Minggu, 17 Oktober 2010

FAKTOR EMOSI

Apa yang membuat seseorang tertarik kepada orang tertentu, tetapi tidak kepada yang lainnya?

1. Faktor Proksimitas (Kedekatan Fisik)
2. Faktor Emosi (Basis efektif ketertarikan)

B. Faktor Emosi (Basis efektif ketertarikan)
 Dasar afektif (emosi) dari ketertarikan
a. Afek positif mendorong evaluasi yang positif terhadap orang lain (rasa
suka), sedangkan afek negatif mendorong evaluasi negatif (rasa tidak suka).
b. Maka orang merasa suka dengan seseorang yang dengannya dia merasa aman,
nyaman; tapi tidak suka terhadap seseorang yang dengannya dia tidak merasa
aman, nyaman.

 Associated affect
Penilaian terhadap orang lain dipengaruhi oleh keadaan emosional tertentu. Akibatnya, kita menilai orang itu secara positif atau negative, tergantung pada situasi emosional kita.
Misalnya : pada saat sedang bosan menunggu panggilan dokter diruang tunggu, kita kurang tertarik pada kehadiran orang lain, bahkan tidak suka terhadap mereka karena dinilai menjadi penyebab lamanya kita menunggu.

INTERPERSONAL ATTRACTION

Ketertarikan Interpersonal adalah sikapa atau evaluasi seseorang terhadap orang lain dalam derajat sangat suka sampai sangat tidak suka.

 Derajat ketertarikan interpersonal mempengaruhi kognisi kita dalam mengelompokkan orang lain (kategori social) dan mempengaruhi tingkah laku kita terhadap orang lain.

Zajonc, 1968
Kontak yang terus menerus (repeated exposure) dengan orang lain cenderung memunculkan evaluasi yang semakin positif terhadap orang itu.
Ini terjadi bahkan pada bayi dan hewan, di samping pada manusia dewasa.

AWAL KETERTARIKAN

Apa yang membuat seseorang tertarik kepada orang tertentu, tetapi tidak kepada yang lainnya?

1. Faktor Proksimitas (Kedekatan Fisik)
2. Faktor Emosi (Basis efektif ketertarikan)


A. Faktor Proksimitas (Kedekatan Fisik)
 Kedekatan tempat tinggal, tempat duduk di kelas, lokasi kerja dan lain-lain berpengaruh pada ketertarikan.
 Semakin dekat jarak fisik, semakin besar kemungkinan dua orang mengalami kontak secara berulang, dan dengan demikian maka semakin besar kemungkinan untuk mengalami repeated exposure (pemaparan berulang).
 Hubungan antara kedekatan dan repeated exposure dengan ketertarikan mungkin bukan hubungan sebab-akibat, tapi korelasi : kita pindah tempat karena ada orang tertentu yang kita suka.
 Aplikasi dari efek kedekatan yaitu :
a. Manusia yang ingin kenal lebih dekat dengan mahasiswa lainnya di
tempat
kuliah, biasanya mencari tempat duduk di sebelahnya atau di dekat
tempat duduknya.
b. Arsitek dalam mendesign perumahan, agar memudahkan sosialisasi
antarpenghuni.
c. Interior designer mendesign ruang kerja di perkantoran, agar kinerja
meningkat atau agar terjadi mobilitas kerja.

INTERAKSI ANTARA ANGGOTA KELOMPOK

Dalam sebuah kelompok itu pasti ada interaksi antara para anggotanya. Interaksi adalah hubungan timbal balik yg menghubungkan komunikasi & perubahan prilaku.
1. Proses kelompok
Kelompok sukses karena adanya “pasak penghubung”.
Fiedler memberikan tipologi dari kel kerja yg ddsrkan pd sifat & intensitas interaksi:
a) Kelompok interaksi (interacting groups), para anggotanya saling tergantung & aksi atau tindakan mereka perlu dikerjakan & disusun bersama untuk dpt menyelesaikan tgs kel dgn baik.
- aktivitas yg 1 akan mempengaruhi aktivitas yg lain.
- tahu tujuan.
- gampang kerjasama
b) kelompok koaksi (co-acting groups),
anggota kel ini bekerja sama dlm melaksanakan tgs kel, tapi masing2 dpt melaksanakan pekerjaannya relatif scr mandiri tdk saling tergntung.
- susah kerjasama
c) Kelompok konteraksi (counter-acting groups)
para anggotan kel bekerja sama untuk tujuan perundingan & memufakatkan sasaran & tuntutan yg bertentangan.
- tahu tujuan tetapi bentuk kesepakatan belum tahu
- mengobral scr bersama tetapi tujuannya berbeda
- susah kerjasama
Gejala dalam proses kelompok
Tiga fungsi yg menjelaskan gejala yg timbul dlm proses kelompok, yg timbul dlm proses interaksi antaranggota kelompok:
a) sbg penimbul gagasan baru dan penyelesaian kreatif
b) sbg mekanisme pemcahan masalah
c) sbg pelancar pelaksanaan majemuk

