Senin, 28 Februari 2011

Tugas Psikologi Lingkungan….

1.Apa yg dimaksud dengan transactional interdependency antara manusia dengan lingkungannya?
Menurut Gifford mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai suatu studi dari suatu transaksi di antara individu dengan setting fisiknya. Dalam transaksi itu individu mengubah lingkungannya dan sebaliknya perilaku serta pengalaman individu itu di ubah oleh lingkungan.
Menurut Emery and Tryst melihat bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal yang serupa dengan pendapat Gifford yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya dan lingkungan akan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya.

2.Mengapa psikologi lingkungan memerlukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu?
Dalam penelitiannya ahli psikologi lingkungan menggunakan perspektif interdisipliner. Disiplin yang digunakan adalah meteorology dan geofisika, fisika, kimia, arsitektur dan biologi.
Jadi psikologi lingkungan adalah ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan social.

3.Perbedaan dalam hal apakah dibedakannya ambient condition dan Architectural Features?
1.Ambient Condition
Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti suara, cahaya, warna, kualitas udara, tempratur, dan kelembapan.
2.Architectural Features
Di dalamnya terdapat seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya dalam suatu ruangan, yang termasuk di dalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap, serta pengaturan perabotan dan dekorasi.

4.Jelaskan apa yang dimaksud dengan setting perilaku dengan memberi contoh kehidupan sehari-hari?
Teori Medan merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Lewin juga mengatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari kepribadian dan lingkungan, sehingga dapat diformulasikan menjadi :

T L= f(P.L)

Keterangan :
TL = tingkah laku P = pribadi
f = fungsi L = lingkungan

5.Untuk meneliti perbedaan perilaku yang terjadi pada ruang kelas yang memiliki kapasitas 30 orang dan 100 orang, maka metode yang dipakai adalah metode Studi korelasi.
Menurut Veitch dan Arkkelin, jika seorang peneliti ingin memastikan tingkat validitas eksternal yang tinggi, maka peneliti tersebut menggunakan variasi-variasi dari metode korelasi. Studi ini dirancang untuk menyediakan informasi-informasi tentang hubungan-hubungan antara hal atau peristiwa yang terjadi di alam nyata yang tidak dibebani oleh pengaruh pengumpulan data.

6.Apa pengaruh estetika pada individu dalam seting kota?
Ada 2 hal mengenai pengetahuan estetika, yaitu :
1.Identifikasi dan pengetahuan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi persepsi dari suatu objekatau suatu proses keindahan atau pengalaman yang menyenangkan.
2.Untuk mengetahui kemampuan manusia dalam menciptakan dan menikmati karya.
Menurut Spreanger ada 6 kategori orientasi hidup, dimana nilai estetis merupakan salah satu dari nilai ekonomi, nilai kekuasaan, nilai social, nilai religious, dan nilai intelektual.

7.Dalam suatu kamar asrama, akan berakibat apakah satu ruangan yg ditambah perabotan secara terus-menerus?
Pengaturan perabot dalam ruang akan mempengaruhi cara orang mempersepsi ruang tersebut.
Imamoglo mengatakan bahwa ruangan yang kosong dipersepsikan lebih besar daripadaruangan dengan perabot. Imamoglu melakukan penelitian dan meminta subjek untuk mengevaluasi kelemahan ruang pada ruang percobaan dan memberikan perkiraan tentang perbandingan ukuran pada suatu perabotan ruang kantor. Ruang tersebut disajikan dengan 3 kondisi yang berbeda, yaitu kosong, dengan perabotan jumlah normal dan perabotan dengan jumlah yang penuh. Jumlah perabotan dijadikan sebagai variable bebas. Hipotesis tersebut mengatakan bahwa ketika perabotan diletakkan dalam satu ruang, maka ruang akan terlihat lebih kecil.

Kamis, 24 Februari 2011

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

a. Studi Korelasi

Seorang peneliti dapat menggunakan variasi dari metode korelasi, jika seorang peneliti berminat untuk memastikan tingkat validitas eksternal yang tinggi (Veitch & Arkkelin, 1995). Studi ini menyediakan informasi tentang hubungan-hubungan atau peristiwa yang terjadi di alam nyata tanpa dipengaruhi oleh pengumpulan data.

Namun sesempurna apapun suatu studi juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari studi kasus adalah lemahnya validitas internal, berkebalikan dengan studi laboratorium yang memiliki tingkat validitas internal yang lebih tinggi, namun memliki validitas eksternal yang lebih rendah jika dibandingkan dengan studi korelasi.



b. Eksperiment Laboratorium

Jika peneliti tertarik untuk memastikan tingkat validitas internal yang tinggi, maka studi inilah yang sangat tepat (Veitch & Arkkelin, 1995). Metode ini member kebebasan kepada peneliti untuk melakuakn manipulasi secara sistematik dengan tujuan mengurangi variable-variabel yang mengganggu. Metode ini mengambil subjeknya secara random, yang berarti semua subjek memiliki kesempatan yang sama dalam semua keadaan eksperimen. Namun kelemahan dari metode ini salah satunya adalah hasil yang diperoleh di laboratorium belum pasti dapat diterpkan di luar laboratorium.



