Rabu, 11 Mei 2011

Berhentilah Makan Saat Netral

Ada aturan yang harus dipatuhi jika ingin menurunkan berat badan dan memiliki tubuh langsing yang sehat dan bugar (bukan sekadar kurus). Salah satunya, berhentilah makan saat netral. Tubuh Anda bisa dilatih menjalankan aturan ini jika memang punya kemauan tinggi untuk langsing, apa pun motivasi di baliknya.

"Banyak orang kegemukan karena mereka mengabaikan sinyal fisik. Mereka tetap saja makan meski tak lapar fisik, tetapi lebih karena lapar emosi. Karenanya, jika ingin langsing, berhentilah makan saat netral," jelas Juli Triharto, Master Hypnolangsing seusai talkshow "Eat What You Want & Stay Slim" di Tupperware Home, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2011).

Berhenti makan saat netral mirip maknanya dengan berhenti makan sebelum kenyang. Kebiasaan ini bisa dilatih sehingga tubuh secara alami memberikan sinyal untuk berhenti makan saat tak lagi lapar fisik.

Juli lalu membagi skala lapar menjadi sepuluh. Skala ini menjadi panduan bagi Anda untuk melatih diri kapan harus berhenti makan jika ingin langsing serta kapan harus membiasakan berhenti makan bagi si pemilik tubuh ideal. Urutan terbawah hingga teratas dalam skala lapar menuju kenyang adalah:
* Kelaparan
* Sangat amat lapar
* Sangat lapar
* Lapar
* Netral
* Nyaman
* Kenyang
* Kenyang yang tidak nyaman
* Kenyang sangat amat tidak nyaman
* Terlalu kenyang

"Jika Anda berhenti makan saat kenyang yang tidak nyaman, hasilnya Anda akan mengantuk dan perut terasa penuh, bikin tak nyaman. Sementara jika kebiasaan berhenti makan saat terlalu kenyang risikonya obesitas. Jadi sebaiknya berhenti makan saat netral. Saat lapar, netralkan jika ingin langsing. Jika badan sudah ideal, berhenti makan saat kenyang," jelasnya.
Kompas

Lakukan 5 Aturan Ini jika Ingin Langsing

Diet yang keliru membuat banyak orang gagal menurunkan berat badan. Pasalnya, diet dilakukan dengan beban dan perasaan tersiksa, dengan membatasi makanan atau bahkan tidak makan. Survei di Amerika menyebutkan, 91 persen orang yang melakukan diet gagal menurunkan berat badan, kata Juli Triharto, Master Hypnolangsing. Agar sukses melangsing, kata Juli, seseorang harus mengubah kebiasaan makan yang salah.

"Kebiasaan berubah kalau pikiran berubah. Karenanya, dengan memprogram kembali pikiran, Anda bisa menurunkan berat badan," jelas Juli saat talkshow "Eat What You Want & Stay Slim", di Tupperware Home, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2011).

Nah, jika pikiran sudah diprogram kembali, ada lima aturan yang harus dipatuhi agar langsing.

1. Makan ketika lapar
Pikiran yang sudah terprogram ulang, dengan sugesti dan self-hypnosis, membuat sinyal tubuh secara alami akan berfungsi, dan Anda tak mengabaikannya. Anda hanya akan makan ketika lapar.

"Lapar fisik datang berkali-kali sesuai jam tubuh. Saat malam Anda lapar (fisik) makan saja," kata Juli.

Makan saat lapar fisik sesuai jam tubuh inilah yang perlu dipatuhi. Kegemukan lebih disebabkan karena orang makan apa saja bukan karena lapar fisik, melainkan karena lapar emosi.