EFEKTIVITAS KELOMPOK

Disini terbagi dua faktor yang secara umum mempengaruhi efektivitas kelompok, yaitu faktor situasional dan faktor personal. Untuk itu, saya akan menguraikan kedua faktor tersebut dibawah ini:

a. Faktor Situasional : Karakteristik Kelompok
1. Ukuran kelompok yang efektif adalah terdiri dari 5 orang (Hare, 1952).
2. Jaringan komunikasi.
3. Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964).
Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
- Ketertarikan satu sama lain secara interpersonal.
- Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
- Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas
kebutuhan anggotanya.
4. Kepemimpinan, yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,
1980).

b. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok
Menurut (Cragan & Wright, 1980) terdapat dua dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal yang mencakup keterbukaan, percaya, simpati.
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol,
afeksi.

Sumber: Handout Psikologi Kelompok oleh Klara Innata Arishanti, S.Psi

BENTUK – BENTUK KELOMPOK

Beberapa teori yang menjelaskan terbentuknya kelompok antara lain:
(1) Teori Kontrak Sosial
(2) Teori Hasrat Sosial
(3) Teori Tenaga yang Menggabungkan
(4) Teori Kedekatan (Propinguity Theory)
(5) Teori Keseimbangan
(6) Teori Alasan Praktis (Practical Theory).
Bentuk-bentuk kelompok berdasarkan bentuk interaksi, latar belakang pembentukan kelompok, fungsi-fungsi yang ada dalam masyarakat, sifat-sifat kelompok dan sebagainya, adalah:
(1) kelompok formal dan informal
(2) kelompok terbuka dan tertutup
(3) kelompok primer dan sekunder
(4) kelompok referensi.
Kelompok informal terdiri dari 3 pola, yaitu :
(1) klik mendatar (Horizontal Clique)
(2) klik menegak (Vertical Clique)
(3) klik acak (Random Clique).
Kelompok referensi berfungsi sebagai :
(1) fungsi perbandingan
(2) fungsi pengesahan sosial.

PENDEKATAN STUDI KELOMPOK

Terdapat dua pendekatan dalam studi kelompok. Ada pendekatan teoritis dan pendekatan empiris. Pendekatan empiris didapatkan dari sejumlah studi lapangan, eksperimental, dan simulasi.

Sedangkan pendekatan teoritis didapatkan dan telah mendapatkan teori sintalitas dan teori produktivitas kelompok.
Tapi ternyata kedua pendekatan tersebut dapat digabungkan, misalnya menggunakan teori produktivitas pada studi kasus (studi lapangan), atau contoh yang lain membuktikan sintalitas kelompok pada sebuah eksperimen yang telah di kondisikan seperti simulasi dan lain sebagainya.

KARAKTERISTIK UMUM KELOMPOK

Disini saya akan membahas tentang karakteristik umum kelompok menurut Sorsyth, 1979, sbb.:

1. Interaksi yang berupa fisik, verbal, nonverbal, emosional.
2. Struktur yang berupa pola hubungan yang stabil diantara anggota, yaitu:
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki.
- Norma : aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku
yang tepat.
- Relasi antar anggota.
3. Tujuan, yaitu:
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama), faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga) dan memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai.
4. Groupness yang berupa entitavity (kesatuan) yaitu, tingkat dimana kesatuan kekuatan
tunggal menyatu.
5. Ketergantungan dinamis.

Sumber: Handout Psikologi Kelompok oleh Klara Innata Arishanti, S.Psi

Sejarah dan Pengertian Kelompok

Pada hakikatnya manusia memiliki sifat yang dapat digolongkan ke dalam: manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan: utama, sosial, dan integratif. Sedangkan menurut Maslow, kebutuhan manusia mencakup kebutuhan-kebutuhan: fisik, rasa aman, kasih sayang, prestasi dan prestise, serta jati diri. Kebutuhan sosial tersebut menyebabkan manusia selalu hidup berkelompok atau bermasyarakat. Dari definisi kelompok dapat disimpulkan bahwa suatu kelompok terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain, yang mempunyai tujuan yang sama dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok. Perbedaan definisi tentang kelompok yang terjadi, tergantung dari sudut pandang mana yang digunakan dalam merumuskan definisi tersebut.
Marvin menyatakan bahwa pengertian kelompok dapat digolongkan berdasarkan:
1) persepsi dan kognisi kelompok;
2) motivasi dan pemuasan kebutuhan;
3) tujuan kelompok;
4) organisasi kelompok;
5) saling ketergantungan masing-masing anggota kelompok; dan
6) interaksi.