c. Eksperimen Lapangan

Metode ini adalah metode penengah antara Korekasi dengan Eksperiment Laboratorium. Asumsinya adalah jika peneliti ingin menyeimbangkan validitas internal yang didapat dalam eksperiment laboratorium dengan validitas eksternal yang didapat dari studi korelasi. Dalam metode ini peneliti tetap melakukan manipulasi sitematis, hanya bedanya peneliti juga harus member perhatian pada variable eksternal dalam suatu seting tertentu



d. Teknik-Teknik Pengukuran

Beberapa disajikan beberapa contoh tekhnik pengukuran dengan keunggulannya masing-masing, antara lain mudah dalam scoring, administrasi maupun dalam proses pembuatannya. Antara lain:

A Self-report

B Kuisioner

C Wawancara atau Interview

D Skala Penilaian






Sumber Referensi:

* Unknown, Bab 2 Pendekatan Teori Dan Metode Penelitian Psikologi Lingkungan, Diakses tanggal 16-2-2011/ pukul 20.16, http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab2-pendekatan_teori_dan_metode_penelitian_psikologi_lingkungan.pdf
* Avin Fadilla Helmy, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Diakses tanggal 16-2-2011/ pukul 20.16, http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/psikologilingkungan_avin.pdf
* Avin Fadilla Helmy, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Diakses tanggal 16-2-2011/ pukul 20.16, http://pdfcast.org/pdf/beberapa-teori-psikologi-lingkungan

PENDEKATAN TEORI PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, bahwa pendekatan teori Psikologi Lingkungan sangatlah luas. Psikologi Lingkungan dapat dikaji dengan teori baik dalam teori psikologi sendiri maupun cabang ilmu diluar psikologi. Contohnya saja seperti Contoh yang ada pada postingan sebelumnya tentang masyarakat nomaden dan masyarakat menetap. Hal tersebut melihat bahwa psikologi lingkungan juga memakai dasar teori dari ilmu Geografi. Adapun cabang ilmu psikologi itu sendiri, seperti teori Gestalt. Sekilas tentang Psikologi Gestalt, bahwa teori ini melihat objek-objek, manusia, dan seting-seting dipersepsi secara keseluruhan. Sedangkan sumbangannya terhadap Psikologi Lingkungan dapat dilihat antara lain pada kognisi lingkungan,misal untuk menjelaskan persepsi, berpikir, dan pemrosesan informasi lingkungan.

1. TEORI PSIKOLOGI LINGKUNGAN

a. Arousal Theory (Teori Arousal)

Arousal memiliki arti harfiah yang berarti pembangkit. Pembangkit disini maknanya adalah gairah atau emosi individu untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya saja saat kita kuliah pada mata pelajaran yang tidak menyenangkan, atau materi yang tidak kita suka. Maka secara otomatis kita akan mengantuk atau merasa lelah lebih cepat. Hal itu dapat diartikan bahwa kita tidak memiliki arousal untuk mata kuliah tersebut. Sedangkan kaitannya dengan Psikologi Lingkungan adalah, saat arousal seseorang itu rendah maka kinerja dari orang tersebut menurun, dan sebaliknya saat makin tinggi tingkat arousal seseorang maka semakin tinggi pula konerja nya.

b. Teori Beban Lingkungan

Asumsi dari teori ini adalah, bahwa manusia memiliki pemrosesan informasi yang terbatas. Menurut Cohen (Fisher, 1985; dalam Veitch & Arkkelin, 1995), asumsi tersebut adlaah: 1. Bahwa manusia memiliki kapasitas pemrosesan informasi yang terbatas. 2. Jumlah Atensi yang diberikan orang tidak konstan, namun lebih kepada kesesuaian dengan kebutuhan. 3. Ketika informasi yang masuk berlebih, maka perhatian tidak akan bekerja secara maksimal. 4. Stimulus yang masuk akan dipantau, jika stimulus tersebut memiliki makna dan diperhatikan maka aka nada pemrosesan lebih jauh, namun jika tidak akan langsung dibuang atau tidak ada pemrosesan lebih lanjut.

Lalu jika informasi yang masuk lebih besar dari kapasitas maka akan terjadi yang dinamakan dengan pemusatan perhatian, contohnya saja saat kita sedang menjalani ujian tengah semester, kita akan lebih focus mengerjakan soal ujian dan lebih cenderung mengabaikan keadaan sekitar sampai soal yang kita kerjakan selesai.

Namun jika sebaliknya, saat stimulus yang datang lebih kecil dari kapasitas dapat terjadi kebosanan pada diri individu. Karena kurangnya stimulus dalam lingkungan juga dapat dikaitkan dengan kemonoton-an informasi yang dating ke diri individu.



c. Teori Hambatan Perilaku

Asumsi dari teori ini adalah stimulasi yang berlebihan menyebabkan terjadinya penghambatan dalam memproses informasi. Sehingga berakibat hilangnya control dari individu terhadap situasi.