2. Makan yang Anda inginkan
Aturan kedua agar langsing adalah makan yang Anda inginkan, bukan yang dibutuhkan. Jika jam tubuh secara alami memberikan sinyal bahwa Anda mulai lapar, pilih makanan yang diinginkan. "Memakan makanan yang diinginkan membuat Anda lebih mudah menyingkirkan makanan. Makan yang masuk ke dalam tubuh adalah yang memang Anda inginkan. Dengan begitu, tubuh akan memberikan sinyal baik dan membuat Anda menolak makanan yang tidak diinginkan," lanjutnya.

3. Makan secara sadar
Agar langsing, Anda harus makan secara sadar. Artinya, menikmati kunyahan makanan agar Anda bisa merasakan perubahan rasa dari makanan yang Anda lahap. Dengan makan secara sadar, Anda akan mengetahui level netral. Anda pun terlatih untuk berhenti makan saat netral.

4. Berhenti makan saat netral
Seperti dijelaskan sebelumnya, Juli membagi sepuluh skala lapar (baca: Berhentilah Makan Saat Netral). Bagi yang ingin langsing, makanlah saat lapar dan berhentilah saat netral, sebelum merasa nyaman apalagi kenyang.

5. Tingkatkan jumlah langkah kaki
Terakhir, jalan kaki membantu Anda untuk melangsingkan tubuh. Langsing di sini tak sama dengan kurus, tetapi lebih kepada memiliki berat badan ideal, sehat, dan nyaman. "Tambahkan 2.000 langkah dari jumlah langkah yang saat ini sudah dijalankan per hari jika ingin langsing," jelas Juli.

Untuk bisa menjalankan aturan melangsing ini, Anda perlu mensugesti diri. Kadangkala, Anda juga membutuhkan bantuan terapi untuk bisa mensugesti diri dan memprogram kembali pikiran.

"Di sinilah peran metode self-hypnosis yang dilatih dalam program Hypnolangsing selama dua hari (lima jam per hari) untuk membantu mere-program pikiran pada mereka yang ingin langsing," tuntasnya.
Kompas

"Lapar Mata" Bikin Diet Bubar Jalan

Lapar emosi, atau biasa kita sebut dengan lapar mata, menjadi salah satu penyebab kegemukan. Seringkali seseorang makan bukan karena lapar, tetapi lebih didorong rasa tak nyaman. Kenyamanan lantas dikaitkan dengan makanan. Agar merasa nyaman lalu ia makan, hingga akhirnya menyebabkan kegemukan.

"Lapar fisik datangnya dari metabolisme tubuh. Saat perut terasa kosong, tubuh akan memberikan sinyal fisik seperti gemetaran, kuping berdengung, inilah pertanda lapar fisik. Kalau mau makan, pastikan itu karena lapar fisik. Sementara lapar emosi, seseorang makan karena merasa tak nyaman, bosan, marah sedih, atau jenuh," jelas Juli Triharto, Master Hypnolangsing, saat talkshow di Tupperware Home, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2011) lalu.

Menurut Juli, kebiasaan lapar emosi ini terbangun karena pikiran yang terlatih. Pikiran kemudian memandunya untuk mengubah perasaan ini dengan makanan. Inilah yang membuat seseorang ngemil kapan saja untuk mengubah perasaan tak nyaman menjadi lebih nyaman. Camilan juga dianggap bukan sebagai makanan. Alhasil, banyak orang kegemukan karena lapar emosi.

"Apapun selain air putih harus dinilai sebagai makanan," tegasnya.

Lapar emosi, kata Puji, muncul karena seseorang melihat, mencium, atau mendengar tentang makanan yang ada di dekat Anda. Bahkan sekadar mendengar orang lain berbicara soal makanan, lapar emosi bisa muncul. Kemudian Anda terpancing untuk makan. Inilah yang bikin kegemukan.

Tak sulit sebenarnya membedakan lapar fisik dan lapar emosi jika mau langsing. Pastikan saja Anda hanya makan karena lapar fisik. Lapar fisik datang sesuai jam tubuh. Saat terasa lapar fisik, kapan saja bahkan malam sekalipun, makan saja. Cara ini lebih ramah untuk tubuh.