Teori Sintalitas

Tidak lengkap rasanya jika kita ingin mempelajari sesuatu tanpa mengetahui teori-teori dan pendekatan-pendekatan didalamnya. Sama halnya dengan ilmu psikologi yang memiliki cabang-cabang pendekatan besar seperti: Pendekatan perilaku atau behavioristik, pendekatan kognitif, pendekatan psikoanalisa, dan pendekatan fenomenologi.
Kelompok juga memiliki pendekatan-pendekatan ( 2 pendekatan tepatnya ), yaitu:
• Pendekatan empiris ,dan
• Pendekatan teoritis
Nah disini saya akan coba memaparkan salah satu sub dari pendekatan teoritis, yaitu Teori sintalitas.
Teori Sintalitas
Teori ini dikembangkan oleh Cattel, seorang yang lahir di Hilltop, Bromwich Barat, atau mudahnya di England ( Inggris ) pada tanggal 20 maret 1905. Cattel berpendapat bahwa untuk membuat perkiraan ilmiah membutuhkan dan harus dapat diukur dan diklasifikasikan.
Maka dari dasar pemikiran itulah dia menjelaskan tentang kelompok yang seharusnya memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Hal ini jelas mematahkan penjelasan bahwa kelompok bersifat dinamis atau terus berubah. Dapat saya simpulkan bahwa jika kelompok dapat dipelajarinya kepribadiannya, maka ada sebuah perilaku didalamnya yang dapat membentuk kepribadian, dan jika ad perilaku dalam kelompok, maka ada yang membuat perilaku tersebut ( dalam hal ini adalah anggota kelompok ). Dan jika perilaku dan struktur yang khas itu dapat dipelajari dan dijadikan suatu hal yang harus ada dalam kelompok, maka tak akan ada pengaruh pada pergantian anggota didalamnya.
Cattel menjelaskan, bahwa setidaknya ada suatu panel / atau tuas didalam setiap kelompok yang saling bergantung satu sama yang lainnya, yaitu:
• Sifat sintalitas, yaitu pengaruh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
• Sifat Struktur kelompok, yaitu afeksi dan keakraban anatar anggota kelompok.
• Sifat populasi, yaitu sifat rata-rata dari tiap individu di kelompok.
Dan sebagai tambahan, Cattel juga memaparkan tentang aspek penting dalam kelompok, yaitu eksistensi kelompok yang tergantung pada kebutuhan anggotanya. Hal ini sudah sangat jelas, bahwa tidak akan ada kelompok jika tidak ada anggota dan tujuan yang sama didalam nya ( pengertian kelompok secara umum ).
Sumber referensi:
• http://ayurai.blog.friendster.com
• http://prari007luck.wordpress.com/