Menurut Brehm dan Brehm (dalam Veitch & Arkkelin, 1995), awal saat kita merasakan hilang kendali atau control terhadap lingkungan, maka mula-mula kita akan merasa tak nyaman dan berusaha untuk menekankan kembali fungsi kendali kita. Hal ini disebut dengan fenomena psychological reactance.



d. Teori Tingkat Adaptasi

Teori ini memiliki kemiripan dengan teori beban lingkungan, yang dimana stimulus yang tinggi maupun rendah memiliki dampak negative bagi perilaku individu. Namun nilai lain dari teori ini adalah pengenalan tingkat adaptasi pada individu, misalnya tingkat arousal atau adaptasi individu terbiasa dengan keadaan lingkungan atau tingkat pengharapan suatu lingkungan tertentu.

Menurut Wohwill (dalam Fisher, 1984) membagi 3 dimensi hubungan perilaku lingkungan: 1. Intensitas, yang berhubungan dengan kesesakan atau justru kelenggangan yang dapat mempengaruhi psikologis individu. 2. Keanekaragaman, berkaitan dengan banyaknya informasi yang masuk atau justru sedkitnya informasi yang masuk dan tak sebanding dengan kapasitas pemrosesan informasi. Jika berlebih maka dapat terjadi yang dinamakan overload dan jika terlalu sedikit maka dapat terjadi kemonotonan. 3. Keterpolaan, berkaitan dengan keteraturan suatu pola sehingga dapat atau tidak dapatnya diprediksi oleh individu. Semakin teratur suatu pola semakin mudah dikenali oleh individu, dan begitupun sebaliknya.



e. Teori Stress Lingkungan

Teori in lebih menekankan pada peran fisiologi, kognisi maupun emosi dalam usaha manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Stress dapat terjadi saat respon stress atau beban melebihi kapasitas tingkat optimal. Hal yang dapat membuat individu menjadi stress disebut dengan stressor. Namun individu memiliki hal yang disebut dengan coping. Jika sumber-sumber coping tersebut habis maka dapat terjadi exhausted atau yang biasa kita sebut dengan kelelahan (Selye dalam Veitch & Arkkelin, 1995).



Sumber Referensi:

* Unknown, Bab 2 Pendekatan Teori Dan Metode Penelitian Psikologi Lingkungan, Diakses tanggal 16-2-2011/ pukul 20.16, http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab2-pendekatan_teori_dan_metode_penelitian_psikologi_lingkungan.pdf
* Avin Fadilla Helmy, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Diakses tanggal 16-2-2011/ pukul 20.16, http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/psikologilingkungan_avin.pdf
* Avin Fadilla Helmy, Beberapa Teori Psikologi Lingkungan, Diakses tanggal 16-2-2011/ pukul 20.16, http://pdfcast.org/pdf/beberapa-teori-psikologi-lingkungan

Psikologi lingkungan: Latar belakang, Definisi, lingkup, Ambient Condition & Architectural Features

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

A. Latar Belakang Sejarah Psikologi Lingkungan

Adalah Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan Field Theory (Teori Medan) yang merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Lewin mengatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, sehingga dapat diformulasikan

Sebelum mengenal istilah psikologi lingkungan yang sudah baku, beberapa istilah lain telah mendahuluinya. Sebelumnya Lewin memberikan istilah ekologi psikologi (psychological ecology) pada tahun 1943. lalu pada tahun 1947 Roger Barker dan Herbert Wright memperkenalkan istilah setting perilaku (behaviorak setting). Istilah psikologi arsitektur (architectural psychology) diperkenalkan pada tahun 1961 dan 1966. dan terakhir pada tahun 1968 Harold Proshansky dan William Ittelson psikologi lingkungan (environmental psychology) di CNUY.

Membahas perihal teori-teori yang dikemukakan para ahli psikologi lingkungan, maka yang terlibat adalah teori-teori, baik di dalam maupun di luar disiplin psikologi. Beberapa teori tersebut amat luas jangkauannya dan beberapa lagi yang lain lebih terfokus, beberapa amat lemah dalam data empiris dan beberapa yang lain amat kuat. Dalam kaitan antara lingkungan dengan perilaku manusia, maka kita dapat menyebut sejumlah teori dimana dalam perspektif ini, yang terlibat di dalamnya antara lain adalah geografi, biologi ekologi, behaviorisme, dan psikologi Gestalt (Veitch & Arkkelin, 1995).

Geografi. Beberapa ahli sejarah dan geografi telah mencoba menerangkan jatuh-bangunnya peradaban yang disebabkan oleh karakteristik lingkungan. Sebagai contoh, Toynbee (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengembangkan teori bahwa lingkungan (atau secara lebih spesifik topografi, iklim, vegetasi, ketersediaan air, dan sebagainya) adalah tantangan bagi penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut. Tantangan lingkungan yang ekstrim akan merusak peradaban, sementara tantangan yang terlalu kecil akan mengakibatkan stagnasi kebudayaan. Lebih lanjut Toynbee mengusulkan bahwa tantangan lingkungan pada tingkat menengah juga dapat mempengaruhi perkembangan peradaban. Pada tingkat yang makin berkurang atau sebaliknya makin berlebihan hasilnya justru akan memperlemah pengaruhnya.