"Jika menahan diri untuk tidak makan saat lapar fisik di malam hari, karena takut gemuk, justru mengganggu metabolisme. Metabolisme turun jika kelaparan, tidur juga menjadi gelisah, dan saat sarapan Anda makan balas dendam. Ini yang membuat gemuk," tuntasnya.
Kompas

Tubuh Gemuk Bukan Salah Anda!

Memiliki tubuh langsing yang sehat dan bugar menjadi impian banyak orang. Selain alasan menjaga penampilan, tubuh langsing juga erat kaitannya dengan kesehatan dan menghindari berbagai risiko penyakit. Sayangnya, banyak orang salah kaprah menjalani berbagai program pelangsingan. Alih-alih mendapatkan tubuh ideal, justru masalah yang kemudian satu persatu datang.

Bila hal ini terjadi tak perlu menyalahkan diri sendiri. Sebaliknya, program ulang pikiran Anda agar bisa berpikir positif terhadap tubuh. Kemudian, Anda bisa melangsing dengan cara menyenangkan.

Konsep pelangsingan dengan metode self-hypnosis ini dikenalkan oleh Master Hypnolangsing, Juli Triharto, dalam bukunya The Secret of Slimming Hypnolangsing. Dalam talkshow di Tupperware Home Jakarta, beberapa waktu lalu, Juli menjelaskan bahwa memprogram pikiran bawah sadar membantu seseorang menghentikan kebiasaan makan karena lapar emosi. Dengan begitu, metabolisme tubuh meningkat, dan sikap skeptis tergantikan dengan pikiran positif terhadap tubuh.

"Mengubah kebiasaan harus dimulai dari pikiran, caranya dengan memprogram ulang pikiran bawah sadar. Selama ini banyak orang salah kaprah untuk melangsingkan tubuhnya, dengan meminum obat pencahar agar berat badan turun dan lain sebagainya. Banyak orang skeptis dengan berat badannya, juga skeptis bahwa ia bisa mendapatkan tubuh ideal. Sebenarnya ini karena belum mengetahui caranya," jelas Juli.

Hypnolangsing, kata Juli, membantu seseorang membangun optimisme dan pikiran positif terhadap tubuh. Kekuatan pikiran inilah yang kemudian mengubah kebiasaan makan, hanya makan saat lapar fisik dan bukan lapar emosi. Pikiran positif ini juga lah yang mengubah mindset seseorang untuk merawat dirinya.

"Fokus dalam melangsingkan dengan self-hypnosis bukan pada berapa kilogram yang akan diturunkan. Tetapi fokusnya lebih kepada perubahan pola pikir dan kemudian berdampak pada perubahan kebiasaan. Cara ini lebih permanen untuk menurunkan berat badan, dan tidak yo-yo, karena yang diprogram adalah pikirannya," lanjut Juli.

Jika pikiran diprogram, seseorang bisa bebas makan apa saja dan kapan saja tanpa perlu menahan diri (diet dengan cara keliru). Tubuh secara alami memberikan sinyal kapan waktunya makan dan berhenti, berdasarkan lapar yang dirasakan secara fisik.

Karena tak fokus pada jumlah kilogram yang diturunkan, melangsing dengan cara ramah tubuh ini akan berdampak berbeda pada setiap orang. Tak ada angka rata-rata penurunan berat badan dengan metode self-hypnosis. Masing-masing individu mendapatkan hasil berbeda, 6-17 kg dalam dua bulan, atau 20 kg dalam enam bulan atau sebulan 8 kg. Proses hypnosis diri sendiri hanya dijalankan dua hari, masing-masing lima jam. Selama dua hari, pikiran akan diprogram ulang untuk membantu seseorang melihat tubuh lebih positif. Selanjutnya, tubuh akan beradaptasi dengan perubahan kebiasaan. Inilah yang membuat hasil penurunan berat badan berbeda pada setiap orang.