Pendekatan Empiris

Empiris dalam ilmu filsafat menekankan pada pengalaman sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Dan jika kita tela-ah menurut asal bahasanya, maka empiris berasal dari bahasa Yunani, yaitu empiria yang artinya coba-coba,pengalaman atau pengamatan. Disini saya coba menyimpulkan pandangan empiris dari 2 pengertian ini, yaitu suatu cara menemukan pengetahuan dengan cara mengamati dan coba-coba. Dari sini kita sudah bisa membedakan antara pendekatan ini dengan pendekatan teoritis.
Sama halnya seperti pendekatan teoritis. Pendekatan empiris juga memiliki beberapa sub bab. Salah satunya yang coba akan saya jelaskan adalah experiment labolatorium dan field study.
A. Experiment Laboratorium (experiment labolatorium).
Sebelum kita masuk ke “apa itu” Experiment laboratorium, maka ada baiknya kita berkenalan dulu dengan “apa itu” ekperiment atau metode experiment. Penelitian experiment semula diperkenalkan oleh Wilhelm.M.Wundt, berasal dari ilmu alam dan cabang ilmu yang pertama memakai metode ini adalah Psikologi. Dan dari metode eksperiment inilah kita perluasannya,yaitu:
• Kuantifiasi
• Aplikasi praktis, dll
Nah dalam metode experiment ada yang dinamakan kelompok eksperiment dan kelompok control. Kelompok eksperiment adalah kelompok yang diberi stimulus, sedangkan yang control tidak diberi stimulus apapun.
Urutan metode eksperiment menurut kesimpulan saya:
• Penguji mengadakan test pemula ( awal ) sebelum subjek dimasukan ke 2 kelompok ( eksperiment atau control ).
• Subjek masuk ke salah satu kelompok ( eksperiment atau control )
• Penguji mengadakan test ulang, guna mengetahui ada tidaknya pengaruh dari percobaan.
Sepanjang keterangan saya, saya belum menjelaskan soal “apa itu” experiment laboratorium bukan?? Nah sekarang saya akan memaparkannya. Dari kata “laboratorium” kita bisa membayangkan suatu ruangan dengan subjek dan penguji didalamnya. Yak!! Salah satu dari pengertiannya memang berhubungan dengan itu. Pengertian formalnya adalah: Penelitian laboratorium dilakuakan diruangan tertutup, yang dimana kelompok yang diberi stimulus ( eksperiment ) dihindari dari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi sehingga subjek bisa focus. Kelebihan dari penelitian ini adalah fokusnya hubungan sebab akibat sehingga lebih sah dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan kelemahannya adalah karena dilakukan di laboratorium, belum tentu penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Penelitian Lapangan ( field study )
Sebenarnya Field study atau penelitian lapangan merupakan anak cabang dari metode eksperiment. Tidak banyak yang bisa dijelaskan karena keterbatasan informasi yang saya miliki. Mudahnya field study merupakan kebalikan dari laboratorium eksperiment. Di mana perbedaannya? Sudah jelaskan bahwa lapangan bersifat terbuka dan laboratorium bersifat tertutup seperti yang telah kita ketahui bersama. Nah di dalam penelitian lapangan, kelompok eksperiment masih dapat berhubungan dengan factor-faktor lain, termasuk didalamnya factor gangguan.
Kelebihannya adalah kebalikan dari kekurangan di laboratorium eksperiment, yaitu penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kekurangannya merupakan kebalikan dari kelebihan di laboratorium eksperiment, yaitu tidak fokusnya kepastian hubungan sebab akibat karena sulit mengatur factor gangguan didalamnya.
Sebagai info tambahan. Apakah kalian tahu perbedaan anatara field study dengan case study?? Karena pada awalnya saya piker mereka memiliki persamaan pengertian. Namun lebih lanjut mereka berbeda, maksudnya dari artinya saja sudah berbeda: Field Study ( Penelitian Lapangan ) dan Case study ( Penelitian kasus ). Tapi ternyata perbedaan lain yang salah satunya saya mengerti adalah: Bahwa penelitian eksperiment atau field study ( dalam hal ini ) satu variable peneliti mengarahkan perhatiannya hanya pada satu jenis tingkah laku dalam jumlah yang terbatas, sedangkan studi kasus merupakan penggambaran subjek penelitian dalam keseluruhan tingkah laku.

TEORI SINTALITAS KELOMPOK

Teori ini berpendapat bahwa untuk mendapat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur dan diklasifikasikan dengan
tepat dan cermat.

Sintalitas kelompok merupakan salah satu ciri kepribadian kelompok yang terlihat juga mempegaruhi anggota-anggotanya. Kelompok mempengaruhi lingkungan atau kelompok yang dipengaruhi laingkungan menentukan tujuan dan eksistensi dari kelompok tersebut juga terjadi overlapping. Bahasa gampangnya dalam satu kelompok anggotanya dapat menjadi anggota dari kelompok lainnya juga.

Selain itu hubungan antar anggota kelompok, perilaku kelompok, dan pola organisasi kelompok juga saling mempengaruhi.

TERAPI PRODUKTIVITAS

Teori ini berdasarkan pada 3 komponen yaitu:
1. Orientasi penguat > teori-teori belajar, model, belajar menerima

2. Orientasi lapangan > berisi tentang teori-teori interaksi, saling melengkapi dan
ketersediaan,

3. Orientasi kognitif > tentang teori-teori harapan, tujuan, yang tetap membuat
kelompok bertahan dan ada.

Ketiga komponen itu berkesinambungan menjaga dan memepertahankan eksistensi kelompok juga memberikan kelompok motivasi untuk melakukan prestasi. Sehingga kelompok tersebut produktif.
Bila di bandingkan dengan teori Cattell, teori Stogdill terlihat ideal. namun bukan berarti tanpa kelemahan. Kelebihanya, kohesifitasnya sangat sedikit karena lebih banyak melakukan tugas secara formal. Menggolongkan kelompok seperti ini kedalam kelompok sekunder. Dari segi kelemahan, otoritas yang menuntut tanggung jawab membuat interaksi kelompok tidak terlalu dekat.