Gagasan mengenai tantangan lingkungan dan respon-respon perilakunya meski didasari oleh para penganut geographical determinism, ternyata seringkali merupakan bentuk-bentuk atau variasi-variasi teori yang diterapkan dalam psikologi lingkungan. Sebagai contoh Barry, Child dan Bacon (dalam Veitch & Arkkelin, 1995) mengusulkan bahwa kebudayaan masyarakat pertanian (yang tidak nomaden) ternyata menekankan pola asuh pada generasinya berupa: tanggungjawab, ketaatan, dan kepatuhan. Sebaliknya pada kebudayaan nomaden pola asuh yang ditekankan adalah pada kemandirian dan akal.

Perbedaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada kebudayaan pertanian, orang tinggal dan bekerja bersama-sama dalam suatu komunitas yang tanpa mobilitas yang tinggi, sehingga yang dihasilkan adalah organisasi yang teratur. Hal tersebut tentunya akan lebih menekankan pola asuh kepada ketaatan dan kepatuhan. Lain halnya dengan orang nomaden yang lebih menyiapkan generasi mudanya untuk terbiasa dalam menghadapi situasi alamyang berubah dan tidak dapat diramalkan pada saat menjelajahi alam, sehingga yang lebih dibutuhkan adalah kemandirian dan akal. Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa suatu seting lingkungan tertentu memberi peluang yang terbaik bagi masyarakat penghuninya untuk mempertahankan diri.

Biologi Ekologi. Perkembangan teori-teori ekologi menunjukkan adanya perhatian terhadap adanya ketergantungan biologi dan sosiologi dalam kaitan hubungan antara manusia dengan lingkungannya, dimana hal itu secara signifikan mempengaruhi pemikiran-pemikiran psikologi lingkungan. Dengan perkembangan ilmu ekologi, seseorang tidak dianggap terpisah dari lingkungannya, melainkan merupakan bagian yang integral dari lingkungan. Pendapat mengenai hubungan yang saling tergantung antara manusia dengan lingkungannya pada saat ini akan tampak pada teori-teori yang dikembangkan pada disiplin psikologi lingkungan. Lingkungan dan penghuninya masih sering dikaji sebagai komponen yang terpisah, meskipun tidak ada keraguan lagi adanya hubungan yang saling tergantung di antara mereka. Behaviorisme. Pengaruh penting lain yang merupakan pemikiran yang datang dari cabang disiplin psikologi sendiri adalah behaviorisme.

Pemikiran kalangan behavioris muncul sebagai reaksi atas kegagalan teori-teori kepribadian untuk menerangkan perilaku manusia. Pada saat ini secara umum dapat diterima bahwa dua hal penting yang menjadi pertimbangan adalah konteks lingkungan dimana suatu perilaku muncul dan variabel-variabel personal (seperti kepribadian atau sikap). Dengan mempertimbangkan kedua hal ini maka akan lebih dapatdiramalkan suatu fenomena manusiadan lingkungannya daripadajika dibuat pengukuran sendiri-sendiri.
Psikologi Gestalt. Psikologi Gestalt berekembang pada saat yang berbarengan dengan
behaviorisme dan lebih menekankan perhatian kepada persepsi dan kognisi sebagai perilaku yang tampak (overt behavior). Prinsip terpenting dari cara kerja kalangan Gestalt ini adalah bahwa objek-objek, orang-orang, dan seting-seting dipersepsi sebagai suatu keseluruhan, dimana hal itu lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagian.

Dari pandangan Gestalt, suatu perilaku didasarkan pada proses kognitif, yang bukan dipengaruhi oleh proses stimulus tetapi dari persepsi terhadap stimulus tersebut. Pengaruh Gestalt pada psikologi lingkungan dapat dilihat antara lain pada kognisi lingkungan, misalnya untuk menjelaskan persepsi, berpikir, dan pemrosesan informasi lingkungan. Dari beberapa perspektif di atas, Veitch & Arkkelin (1995) menekanlan adanya dua hal yang perlu diketahui. Pertama, sebagaimanayang sudah disebutkan di atas bahwa pendekatan yang dipakai pada perspektf-perspektif di atas ada yang amat lebar dalam cakupan dan ada pula yang lemah dalam data empiris. Kedua, tidak ada grand theory dalam psikologi lingkungan, karena tidak ada pendekatan atau perspektif tunggal yang dapat menerangkan hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungannya secara memuaskan. Hal ini paling tidak disebabkan oleh empat hal:



(a) Tidak ada data yang cukup tersedia dalam kaitan hubungan manusia dengan
lingkungannya, sehingga dapat dipercaya untuk menyatukan teori

(b) Hubungan-hubungan yang dikaji para peneliti amaat sangat beragam

(c) Metode yang digunakan tidak konsisten

(d) Cara pengukuran variabel tidak selalu kompatibel dari suatu seting penelitian ke
penelitian berikutnya

B. Definisi Psikologi Lingkungan

Definisi menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatinkan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik (Heimstra dan Mc Farling). Dan menurut Gifford yaitu sebagai studi dari transaksi di antara individu dengan seting fisiknya. Ahli lain seperti Carter dan Craik mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah area psikologi yang melakukan konjungsi dan analisis tentang hubungan antara pengalaman dan tindakan tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosiofisik. Emery dan Tryst melihat bahwa hubungan antara menusia dengan lingkungan merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Giffor, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya, untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula sebaliknya.

