o Personal : independent, tidak bergantung pada orang lain.
o Overpersonal : kerjasama individu yang kuat dengan orang lain.



Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Minggu, 07 November 2010

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA

Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.

Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

TUJUAN
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:

1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.

AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.

TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS
Sesi 1.: Pengenalan Orang
Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Bola tennis
4. Tape rcorder
5. kaset “dangdut”
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah Kegiatan

1. Persiapan
• memilih klien sesuai dengan indikasi
• membuat kontrak dengan klien
• mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

1. salam terapeutik : Salam dari terapis kepada klien

2. evaluasi/ validasi : menanyakan perasan klien saat ini.

3. Kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
• terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
• terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal
• terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nma yang dibagikan
• terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
• terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan).
• Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.
• Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.
• Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
1. Evaluasi :
• terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK,terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
• tindak lanjut : terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan.
• kontrak yang akan datang

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain.

Minggu, 17 Oktober 2010

FAKTOR EMOSI

Apa yang membuat seseorang tertarik kepada orang tertentu, tetapi tidak kepada yang lainnya?

1. Faktor Proksimitas (Kedekatan Fisik)
2. Faktor Emosi (Basis efektif ketertarikan)

B. Faktor Emosi (Basis efektif ketertarikan)
 Dasar afektif (emosi) dari ketertarikan
a. Afek positif mendorong evaluasi yang positif terhadap orang lain (rasa
suka), sedangkan afek negatif mendorong evaluasi negatif (rasa tidak suka).
b. Maka orang merasa suka dengan seseorang yang dengannya dia merasa aman,
nyaman; tapi tidak suka terhadap seseorang yang dengannya dia tidak merasa
aman, nyaman.

 Associated affect
Penilaian terhadap orang lain dipengaruhi oleh keadaan emosional tertentu. Akibatnya, kita menilai orang itu secara positif atau negative, tergantung pada situasi emosional kita.
Misalnya : pada saat sedang bosan menunggu panggilan dokter diruang tunggu, kita kurang tertarik pada kehadiran orang lain, bahkan tidak suka terhadap mereka karena dinilai menjadi penyebab lamanya kita menunggu.

INTERPERSONAL ATTRACTION

Ketertarikan Interpersonal adalah sikapa atau evaluasi seseorang terhadap orang lain dalam derajat sangat suka sampai sangat tidak suka.

 Derajat ketertarikan interpersonal mempengaruhi kognisi kita dalam mengelompokkan orang lain (kategori social) dan mempengaruhi tingkah laku kita terhadap orang lain.

Zajonc, 1968
Kontak yang terus menerus (repeated exposure) dengan orang lain cenderung memunculkan evaluasi yang semakin positif terhadap orang itu.
Ini terjadi bahkan pada bayi dan hewan, di samping pada manusia dewasa.

AWAL KETERTARIKAN

Apa yang membuat seseorang tertarik kepada orang tertentu, tetapi tidak kepada yang lainnya?

1. Faktor Proksimitas (Kedekatan Fisik)
2. Faktor Emosi (Basis efektif ketertarikan)


A. Faktor Proksimitas (Kedekatan Fisik)
 Kedekatan tempat tinggal, tempat duduk di kelas, lokasi kerja dan lain-lain berpengaruh pada ketertarikan.
 Semakin dekat jarak fisik, semakin besar kemungkinan dua orang mengalami kontak secara berulang, dan dengan demikian maka semakin besar kemungkinan untuk mengalami repeated exposure (pemaparan berulang).
 Hubungan antara kedekatan dan repeated exposure dengan ketertarikan mungkin bukan hubungan sebab-akibat, tapi korelasi : kita pindah tempat karena ada orang tertentu yang kita suka.
 Aplikasi dari efek kedekatan yaitu :
a. Manusia yang ingin kenal lebih dekat dengan mahasiswa lainnya di
tempat
kuliah, biasanya mencari tempat duduk di sebelahnya atau di dekat
tempat duduknya.
b. Arsitek dalam mendesign perumahan, agar memudahkan sosialisasi
antarpenghuni.
c. Interior designer mendesign ruang kerja di perkantoran, agar kinerja
meningkat atau agar terjadi mobilitas kerja.