sumber: Klara Innata Arishanti, S.Psi - Handout Psikologi Kelompok

TUJUAN KELOMPOK

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota.
Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :
a) sepenuhnya bertentangan
b) sebagian bertentangan
c) netral
d) searah
e) identik
Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:
• dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
• mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan
dapat dicapai
• anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan
• adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan
kelompok
• bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil
dalam mencapainya
• adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
• berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan
kelompok

sumber : http://harismasterpsikology.wordpress.com/2010/10/03/tujuan-kelompok- kekompakan-kelompok/

SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK

Sejarah dinamika kelompok sebagai cabang ilmu terbagi menjadi 6 (enam) zaman, yaitu:
1. Zaman Yunani.
2. Zaman Liberalis.
3. Zaman Ilmu Jiwa Bangsa-bangsa.
4. Zaman Gerakan Massa.
5. Zaman Psikologi Sosial.
6. Zaman Dinamika Kelompok.

PENGERTIAN KELOMPOK

Para ahli tidak memiliki kata sepakat mengenai pengertian atau definisi kelompok. Hal diatas bukanlah hal yang aneh karena masing-masing ahli mempunyai sudut pandang yang berbeda satu dengan yang lain. Keadaan yang demikian merupakan keadaan yang biasa dalam ilmu noneksak, termasuk dalam psikologi. Seperti halnya psikologi mempunyai beberapa macam definisi, demikian pula dalam definisi mengenai kelompok.
Kita dapat memandang pengertian kelompok dari beberapa macam sudut pandang, dari segi prsepsi, motivasi, tujuan, interdependensi, struktur, serta dari segi interaksi.

Pengertian kelompok dari segi persepsi berdasarkan asumsi bahwa anggota kelompok sadar dan mempunyai persepsi bersama akan hubungan mereka dengan anggota lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Smith, 1945 ( dalam Shaw,1979:4):

We may define a social group as a unit consisting of a plural number of separate organisms (agents) who have a collective perception of their unity and who have the ability to act or are acting in a unitary manner toward their environment.

Dalam hal ini Smith menggunakan istilah social group sebagai suatu unit yang terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka.

Pengertian yang didasarkan pada motivasi misalnya dikemukakan oleh Bass (dalam Shaw, 1979:7), “We define group as a collection of individuals whose existance as a collection is rewarding to the individuals.” Titik berat pengertian lebih pada adanya rewarding dari kelompok terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok. Bass menggunakan istilah group, bukan social grup.

Di samping pengertian kelompok atas dasar motivasi, ada pula pengertian kelompok atas dasar tujuan. Pengertian kelompok atas dasar tujuan adalah dekat dengan definisi atas dasar motivasi. Misalnya, pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Mills (dalam Shaw,1979:8) menyatakan, “ Just what are these small groups we are referring to? To put it simply, they are units composed of two or more persons who come into contact for a purpose and who consider the contact meaningful.” Dari apa yang dipaparkan oleh Mills, kesimpulannya adalah titik berat dalam pengertian kelompok dilihat dari adanya purpose atau tujuan dan memandang kontak dalam kelompok adalah meaningful. Oleh karena itu, seperti telah dipaparkan sebelumnya tinjauan atas dasar tidak jauh berbeda dengan tinjauan atas dasar motivasi. Dalam hal ini, Mills menggunakan istilah the small group, bukan social group atau hanya group.

Di samping itu, ada definisi kelompok yang dilihat dari segi interdependensi, yaitu saling bergantung satu dengan yang lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Fiedler (dalam Shaw, 1979:9), yaitu : By this term (group) we generally mean a set of individuals who share a common fate, that is who are interdependent in the sense that an event which affects one member is likely to affect all. Pendapat yang senada dengan Fiedler dikemukakan oleh Cartwright dan Zander sebagai berikut :

A group is a collection of individuals who have relations to one another that make them interdependence to some significant degree. As so defined, the term group refers to a class of social entities having in common the property of interdependence among their constituent members. Apabila kita analisis, pandangan atas dasar interdependensi tidaklah jauh berbeda dengan pandangan atas dasar interaksi.

Contoh atas dasar interaksi dapat dikemukakan sebagai berikut : A group is a number of people in interaction with one another, and it is this interaction process that distinguishes group from a aggregate. (Bonner dalam Shaw, 1979:10).