Menurut Veitch dan Arkkelin mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidipslin yang memilki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari. Prilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaandan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia. Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagaiperjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan. Soedjatmoko, seorang ahli sosiologi, mengungkapkan harapannya untuk mengangkat mawas diri dari tingkat moralisme semata-mata ke tingkat pengertian psikologis dan historis dan mengenai perilaku manusia. Dalam hal ini beliau memberikan pengertian tentang moralisme dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi
oleh psikologishistoris suatu lingkungan, tempat orang tersebut bersosialisasi dengan masyarakat binaannya.Sementara Hardjowirogo, seorang antropolog, menulis bahwa tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Ungkapan itu telah surut menjadi sekadar penghias buah bibir. Perubahan zaman telah membawa pula fungsi mawas diri menjadi pengucapan belaka.


C. Lingkup Psikologi Lingkungan

Proshanksky melihat bahwa psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman pengalaman manusia dalam hubungan dengan seting fisik. Dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktivitas. Sehubungan dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environment).

Ruang lingkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan ataupun hal hal yang lebih spesifik seperti ruang ruang, bangunan bangunan, ketanggan, rumah sakit dan ruang.

Sosiologi lingkungan yang muncul pada tahun 1970-an merupakan cabang ilmu yang dekat dengan psikologi lingkungan. Perbedaan terletak pada unit analisisnya. Jikalau psikologi lingkungan unit analisisnya adalah manusia dan kumpulan manusia sebagai individu, maka sosiologi lingkungan unit analisisnya dalam masyarakatnya seperti penduduk kota, pemerintah, pengunjung taman rekreasi dan sebagainya. Jenis jenis lingkungan di dalam sosiologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono):

1. Lingkungan alamiah (natural environment) seperti: lautan, hutan dan sebagainya
2. Lingkungan buatan/binaan (built environment) seperti: jalan raya, perumahan, taman, rumah susun dan sebagainya.
3. Lingkungan social.
4. Lingkungan yang dimodifikasi.

Dua jenis lingkungan yang pertama adalah istilah yang juga lazim digunakan dalam psikologi lingkungan. Sementara itu, Veitch dan Arkkelin, sebagaimana disebut di muka menetapkan bahwa psikologi lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah displin, seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat, beserta sub displin dan rekayasanya. Oleh karena itu berdasarkan ruang lingkupnya, maka psikologi lingkungan ternyata selain membahas seting seting yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya juga melibatkan displin ilmu yang beragam.





D. Ambient Condition dan Architectural Features

Dalam hubungan dengan lingkungan fisik Wrighstman dan Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan yang meliputi:

1. Ambient Condition
Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti; seound, cahaya, warna, kualitas udara, temperature dan kelembaban.

2. Architectural Features
Yang tercakup didalamnya adalah seting seting yang bersifat permanent. Misalnya di dalam suatu ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung architectural features meliputi lay out tiap lantai, desain dan perlakuan ruang dalam dan sebagainya.



Sumber :

http://www.anneahira.com/psikologi-lingkungan.htm

http://elearning.faqih.net/2009/12/pendekatan-teori-dan-metode-penelitian.html

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

Spesies Kuda Laut Mini Ditemukan

Spesies baru kuda laut berhasil ditemukan. Kuda laut ini unik sebab berukuran hanya beberapa milimeter. Selain itu, spesies baru ini juga tidak memiliki struktur sirip di bagian dorsal atau punggung.

Spesies baru kuda laut ini dinamai Hippocampus paradoxus. Keberadaannya baru disadari setelah spesimen kuncinya disimpan lebih dari satu dasawarsa di South Australian Museum di Adelaide.

Ralph Foster, manajer koleksi di museum tersebut, mengatakan, "Spesies ini diketahui dari sebuah spesimen yang telah berada di museum sejak 1995. Saya menemukannya di rak pada 2006 dan menyadari ada yang tidak biasa."

Foster kemudian menganalisis dengan menggunakan CT Scan untuk mendapatkan citra tiga dimensi rangka hewan itu. Cara ini biasa digunakan ilmuwan untuk menentukan karakteristik taksonomi penting berdasarkan sistem rangkanya.

Setelah menganalisis, Foster menentukan bahwa spesimen tersebut memang spesies baru kuda laut. Spesies ini unik sebab berukuran mini, hanya beberapa milimeter, serta tidak memiliki sirip dorsal atau punggung.

"Penelitian membedakan dengan jelas spesimen dari semua spesies kuda laut yang ada," kata Foster. Karena itu, spesies ini dinamai paradoxus sebab ciri-cirinya aneh dan kontradiktif dengan spesies-spesies lain.

"Spesies ini mungkin tidak pernah atau setidaknya jarang ditemukan sebelumnya," tutur Foster. Hal itu mungkin berkaitan dengan habitat spesies yang terpencil ataupun minimnya survei.