INTERAKSI ANTARA ANGGOTA KELOMPOK

Dalam sebuah kelompok itu pasti ada interaksi antara para anggotanya. Interaksi adalah hubungan timbal balik yg menghubungkan komunikasi & perubahan prilaku.
1. Proses kelompok
Kelompok sukses karena adanya “pasak penghubung”.
Fiedler memberikan tipologi dari kel kerja yg ddsrkan pd sifat & intensitas interaksi:
a) Kelompok interaksi (interacting groups), para anggotanya saling tergantung & aksi atau tindakan mereka perlu dikerjakan & disusun bersama untuk dpt menyelesaikan tgs kel dgn baik.
- aktivitas yg 1 akan mempengaruhi aktivitas yg lain.
- tahu tujuan.
- gampang kerjasama
b) kelompok koaksi (co-acting groups),
anggota kel ini bekerja sama dlm melaksanakan tgs kel, tapi masing2 dpt melaksanakan pekerjaannya relatif scr mandiri tdk saling tergntung.
- susah kerjasama
c) Kelompok konteraksi (counter-acting groups)
para anggotan kel bekerja sama untuk tujuan perundingan & memufakatkan sasaran & tuntutan yg bertentangan.
- tahu tujuan tetapi bentuk kesepakatan belum tahu
- mengobral scr bersama tetapi tujuannya berbeda
- susah kerjasama
Gejala dalam proses kelompok
Tiga fungsi yg menjelaskan gejala yg timbul dlm proses kelompok, yg timbul dlm proses interaksi antaranggota kelompok:
a) sbg penimbul gagasan baru dan penyelesaian kreatif
b) sbg mekanisme pemcahan masalah
c) sbg pelancar pelaksanaan majemuk

EFEKTIVITAS KELOMPOK

Disini terbagi dua faktor yang secara umum mempengaruhi efektivitas kelompok, yaitu faktor situasional dan faktor personal. Untuk itu, saya akan menguraikan kedua faktor tersebut dibawah ini:

a. Faktor Situasional : Karakteristik Kelompok
1. Ukuran kelompok yang efektif adalah terdiri dari 5 orang (Hare, 1952).
2. Jaringan komunikasi.
3. Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964).
Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
- Ketertarikan satu sama lain secara interpersonal.
- Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
- Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas
kebutuhan anggotanya.
4. Kepemimpinan, yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,
1980).

b. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok
Menurut (Cragan & Wright, 1980) terdapat dua dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal yang mencakup keterbukaan, percaya, simpati.
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol,
afeksi.

Sumber: Handout Psikologi Kelompok oleh Klara Innata Arishanti, S.Psi

BENTUK – BENTUK KELOMPOK

Beberapa teori yang menjelaskan terbentuknya kelompok antara lain:
(1) Teori Kontrak Sosial
(2) Teori Hasrat Sosial
(3) Teori Tenaga yang Menggabungkan
(4) Teori Kedekatan (Propinguity Theory)
(5) Teori Keseimbangan
(6) Teori Alasan Praktis (Practical Theory).
Bentuk-bentuk kelompok berdasarkan bentuk interaksi, latar belakang pembentukan kelompok, fungsi-fungsi yang ada dalam masyarakat, sifat-sifat kelompok dan sebagainya, adalah:
(1) kelompok formal dan informal
(2) kelompok terbuka dan tertutup
(3) kelompok primer dan sekunder
(4) kelompok referensi.
Kelompok informal terdiri dari 3 pola, yaitu :
(1) klik mendatar (Horizontal Clique)
(2) klik menegak (Vertical Clique)
(3) klik acak (Random Clique).
Kelompok referensi berfungsi sebagai :
(1) fungsi perbandingan
(2) fungsi pengesahan sosial.

PENDEKATAN STUDI KELOMPOK

Terdapat dua pendekatan dalam studi kelompok. Ada pendekatan teoritis dan pendekatan empiris. Pendekatan empiris didapatkan dari sejumlah studi lapangan, eksperimental, dan simulasi.

Sedangkan pendekatan teoritis didapatkan dan telah mendapatkan teori sintalitas dan teori produktivitas kelompok.
Tapi ternyata kedua pendekatan tersebut dapat digabungkan, misalnya menggunakan teori produktivitas pada studi kasus (studi lapangan), atau contoh yang lain membuktikan sintalitas kelompok pada sebuah eksperimen yang telah di kondisikan seperti simulasi dan lain sebagainya.