Pengertian kelompok atas dasar struktur dapat mengambil contoh pendapat dari Sherif dan Sherif sebagai berikut:
A group is a social unit which consist a number o individuals who stand in (more or less) definite status and roles relationships to one another and which possesses a set of values or norms of its own regulating the behavior of individual members, at least in matter of consequence to the group. (Sherif and Sherif, 1956 dalam Johnson dan Johnson, 2000). Selain pengertian-pengertian di atas, ada baiknya kita mengetahui pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Birgham(1991:227): Group: Two or more people who interact with and influence each other and are held together by common interest or goals. Dalam kaitan dengan pengertian kelompok, kita dapat melihat adanya interaksi, pengaruh, serta tujuan bersama.

Penerapan Dinamika Kelompok

Pada dasarnya latihan dinamika kelompok berupaya menggali sekelumit pengalaman hidup yang sesungguhnya, untuk diamati dalam "laboratorium" agar dapat dipelajari secara mendalam sehingga peserta mendapat pandangan dan kematangan kepribadian yang lebih tepat untuk bergerak dan bekerja dalam kelompok secara lebih efektif dan efisien. Dalam pengalaman tiruan yang dialaminya dalam "laboratorium" latihan dinamika kelompok seseorang akan menjadi lebih peka akan sebab akibat sikap dan tingkah laku manusia dengan segala liku-liku perasaan dan pikirannya. Penggabungan efisiensi ilmiah dengan pengalaman realitas dikenal dengan sebutan "Latihan Dinamika Kelompok", yaitu suatu pendekatan laboratoris". Dalam latihan ini sejumlah orang dikumpulkan dalam kelompok dan melakukan berbagai kegiatan bersama dalam kurun waktu tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan proses berlatih melatih adalah
(1) peserta latihan
(2) tujuan latihan
(3) waktu
(4) peran pembimbing
(5) peralatan.
Latihan dinamika kelompok dalam proses berlatih melatih dilaksanakan dengan memperhatikan apa, siapa, bagaimana melaksanakannya dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut. Agar pelaksanaan proses berlatih melatih dapat berjalan dengan lancar, perlu dibuat perencanaan yang mencakup tujuan bentuk permainan alat bantu yang diperlukan dan uraian singkat cara pelaksanaannya.
Permainan/latihan dinamika kelompok dikelompokkan menjadi 6 kelompok tujuan, yaitu:
1. Berkenalan dan membentuk kelompok.
2. Komunikasi.
3. Diskusi.
4. Kerja sama.
5. Kepemimpinan.
6. Mengembangkan masyarakat.

8 UNSUR DINAMIKA KELOMPOK

Menurut Margono Slamet, ada 8 (delapan) unsur-unsur dinamika kelompok, yaitu:
(1) tujuan kelompok
(2) struktur kelompok
(3) fungsi tugas
(4) mengembangkan dan membina kelompok
(5) kekompakan kelompok
(6) suasana kelompok
(7) tekanan pada kelompok
(8) efektivitas kelompok.

Sedangkan menurut Cartwright dan Zander, unsur-unsur dinamika kelompok adalah:
(1) group goals
(2) group unity
(3) group structure
(4) task function of group
(5) group building and maintenance
(6) group atmosphere
(7) group pressure
(8) group effectiveness.


Dalam mempelajari dinamika kelompok terdapat beberapa pendekatan, yaitu:
1. pendekatan Bales dan Hormans;
2. pendekatan Stogdill;
3. pendekatan ahli psiko analisis oleh Sigmund Freud dan Scheidlinger;
4. pendekatan Yennings dan Moreno.

8 ORIENTASI TEORITIS

Dalam Psikologi Kelompok terdapat 8 orientasi teoritis, yaitu:

1. Tujuan dibentuknya kelompok sangatlah penting unutk mempersatukan dan memberi harapan anggota-anggota keompok pada masa depan kelompoknya kelak. Biasanya tujuan membuat individu tertarik satu sama yang lainya dan akhirnya membentuk kelompok. Atau individu tertarik pada pemikiran individu lain yang serupa dengannya.

2. Perasaan saling membutuhkan (need to belong), juga akan mempersatukan orang. Sikap saling memanfaatkan juga bisa dikatakan interaksi dalam kelompok.

3.Ukuran kelompok menentukan interaksi kita dengan anggota-anggota lain dalam kelompok, misalnya jika kelompok terlalu besar maka interaksinya tidak akan terlalu efektif dan jika kelompok memiliki jumlah anggota yang sedikit, terlebih lagi dengan rentang waktu yang sangat lama maka akan muncul kohesifitas.