Lima jam terapi hypnolangsing membantu Anda menjangkau pikiran bawah sadar. Pada tahap awal, Anda akan mendapatkan berbagai informasi dan pemahaman mengenai cara melangsing, penyebab kegemukan, dan berbagai hal terkait program pelangsingan dan pengaruhnya terhadap tubuh. Bahkan, penyebab kegemukan hingga motivasi untuk melangsingkan akan dibahas. Karena menurut Juli, setiap orang akan memiliki penyebab masalah kegemukan yang berbeda.

"Ada orang yang gemuk karena takut jika langsing ia akan dieksploitasi. Pengalaman masa lalunya membuatnya lebih memilih gemuk, karena jika langsing ia takut mengalami eksploitasi seksual seperti yang pernah dialaminya. Untuk mengatasi hal ini seseorang diajak menjangkau pikiran bawah sadarnya, dan memprogram ulang pikirannya," jelasnya.

Meski setiap orang memiliki latar belakang penyebab kegemukan berbeda, Juli menyebutkan sejumlah penyebab mengapa tubuh belum melangsing. Kegemukan dan obesitas terjadi karena diet berlebihan yang keliru, makan karena lapar emosi, dan perspektif keliru mengenai gemuk dan langsing.

"Menahan diri tidak makan (diet yang keliru), saat malam hari misalnya, hanya akan membuat seseorang balas dendam saat waktu makan berikutnya, sebab saat sarapan menjadi kelaparan. Makan dilakukan untuk mengubah perasaan tak nyaman, lapar emosi juga menyebabkan kegemukan," tuturnya.

Satu lagi, menurut Juli, banyak orang memiliki prinsip keliru mengenai gemuk. Sejak anak kecil, prinsip yang ditanamkan adalah bahwa anak kecil yang gemuk itu bagus, menggemaskan. Anak-anak akhirnya menyelami prinsip ini dalam pikiran, bahwa gemuk itu lucu, sehat, kuat, dan ia mempertahankan prinsip ini. Begitu dewasa, biasanya gemuk identik dengan kesuksesan.

Nah, terapi self-hypnosis membantu seseorang mengatasi kegemukan dengan fokus pada perubahan pikiran dan kebiasaan. Hasil akhir dari terapi ini adalah, menghentikan kebiasaan makan karena lapar emosi, tak lagi ketagihan sejumlah makanan tertentu, meningkatkan metabolisme tubuh, tak lagi skeptis dengan berat badan, dan memiliki pikiran positif terhadap tubuh sehingga bisa lebih aktif bergerak.

"Rasa senang dan bahagia mendorong seseorang untuk lebih aktif berolahraga," tambahnya. Dampak lainnya adalah meningkatkan kepercayaan diri.

Agar sukses melangsing, ada lima aturan yang harus dipenuhi (baca: Lakukan 5 Aturan Ini Jika Ingin Langsing). Selain itu, singkirkan semua kebiasaan yang terkait dengan penurunan berat badan, seperti minum pil, suntikan, apapun yang dilakukan dengan tujuan menurunkan berat badan.

"Jika minum vitamin untuk alasan kesehatan tak apa dilanjutkan. Namun jika tujuannya untuk melangsingkan, segera singkirkan pil tersebut. Begitu pun dengan olahraga, jika tujuan ke gym adalah untuk kesehatan, tak jadi soal, namun jangan berpikir ke gym untuk melangsingkan tubuh," tutur Juli.