Kedalaman tempat spesimen ini ditemukan termasuk zona Mesophotic. Zona tersebut biasanya di luar jangkauan scuba diver, yang biasanya menjadi pihak pertama yang mengetahui kemungkinan adanya spesies baru.

"Dugaan saya, kemungkinan spesies ini umum pada habitat pilihannya. Namun, dibutuhkan syarat-syarat sangat spesifik untuk membuatnya terdistribusi merata, kecuali Anda menemukan habitat tepat," ucap Foster.

Saat ini telah ditemukan 230.000 jenis kehidupan laut, termasuk kuda laut. Jumlah tersebut diperkirakan hanya 30 persen jumlah sebenarnya. Ilmuwan menduga banyak spesies akan punah sebelum ditemukan sebab banyak laut telah dirusak.

"Kuda laut adalah hewan yang sangat sensitif terhadap polusi dan kerusakan habitat. Bisa jadi jenis yang baru diidentifikasi sudah punah dari alam liar," kata Chris Brown dari Weymouth Sea Life Park.

Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS

Penelitian Ungkap Kesetiaan Kelelawar

Kelelawar, satu-satunya hewan jenis mamalia yang bisa terbang, ternyata salah satu spesies yang punya kesetiaan. Hasil studi selama lima tahun menunjukkan bahwa kelelawar menjaga kesetiaan dengan kerabat dekat, keluarga, dan koloninya dalam jangka panjang.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Professor Gerald Kerth dari Universitas Greifswald, Jerman dan timnya. Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B yang terbit baru-baru ini. Hasil riset ini mengungkap kompleksitas kehidupan hewan seperti kelelawar.

Sebanyak dua koloni kelelawar diamati dalam penelitian ini. Setiap kelelawar ditandai dengan microchip sehingga memudahkan observasi. Selanjutnya, secara berkala, peneliti melakukan pengamatan saat kelelawar sedang bertengger. Sebanyak 20.000 pengamatan dilakukan.

Hasil penelitian mengungkap bahwa kelelawar dalam berbagai rentang umur, ukuran, status reproduksi dan kekerabatan mempertahankan hubungan jangka panjang. "Dalam koloni lebih besar, kami mendeteksi 2 sub unit stabil yang terdiri dari kelelawar dari berbagai garis keturunan," kata peneliti.

"Hubungan antara sub unit tersebut terutama dipertahankan oleh kelelawar yang lebih tua dan bertahan selama bertahun-tahun," ungkap peneliti dalam publikasinya. Detail struktur sosial dari kelelawar tampak jelas ketika data dalam jumlah besar digunakan.

Peneliti mengungkapkan bahwa gajah, lumba-lumba, beberapa hewan karnivora dan primata juga mempertahankan hubungan sosial mereka di samping adanya proses pemisahan dan penggabungan dengan berbagai grup. Proses tersebut disebut dengan fisi dan fusi.

Informasi tentang dinamika hubungan sosial dan interaksi antarindividu penting untuk memahami evolusi sosialitas hewan, termasuk manusia. "Penelitian kami membuka peluang mendeskripsikan relasi antara kompleksitas sosial dan kecerdasan sosial pada mamalia," jelas peneliti.

Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS

Teknologi Membuat "Botol" Antimateri

Fisikawan Clifford Surko dari Universitas California di San Diego, AS, berencana untuk membuat "botol" antimateri. Botol itu akan menjadi jebakan antimateri terbesar yang bisa membantu mempelajari antimateri.

Antimateri adalah lawan dari materi. Setiap partikel materi memiliki pasangan antimaterinya. Ibarat elektron memiliki pasangan berupa positron yang punya massa yang sama tetapi muatannya berbeda.

Jika antimateri dan materi bertemu, maka keduanya akan saling menghilangkan. Sifat itu membuat proses penjebakan antimateri menjadi sulit. Sebab, jika jebakannya terbuat dari materi tertentu, maka serta merta jebakan itu akan hancur.

Sejauh ini, ilmuwan telah berhasil menjebak antimateri selama 170 milidetik. Sebelumnya, ilmuwan telah berhasil membuat ribuan antihidrogen. Untuk tujuan studi lanjut, penciptaan sistem yang mampu menjebak antimateri lebih lama diperlukan.

Botol antimateri yang akan diciptakan Surko diharapkan mampu menjebak triliunan antimateri dalam jangka waktu lebih lama. Dinding botol akan terbuat dari medan magnet dan listrik, membuat antimateri tak bisa lari.

"Kami sedang bekerja untuk mengakumulasikan triliunan positron dalam jebakan multicell, susunan botol seperti hotel yang punya banyak kamar. Setiap kamar terdiri dari sepersepuluh miliar antipartikel," kata Surko.

Rencana Surko dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) 18 Februari 2011 lalu. Selain jebakan antimateri terbesar, Surko juga tengah mengembangkan cara memampatkan antimateri.

Materi yang termampatkan menjadi gumpalan berdensitas tinggi dan bisa digunakan untuk beragam aplikasi. "Seseorang bisa menekannya keluar botol jebakan dalam aliran, sebuah pancaran, persis ketika menekan pasta gigi keluar," kata Surko.