4.Komunikasi yang beragam juga merupakan salah satu dasar pembentukan kelompok, dan juga menentukan jenis kelompok.
Kelompok primer atau kelompok sekunder.
Perbedaannya: pertama, komunikasi di kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Artinya kita dapat mengungkapkan parasaan yang tersembunyi dari diri kita dan kepribadian kita yang tidak pernah tampak di depan umum dan sedikit sekali kendala dalam menyampaikan maksud dan berkomunikasi. Kedua, komunikasinya bersifat personal. Tentu saja karena kelompok primer lebih bersifat pribadi, sedangkan klompok sekunder bersifat formal dan dangkal.
Ketiga, pada kelompok primer lebih mementingkin hubungan antar anggota daripada isi yang di bicarakan di dalam kelompok, seperti pada kelompok sekunder.
Lalu yang keempat dan kelima adalah ekspresif dan informal. Kelompok primer tidak menggunakan kata" yang formal dan tidak terlalu penting isi yang terpenting adalah memuaskan perasaan kita untuk sekedar bercerita atau berkomunikasi dengan individu lainya.

5. Pengambilan keputusan pada kelompok merupakan hal kelima dalam yang menentukan dalam kelompok. Kebutuhan akan peran-peran dalam kelompok memungkinkan para anggota untuk memilih dan menempati peranya masing-masing. Setidaknya ada 14 peran dalam kelompok, namun yg peling penting dan paling diperhatikan adalah pemimpin. Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif memepengaruhi kelompok untuk bergerak kearah tujuan kelompok (Caragan & Wright, 1980). pengaruh pemimpin sangatlah penting untuk kelangsungan kelompok.

Pemimpin yang kurang cerdas dalam mengambil dan memutuskan sebuah keputusan akan menimbulkan process loss. Yaitu beberapa aspek yang menghambat pengmbilan keputusan dalam kelompok. Kohesifitas yang tinggi di dalam kelompok juga dapat menyebabkan Groupthink, dan pada akhirnya masalah tidak dapat terselesaikan.


6. Permasalahan-permasalahan kelompok yang memiliki pengaruh terhadap perilaku individu, misalnya konformitas atau terpengaruh dengan keputusan mayoritas didalam kelompok, social facilitation yang sudah pernah saya jelaskan de postingan sebelumnya, group polarization yaitu keadaan dimana individu telah memihak salah satu sisi sebelum permasalahan di diskusikan disebabkan karena tingkat kohesifitas dan konformitas yang tinggi, groupthink yang dapat membagi lagi kelompok menjadi 2 bagian in-group dan out-group, juga group isolation .

7. Konflik merupakam efek dari komunikasi, dan dapat terselesaikan hanya dengan kepercayaan satu sama anggota dengan anggota lainya.

8. Negosiasi dan kesepakatan adalah pemecahan lain dan juga kegiatan kelompok untuk menyelesaikan masalah/konflik. Ketika kedua pihak bernegosiasi dan mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan masalah, dimana kedua pihak telah mengakui apa yang terpenting bagi kelompok dan tidak penting mempermasalahkan lawan didalam kelompok. Maksudnya kembali pada tujuan kelompok semula

sumber:
1.Social psychology. Aronson dkk
2.Psikologi komunikasi. Drs. Jalaluddin Rakhman, M.Sc

Jumat, 08 Oktober 2010

DINAMIKA KELOMPOK

Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.

Pengertian dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan

Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa :
“Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.

Pengertian kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa :
“Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.

Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa :
“Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.”

Fungsi Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
(Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Memudahkan segala pekerjaan.
(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)

PENGERTIAN KELOMPOK

Para ahli tidak memiliki kata sepakat mengenai pengertian atau definisi kelompok. Hal diatas bukanlah hal yang aneh karena masing-masing ahli mempunyai sudut pandang yang berbeda satu dengan yang lain. Keadaan yang demikian merupakan keadaan yang biasa dalam ilmu noneksak, termasuk dalam psikologi. Seperti halnya psikologi mempunyai beberapa macam definisi, demikian pula dalam definisi mengenai kelompok.
Kita dapat memandang pengertian kelompok dari beberapa macam sudut pandang, dari segi prsepsi, motivasi, tujuan, interdependensi, struktur, serta dari segi interaksi.

Pengertian kelompok dari segi persepsi berdasarkan asumsi bahwa anggota kelompok sadar dan mempunyai persepsi bersama akan hubungan mereka dengan anggota lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Smith, 1945 ( dalam Shaw,1979:4):

We may define a social group as a unit consisting of a plural number of separate organisms (agents) who have a collective perception of their unity and who have the ability to act or are acting in a unitary manner toward their environment.

Dalam hal ini Smith menggunakan istilah social group sebagai suatu unit yang terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka.

Pengertian yang didasarkan pada motivasi misalnya dikemukakan oleh Bass (dalam Shaw, 1979:7), “We define group as a collection of individuals whose existance as a collection is rewarding to the individuals.” Titik berat pengertian lebih pada adanya rewarding dari kelompok terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok. Bass menggunakan istilah group, bukan social grup.