KARAKTERISTIK UMUM KELOMPOK

Disini saya akan membahas tentang karakteristik umum kelompok menurut Sorsyth, 1979, sbb.:

1. Interaksi yang berupa fisik, verbal, nonverbal, emosional.
2. Struktur yang berupa pola hubungan yang stabil diantara anggota, yaitu:
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki.
- Norma : aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku
yang tepat.
- Relasi antar anggota.
3. Tujuan, yaitu:
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama), faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga) dan memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai.
4. Groupness yang berupa entitavity (kesatuan) yaitu, tingkat dimana kesatuan kekuatan
tunggal menyatu.
5. Ketergantungan dinamis.

Sumber: Handout Psikologi Kelompok oleh Klara Innata Arishanti, S.Psi

Sejarah dan Pengertian Kelompok

Pada hakikatnya manusia memiliki sifat yang dapat digolongkan ke dalam: manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan: utama, sosial, dan integratif. Sedangkan menurut Maslow, kebutuhan manusia mencakup kebutuhan-kebutuhan: fisik, rasa aman, kasih sayang, prestasi dan prestise, serta jati diri. Kebutuhan sosial tersebut menyebabkan manusia selalu hidup berkelompok atau bermasyarakat. Dari definisi kelompok dapat disimpulkan bahwa suatu kelompok terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain, yang mempunyai tujuan yang sama dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok. Perbedaan definisi tentang kelompok yang terjadi, tergantung dari sudut pandang mana yang digunakan dalam merumuskan definisi tersebut.
Marvin menyatakan bahwa pengertian kelompok dapat digolongkan berdasarkan:
1) persepsi dan kognisi kelompok;
2) motivasi dan pemuasan kebutuhan;
3) tujuan kelompok;
4) organisasi kelompok;
5) saling ketergantungan masing-masing anggota kelompok; dan
6) interaksi.

Teori Sintalitas

Tidak lengkap rasanya jika kita ingin mempelajari sesuatu tanpa mengetahui teori-teori dan pendekatan-pendekatan didalamnya. Sama halnya dengan ilmu psikologi yang memiliki cabang-cabang pendekatan besar seperti: Pendekatan perilaku atau behavioristik, pendekatan kognitif, pendekatan psikoanalisa, dan pendekatan fenomenologi.
Kelompok juga memiliki pendekatan-pendekatan ( 2 pendekatan tepatnya ), yaitu:
• Pendekatan empiris ,dan
• Pendekatan teoritis
Nah disini saya akan coba memaparkan salah satu sub dari pendekatan teoritis, yaitu Teori sintalitas.
Teori Sintalitas
Teori ini dikembangkan oleh Cattel, seorang yang lahir di Hilltop, Bromwich Barat, atau mudahnya di England ( Inggris ) pada tanggal 20 maret 1905. Cattel berpendapat bahwa untuk membuat perkiraan ilmiah membutuhkan dan harus dapat diukur dan diklasifikasikan.
Maka dari dasar pemikiran itulah dia menjelaskan tentang kelompok yang seharusnya memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Hal ini jelas mematahkan penjelasan bahwa kelompok bersifat dinamis atau terus berubah. Dapat saya simpulkan bahwa jika kelompok dapat dipelajarinya kepribadiannya, maka ada sebuah perilaku didalamnya yang dapat membentuk kepribadian, dan jika ad perilaku dalam kelompok, maka ada yang membuat perilaku tersebut ( dalam hal ini adalah anggota kelompok ). Dan jika perilaku dan struktur yang khas itu dapat dipelajari dan dijadikan suatu hal yang harus ada dalam kelompok, maka tak akan ada pengaruh pada pergantian anggota didalamnya.
Cattel menjelaskan, bahwa setidaknya ada suatu panel / atau tuas didalam setiap kelompok yang saling bergantung satu sama yang lainnya, yaitu:
• Sifat sintalitas, yaitu pengaruh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
• Sifat Struktur kelompok, yaitu afeksi dan keakraban anatar anggota kelompok.
• Sifat populasi, yaitu sifat rata-rata dari tiap individu di kelompok.
Dan sebagai tambahan, Cattel juga memaparkan tentang aspek penting dalam kelompok, yaitu eksistensi kelompok yang tergantung pada kebutuhan anggotanya. Hal ini sudah sangat jelas, bahwa tidak akan ada kelompok jika tidak ada anggota dan tujuan yang sama didalam nya ( pengertian kelompok secara umum ).
Sumber referensi:
• http://ayurai.blog.friendster.com
• http://prari007luck.wordpress.com/