Surko melanjutkan, "Pancaran itu bisa menjadi cara baru untuk mempelajari bagaimana antimateri bereaksi dengan materi. Ini sangat berguna. Misalnya dalam upaya mengerti karakteristik permukaan material."

Surko juga akan mengembangkan metode pendinginan antipartikel. Dengan metode ini, antipartikel dibuat bergerak lebih lambat dengan mendinginkannya hingga temperatur super dingin. Saat bergerak lambat, antimateri bisa dipelajari lebih mudah.

Botol antimateri portabel juga akan dikembangkan oleh Surko untuk mempermudah ilmuwan membawa antimateri ke luar lab. "Jika anda bisa membuat jebakan portabel, ini akan memperluas aplikasi penggunaan antimateri," ucap Surko.

Antimateri sebenarnya telah dimanfaatkan dalam teknologi sehari-hari, misalnya Positron Emission Tomography (PET). Teknologi PET dimanfaatkan dalam dunia medis untuk kepentingan pencitraan.

Selama discan, pasien dinjeksi dengan zat radioaktif yang akan mengemisikan positron saat meluruh. Positron akan kontak dengan bagian tubuh, saling menghilangkan dan mengemisikan sinar gamma. Sinar itulah yang dideteksi scanner dan diubah menjadi citra 3 dimensi.


Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS

Utricularia, Tanaman Paling Cekatan

Utricularia adalah tanaman dengan gerak tercepat. Tanaman yang hidup di air ini adalah tanaman karnivora, yang mengisap hewan kecil untuk mendapatkan nutrisi—sama seperti kantung semar dan venus yang menjebak serangga.

Seberapa cepat tanaman ini bergerak dalam mencari mangsa? Ilmuwan dari Universitas Grenoble di Perancis menemukan, tanaman ini cuma perlu 1/2 milidetik untuk mengisap mangsa, jauh lebih cepat dari venus yang butuh 100 milidetik.

Gaya yang dikerahkan untuk mengisap mencapai 600g atau 600 kali gaya gravitasi Bumi. Gaya ini bahkan lebih besar dari gaya yang digunakan pilot untuk menerbangkan pesawat, antara 12g hingga 14g.

Philippe Marmottant, sang peneliti, mengetahui fakta tersebut setelah merekam gerakan utricularia. Ia menggunakan teknologi rekam tingkat tinggi untuk mengabadikan gerakan tanaman yang supercepat ini.

"Karena isapannya sangat cepat dengan percepatan mencapai 600g, sangat sulit bagi setiap hewan untuk melarikan diri dari jebakan tanaman ini," ucap Marmottant. Sekali diganggu, tanaman "buas" ini akan langsung melahap mangsanya.

Utricularia "terangsang" ketika ada hewan yang melewatinya sehingga menyenggol bulu-bulu sensorisnya. Begitu terangsang, tanaman ini akan mengeluarkan air dari tubuh untuk menjebak mangsa.

Begitu hewan masuk dalam jebakan, tanaman langsung akan memangsanya. Selanjutnya, tanaman mencerna dengan enzim tertentu yang dimiliki. Hasil pencernaan menjadi nutrisi yang menunjang kebutuhan tanaman.

Penelitian Marmottant dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B bulan ini. Sebelum adanya penelitian ini, kecepatan gerak tanaman ini belum diketahui karena sulitnya mengobservasi gerakan tanaman yang cepat.


Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS

Pulau Berlangit Gelap Pertama di Dunia

Sark, sebuah pulau yang berjarak 80 km di selatan pantai Inggris meraih gelar sebagai pulau berlangit gelap pertama di dunia. Pulau tersebut merupakan pulau terkecil di antara 4 anggota Kepulauan Channel.

Kenapa dinamakan demikian? Gelar pulau berlangit gelap pertama itu diberikan oleh International Dark Sky Association (IDA), sebuah organisasi Amerika Serikat yang memiliki misi melestarikan kegelapan dan keindahan langit malam.

IDA memberikan gelar tersebut setelah selama setahun bekerja keras dengan 600 warga pulau untuk mengurangi polusi cahaya. Mereka bekerja sama memastikan sesedikit mungkin cahaya yang "tumpah" ke angkasa, menyebabkan kaburnya cahaya bintang.

Dengan langit gelap yang dimiliki, maka Sark adalah surga bagi para astronom, amatir maupun profesional. Bintang, bulan, meteor, planet, benda angkasa lain beserta fenomenanya bisa dilihat dengan sangat jelas.

"Anda bisa melihat pemandangan spektakuler di Inggris, tapi sangat sedikit tempat yang bisa memberikan pemandangan kegelapan tingkat dunia," kata Steve Owens, astronom yang bekerja sama dengan warga untuk mewujudkan langit gelap Sark.

"Jika anda berada di tempat seperti Sark, Bimasakti adalah pemandangan rutin tiap malam. Itu membuat saya merasa kagum. Setiap titik-titik di angkasa adalah 'matahari' dan terdapat 100 juta jumlahnya," tandas Owens.