Di samping pengertian kelompok atas dasar motivasi, ada pula pengertian kelompok atas dasar tujuan. Pengertian kelompok atas dasar tujuan adalah dekat dengan definisi atas dasar motivasi. Misalnya, pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Mills (dalam Shaw,1979:8) menyatakan, “ Just what are these small groups we are referring to? To put it simply, they are units composed of two or more persons who come into contact for a purpose and who consider the contact meaningful.” Dari apa yang dipaparkan oleh Mills, kesimpulannya adalah titik berat dalam pengertian kelompok dilihat dari adanya purpose atau tujuan dan memandang kontak dalam kelompok adalah meaningful. Oleh karena itu, seperti telah dipaparkan sebelumnya tinjauan atas dasar tidak jauh berbeda dengan tinjauan atas dasar motivasi. Dalam hal ini, Mills menggunakan istilah the small group, bukan social group atau hanya group.

Di samping itu, ada definisi kelompok yang dilihat dari segi interdependensi, yaitu saling bergantung satu dengan yang lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Fiedler (dalam Shaw, 1979:9), yaitu : By this term (group) we generally mean a set of individuals who share a common fate, that is who are interdependent in the sense that an event which affects one member is likely to affect all. Pendapat yang senada dengan Fiedler dikemukakan oleh Cartwright dan Zander sebagai berikut :

A group is a collection of individuals who have relations to one another that make them interdependence to some significant degree. As so defined, the term group refers to a class of social entities having in common the property of interdependence among their constituent members. Apabila kita analisis, pandangan atas dasar interdependensi tidaklah jauh berbeda dengan pandangan atas dasar interaksi.

Contoh atas dasar interaksi dapat dikemukakan sebagai berikut : A group is a number of people in interaction with one another, and it is this interaction process that distinguishes group from a aggregate. (Bonner dalam Shaw, 1979:10).

Pengertian kelompok atas dasar struktur dapat mengambil contoh pendapat dari Sherif dan Sherif sebagai berikut:
A group is a social unit which consist a number o individuals who stand in (more or less) definite status and roles relationships to one another and which possesses a set of values or norms of its own regulating the behavior of individual members, at least in matter of consequence to the group. (Sherif and Sherif, 1956 dalam Johnson dan Johnson, 2000). Selain pengertian-pengertian di atas, ada baiknya kita mengetahui pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Birgham(1991:227): Group: Two or more people who interact with and influence each other and are held together by common interest or goals. Dalam kaitan dengan pengertian kelompok, kita dapat melihat adanya interaksi, pengaruh, serta tujuan bersama.

PSIKOLOGI KELOMPOK DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

Dalam membicarakan suatu masalah, kita sangat logis untuk mengetahui suatu masalahnya. Apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan psikologi kelompok? Seperti yang telah kita ketahui, psikologi adalah ilmu tentang perilaku danh perilaku sebagai manifestasi kehidupan psikis. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa psikologi kelompok merupakan ilmu yang berkaitan dengan perilaku kelompok.

Secara garis besar, ada psikologi umum dan khusus. Psikologi umum membucarakan hal-hal yang bersifat umum. Misalnya masalah berpikir dibicarakan secara umum atau masalah emosi dibicarakan secara umum. Hal-hal yang khusus dibicarakan dalam psikologi khusus. Misalnya, berpikir anak dibicarakan secara khusus dalam psikologi anak atau bagaimana emosi remaja dibicarakan dalam psikologi remaja. Salah satu psikologi khusus adalah Psikologi Sosial, yaitu psikologi yang bgerkaitan dengan perilaku manusia dalam situasi social. Situasi social adalah situasi dimana terdapat interaksi antara individu satu dengan individu yang lain. Dengan kata lain, Psikologi social merupakan ilmu yang berkaitan dengan interaksi manusia. Salah satu bagian psikologi social adalah Psikologi Kelompok. Psikologi Kelompok adalah ilmu yang berkaitan dengan perilaku kelompok. Psikologi kelompok memang membicarakan perilaku kelompok. Psikologi kelompok dapat pula disebut Dinamika Kelompok.

Saat membicarakan dinamika kelompok, orang tidak dapat melupakan nama Kurt Lewin. Kurt Lewin dapat disebut tkoh dalam dinamika kelompok. Kelompok pada umumnya menunjukkan keadaaan yang aktif, bersemangat, dan berubah, bersifat dinamis. Oleh karena itu, Psikologi Kelompok pun disebut Dinamika Kelompok.