Pendekatan Empiris

Empiris dalam ilmu filsafat menekankan pada pengalaman sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Dan jika kita tela-ah menurut asal bahasanya, maka empiris berasal dari bahasa Yunani, yaitu empiria yang artinya coba-coba,pengalaman atau pengamatan. Disini saya coba menyimpulkan pandangan empiris dari 2 pengertian ini, yaitu suatu cara menemukan pengetahuan dengan cara mengamati dan coba-coba. Dari sini kita sudah bisa membedakan antara pendekatan ini dengan pendekatan teoritis.
Sama halnya seperti pendekatan teoritis. Pendekatan empiris juga memiliki beberapa sub bab. Salah satunya yang coba akan saya jelaskan adalah experiment labolatorium dan field study.
A. Experiment Laboratorium (experiment labolatorium).
Sebelum kita masuk ke “apa itu” Experiment laboratorium, maka ada baiknya kita berkenalan dulu dengan “apa itu” ekperiment atau metode experiment. Penelitian experiment semula diperkenalkan oleh Wilhelm.M.Wundt, berasal dari ilmu alam dan cabang ilmu yang pertama memakai metode ini adalah Psikologi. Dan dari metode eksperiment inilah kita perluasannya,yaitu:
• Kuantifiasi
• Aplikasi praktis, dll
Nah dalam metode experiment ada yang dinamakan kelompok eksperiment dan kelompok control. Kelompok eksperiment adalah kelompok yang diberi stimulus, sedangkan yang control tidak diberi stimulus apapun.
Urutan metode eksperiment menurut kesimpulan saya:
• Penguji mengadakan test pemula ( awal ) sebelum subjek dimasukan ke 2 kelompok ( eksperiment atau control ).
• Subjek masuk ke salah satu kelompok ( eksperiment atau control )
• Penguji mengadakan test ulang, guna mengetahui ada tidaknya pengaruh dari percobaan.
Sepanjang keterangan saya, saya belum menjelaskan soal “apa itu” experiment laboratorium bukan?? Nah sekarang saya akan memaparkannya. Dari kata “laboratorium” kita bisa membayangkan suatu ruangan dengan subjek dan penguji didalamnya. Yak!! Salah satu dari pengertiannya memang berhubungan dengan itu. Pengertian formalnya adalah: Penelitian laboratorium dilakuakan diruangan tertutup, yang dimana kelompok yang diberi stimulus ( eksperiment ) dihindari dari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi sehingga subjek bisa focus. Kelebihan dari penelitian ini adalah fokusnya hubungan sebab akibat sehingga lebih sah dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan kelemahannya adalah karena dilakukan di laboratorium, belum tentu penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Penelitian Lapangan ( field study )
Sebenarnya Field study atau penelitian lapangan merupakan anak cabang dari metode eksperiment. Tidak banyak yang bisa dijelaskan karena keterbatasan informasi yang saya miliki. Mudahnya field study merupakan kebalikan dari laboratorium eksperiment. Di mana perbedaannya? Sudah jelaskan bahwa lapangan bersifat terbuka dan laboratorium bersifat tertutup seperti yang telah kita ketahui bersama. Nah di dalam penelitian lapangan, kelompok eksperiment masih dapat berhubungan dengan factor-faktor lain, termasuk didalamnya factor gangguan.
Kelebihannya adalah kebalikan dari kekurangan di laboratorium eksperiment, yaitu penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kekurangannya merupakan kebalikan dari kelebihan di laboratorium eksperiment, yaitu tidak fokusnya kepastian hubungan sebab akibat karena sulit mengatur factor gangguan didalamnya.
Sebagai info tambahan. Apakah kalian tahu perbedaan anatara field study dengan case study?? Karena pada awalnya saya piker mereka memiliki persamaan pengertian. Namun lebih lanjut mereka berbeda, maksudnya dari artinya saja sudah berbeda: Field Study ( Penelitian Lapangan ) dan Case study ( Penelitian kasus ). Tapi ternyata perbedaan lain yang salah satunya saya mengerti adalah: Bahwa penelitian eksperiment atau field study ( dalam hal ini ) satu variable peneliti mengarahkan perhatiannya hanya pada satu jenis tingkah laku dalam jumlah yang terbatas, sedangkan studi kasus merupakan penggambaran subjek penelitian dalam keseluruhan tingkah laku.