Ia mengatakan, "Itu (pemandangan langit malam) membuat saya merasa betapa spesialnya Bumi. Kita tidak pernah menemukan tempat lain di dalam kosmos yang begitu sempurnanya untuk mendukung hidup."

Untuk mewujudkan langit gelap, Owens dan warga musti mengukur tingkat ilmuniasi cahaya serta kejelasan konstelasi bintang. Owens mendatangi setiap lokasi di Sark dan membuat rekomendasi untuk mengurangi iluminasi cahaya.

Dengan modal langit gelapnya dan gelarnya, ekonomi Sark berpotensi untuk dikembangkan. Wisatawan bisa dipacu untuk tinggal hingga musim dingin sehingga bisa menikmati keindahan langit malam Sark.

Paul Williams, ketua komite pertanian Sark mengatakan, "Astronomi sedang naik daun. Banyak orang penasaran tentang planet, bintang dan kehidupan di luar sana. Siapa tahu sesuatu bisa ditemukan dari Sark," kata Williams.

Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS

Fenomena "Api Terjun" Setinggi 600 Meter

Melihat air terjun mungkin sudah hal biasa. Namun, bagaimana dengan "api terjun"? Inilah fenomena unik yang bisa dilihat di Horsetail Falls di Yosemite National Park, California. Api terjun itu terdapat di gugusan pegunungan Sierra Nevada, sebelah barat Danau Tahoe, memiliki ketinggian 2.000 kaki atau sekitar 600 meter.

"Api terjun" pada dasarnya merupakan air terjun, tetapi unik karena mendapatkan ekspos sinar matahari senja sehingga berkilauan kuning keemasan. Peristiwa ini sangat langka dan cuma beberapa hari dalam setahun, biasanya di bulan Februari, sinar matahari akan menyorot air terjun, menciptakan cahaya oranye bak api yang memukau.

Fenomena api terjun paling tepat disaksikan pukul 17.30 waktu setempat. Saat itu, cahaya matahari senja tepat menyinari batuan di sekitar air terjun. Di situlah keajaiban alam terjadi dan iluminasi natural tercipta. Namun, hal tersebut sulit disaksikan sebab memang merupakan salah satu fenomena alam yang paling jarang.

Josh Anon, warga San Fransisco, berhasil mengabadikan fenomena "api terjun" itu. "Jika jumlah air cukup dan langit cukup cerah untuk mendapat cahaya matahari senja, matahari akan ada pada sudut yang tepat untuk menyinari air dan membuatnya bersinar," katanya.

Ia mengatakan, sulit untuk mendapat kesempatan menyaksikannya. "Ketika surya mulai tenggelam, air bersinar sedikit dan berwarna kuning. Kemudian, secara tiba-tiba air bersinar dan tampak seperti lava," kata Anon.

Yosemite National Park yang merentang sepanjang 3.000 kilometer menarik 3,5 juta wisatawan tiap tahunnya. Api terjun adalah salah satu pesonanya. Api terjun bisa dicapai dengan mendaki ke arah utara Twin Bridge lewat rute 50 AS.

Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS

Bau Ruang Angkasa seperti "Steak" Bakar

Angkasa luar ternyata memiliki bau yang kebanyakan bersumber dari bintang yang hampir mati. Campuran asap solar, logam panas, dan aroma bakaran barbeque, kira-kira seperti itulah bau ruang angkasa. Campuran bebauan dari bintang mati itu disebut polycyclic aromatic hydrocarbons.

Menurut penemu dan Direktur Laboratorium Astrofisika dan Astrokimia Pusat Penelitian Ames NASA, Louis Allamandola, molekul-molekul tersebut sepertinya berada di seluruh ruang angkasa. "Molekul tersebut juga melayang di sana selamanya, di dalam komet, meteor, dan debu angkasa," tuturnya. Hidrokarbon itu bahkan disebut-sebut sebagai bentuk awal kehidupan di Bumi. Karena itu, hidrokarbon dapat ditemukan pada batu bara, minyak, dan makanan.

Astronot sering kali melapor mencium bau steak bakar setelah berjalan di ruang angkasa. Walaupun manusia tidak bisa menghirup bebauan di ruang angkasa, saat astronot berada di luar stasiun ruang angkasa, senyawa dan komponen antariksa menempel pada baju mereka dan ikut masuk ke stasiun.

Bau ruang angkasa tercium dengan jelas saat tiga tahun lalu NASA memerintahkan Steven Pearce, pembuat wewangian Omega, untuk kembali dan menciptakan bau yang cocok untuk simulasi.

Allamandola menjelaskan, sistem tata surya kita baunya tajam dan pedas karena kaya akan karbon dan rendah oksigen. Analoginya sama dengan mobil. Jika kekurangan oksigen di dalam mobil, maka akan terlihat jelaga hitam dan bau busuk. Bintang yang kaya oksigen tercium seperti arang terpanggang.

Saat nanti kita dapat meninggalkan galaksi, baunya akan semakin menarik. Di dalam ruang angkasa yang gelap dan molekul penuh debu, bau gula manis hingga bau telur busuk dan belerang akan tercium.


(National Geographic Indonesia/Arief Sujatmoko)