TEORI SINTALITAS KELOMPOK

Teori ini berpendapat bahwa untuk mendapat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur dan diklasifikasikan dengan
tepat dan cermat.

Sintalitas kelompok merupakan salah satu ciri kepribadian kelompok yang terlihat juga mempegaruhi anggota-anggotanya. Kelompok mempengaruhi lingkungan atau kelompok yang dipengaruhi laingkungan menentukan tujuan dan eksistensi dari kelompok tersebut juga terjadi overlapping. Bahasa gampangnya dalam satu kelompok anggotanya dapat menjadi anggota dari kelompok lainnya juga.

Selain itu hubungan antar anggota kelompok, perilaku kelompok, dan pola organisasi kelompok juga saling mempengaruhi.

TERAPI PRODUKTIVITAS

Teori ini berdasarkan pada 3 komponen yaitu:
1. Orientasi penguat > teori-teori belajar, model, belajar menerima

2. Orientasi lapangan > berisi tentang teori-teori interaksi, saling melengkapi dan
ketersediaan,

3. Orientasi kognitif > tentang teori-teori harapan, tujuan, yang tetap membuat
kelompok bertahan dan ada.

Ketiga komponen itu berkesinambungan menjaga dan memepertahankan eksistensi kelompok juga memberikan kelompok motivasi untuk melakukan prestasi. Sehingga kelompok tersebut produktif.
Bila di bandingkan dengan teori Cattell, teori Stogdill terlihat ideal. namun bukan berarti tanpa kelemahan. Kelebihanya, kohesifitasnya sangat sedikit karena lebih banyak melakukan tugas secara formal. Menggolongkan kelompok seperti ini kedalam kelompok sekunder. Dari segi kelemahan, otoritas yang menuntut tanggung jawab membuat interaksi kelompok tidak terlalu dekat.


sumber: Klara Innata Arishanti, S.Psi - Handout Psikologi Kelompok

TUJUAN KELOMPOK

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota.
Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :
a) sepenuhnya bertentangan
b) sebagian bertentangan
c) netral
d) searah
e) identik
Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:
• dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
• mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan
dapat dicapai
• anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan
• adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan
kelompok
• bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil
dalam mencapainya
• adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
• berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan
kelompok

sumber : http://harismasterpsikology.wordpress.com/2010/10/03/tujuan-kelompok- kekompakan-kelompok/

SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK

Sejarah dinamika kelompok sebagai cabang ilmu terbagi menjadi 6 (enam) zaman, yaitu:
1. Zaman Yunani.
2. Zaman Liberalis.
3. Zaman Ilmu Jiwa Bangsa-bangsa.
4. Zaman Gerakan Massa.
5. Zaman Psikologi Sosial.
6. Zaman Dinamika Kelompok.

PENGERTIAN KELOMPOK

Para ahli tidak memiliki kata sepakat mengenai pengertian atau definisi kelompok. Hal diatas bukanlah hal yang aneh karena masing-masing ahli mempunyai sudut pandang yang berbeda satu dengan yang lain. Keadaan yang demikian merupakan keadaan yang biasa dalam ilmu noneksak, termasuk dalam psikologi. Seperti halnya psikologi mempunyai beberapa macam definisi, demikian pula dalam definisi mengenai kelompok.
Kita dapat memandang pengertian kelompok dari beberapa macam sudut pandang, dari segi prsepsi, motivasi, tujuan, interdependensi, struktur, serta dari segi interaksi.

Pengertian kelompok dari segi persepsi berdasarkan asumsi bahwa anggota kelompok sadar dan mempunyai persepsi bersama akan hubungan mereka dengan anggota lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Smith, 1945 ( dalam Shaw,1979:4):

We may define a social group as a unit consisting of a plural number of separate organisms (agents) who have a collective perception of their unity and who have the ability to act or are acting in a unitary manner toward their environment.

Dalam hal ini Smith menggunakan istilah social group sebagai suatu unit yang terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka.

Pengertian yang didasarkan pada motivasi misalnya dikemukakan oleh Bass (dalam Shaw, 1979:7), “We define group as a collection of individuals whose existance as a collection is rewarding to the individuals.” Titik berat pengertian lebih pada adanya rewarding dari kelompok terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok. Bass menggunakan istilah group, bukan social grup.

Di samping pengertian kelompok atas dasar motivasi, ada pula pengertian kelompok atas dasar tujuan. Pengertian kelompok atas dasar tujuan adalah dekat dengan definisi atas dasar motivasi. Misalnya, pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Mills (dalam Shaw,1979:8) menyatakan, “ Just what are these small groups we are referring to? To put it simply, they are units composed of two or more persons who come into contact for a purpose and who consider the contact meaningful.” Dari apa yang dipaparkan oleh Mills, kesimpulannya adalah titik berat dalam pengertian kelompok dilihat dari adanya purpose atau tujuan dan memandang kontak dalam kelompok adalah meaningful. Oleh karena itu, seperti telah dipaparkan sebelumnya tinjauan atas dasar tidak jauh berbeda dengan tinjauan atas dasar motivasi. Dalam hal ini, Mills menggunakan istilah the small group, bukan social group atau hanya group.

Di samping itu, ada definisi kelompok yang dilihat dari segi interdependensi, yaitu saling bergantung satu dengan yang lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Fiedler (dalam Shaw, 1979:9), yaitu : By this term (group) we generally mean a set of individuals who share a common fate, that is who are interdependent in the sense that an event which affects one member is likely to affect all. Pendapat yang senada dengan Fiedler dikemukakan oleh Cartwright dan Zander sebagai berikut :

A group is a collection of individuals who have relations to one another that make them interdependence to some significant degree. As so defined, the term group refers to a class of social entities having in common the property of interdependence among their constituent members. Apabila kita analisis, pandangan atas dasar interdependensi tidaklah jauh berbeda dengan pandangan atas dasar interaksi.

Contoh atas dasar interaksi dapat dikemukakan sebagai berikut : A group is a number of people in interaction with one another, and it is this interaction process that distinguishes group from a aggregate. (Bonner dalam Shaw, 1979:10).

Pengertian kelompok atas dasar struktur dapat mengambil contoh pendapat dari Sherif dan Sherif sebagai berikut:
A group is a social unit which consist a number o individuals who stand in (more or less) definite status and roles relationships to one another and which possesses a set of values or norms of its own regulating the behavior of individual members, at least in matter of consequence to the group. (Sherif and Sherif, 1956 dalam Johnson dan Johnson, 2000). Selain pengertian-pengertian di atas, ada baiknya kita mengetahui pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Birgham(1991:227): Group: Two or more people who interact with and influence each other and are held together by common interest or goals. Dalam kaitan dengan pengertian kelompok, kita dapat melihat adanya interaksi, pengaruh, serta tujuan bersama.

Penerapan Dinamika Kelompok

Pada dasarnya latihan dinamika kelompok berupaya menggali sekelumit pengalaman hidup yang sesungguhnya, untuk diamati dalam "laboratorium" agar dapat dipelajari secara mendalam sehingga peserta mendapat pandangan dan kematangan kepribadian yang lebih tepat untuk bergerak dan bekerja dalam kelompok secara lebih efektif dan efisien. Dalam pengalaman tiruan yang dialaminya dalam "laboratorium" latihan dinamika kelompok seseorang akan menjadi lebih peka akan sebab akibat sikap dan tingkah laku manusia dengan segala liku-liku perasaan dan pikirannya. Penggabungan efisiensi ilmiah dengan pengalaman realitas dikenal dengan sebutan "Latihan Dinamika Kelompok", yaitu suatu pendekatan laboratoris". Dalam latihan ini sejumlah orang dikumpulkan dalam kelompok dan melakukan berbagai kegiatan bersama dalam kurun waktu tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan proses berlatih melatih adalah
(1) peserta latihan
(2) tujuan latihan
(3) waktu
(4) peran pembimbing
(5) peralatan.
Latihan dinamika kelompok dalam proses berlatih melatih dilaksanakan dengan memperhatikan apa, siapa, bagaimana melaksanakannya dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut. Agar pelaksanaan proses berlatih melatih dapat berjalan dengan lancar, perlu dibuat perencanaan yang mencakup tujuan bentuk permainan alat bantu yang diperlukan dan uraian singkat cara pelaksanaannya.
Permainan/latihan dinamika kelompok dikelompokkan menjadi 6 kelompok tujuan, yaitu:
1. Berkenalan dan membentuk kelompok.
2. Komunikasi.
3. Diskusi.
4. Kerja sama.
5. Kepemimpinan.
6. Mengembangkan masyarakat.