Memprogram ulang pikiran perlu dilakukan dengan kesadaran dari dalam diri, bukan paksaan, dan memahami bahwa Anda bisa melangsing dengan cara menyenangkan dan meninggalkan cara keliru atau menyiksa diri.
Kompas

Tiru Kebiasaan Orang Jepang Makan Kedelai

Setiap orang dianjurkan mengasup kedelai 50-90 mg per hari. Namun, orang Jepang mengasup kedelai jauh di atas rata-rata, 200 mg per hari. Kebiasaan sehat ini membuahkan hasil. Orang Jepang memiliki risiko lebih kecil dari sejumlah penyakit seperti kanker payudara dan kanker prostat. Bahkan perempuan Jepang memiliki kesehatan tulang lebih tinggi, sehingga risiko osteoporosis lebih rendah. Mereka juga mengalami berbagai gejala menopause lebih rendah dibandingkan perempuan di Amerika Serikat.

Kebiasaan makan kedelai dalam menu harian punya banyak manfaat. Kedelai kaya akan isoflavon. Peranan isoflavon kedelai di antaranya mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker prostat, menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), serta menaikkan HDL (kolesterol baik), lalu menurunkan tekanan darah, mencegah mutasi gen, hingga mencegah osteoporosis pada perempuan pascamenopause.

Tak sulit bagi orang Indonesia untuk mengonsumsi kedelai. Pasalnya tempe dan tahu sudah menjadi menu harian favorit orang Indonesia. Artinya, rasa kedelai sudah akrab di lidah orang Indonesia. Hanya saja kadar isoflavon pada tahu dan tempe masih kecil, masing-masing 30 mg dan 50 mg. Karenanya, asupan isoflavon kedelai perlu ditambah dari berbagai pilihan makanan seperti kedelai mentah, tepung kedelai, konsentrat protein kedelai, miso, hingga susu kedelai.

Perempuan perlu makan kedelai
Prof Dr Ir Made Astawan, MS, dosen di Departemen Ilmu & Teknologi Pangan IPB, menjelaskan perempuan Jepang mengalami menopause di atas usia 57. Kebiasaan mengasup kedelai secara teratur oleh perempuan Jepang turut memengaruhi perlambatan usia menopause ini.

"Kedelai juga penting dikonsumsi anak perempuan saat masa puber, untuk mengurangi risiko kanker payudara," jelas Prof Made di sela peluncuran program Soyjoy Healthylicious 2 di Hotel Nikko, Jakarta, Selasa (12/4/2011) lalu.

Prof Made memaparkan, laju kematian akibat kanker payudara di Jepang lebih kecil dibandingkan di Amerika Serikat. Risiko kanker payudara di Amerika Serikat empat kali lebih besar daripada China dan Jepang. Sebagai perbandingan, laju kematian akibat kanker payudara di Amerika 21 orang per 100.000 populasi, di Inggris 27 dari 100.000 orang, dan di Jepang 7 dari 100.000 penduduk. Angka kematian akibat kanker payudara di negara Asia juga lebih rendah akibat kebiasaan mengonsumsi kedelai. Rata-rata orang Asia mengasup kedelai 20-200 mg per hari.

"Kebiasaan baik mengasup kedelai lebih kepada pola makan. Jadi, jika orang Jepang tinggal di Amerika, misalnya, tak lantas ia punya risiko kanker lebih rendah. Jika pola makan orang Jepang berubah saat tinggal di Amerika, ia bisa saja mengalami risiko kanker sama dengan orang Amerika," jelas Prof Made.

Sebanyak 18 studi dari John Hopkins School of Medicine menemukan bahwa perempuan sehat yang mengonsumsi kedelai dapat menurunkan risiko kanker payudara sebesar 14 persen. Risiko ini bisa diperkecil jika orangtua memberikan asupan gizi lengkap seimbang, termasuk kedelai, pada anak di masa pubertas.
Kompas

7 Rahasia Perempuan Langsing

Anda sirik enggak, sih, melihat teman Anda yang selalu terlihat ramping? Padahal, mereka tidak terlihat repot berdiet atau olahraga untuk mempertahankan berat badannya.

Sebenarnya, mereka bisa tetap langsing bukan sekadar karena gen, tetapi juga karena kebiasaan-kebiasaan mereka. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan kecil dan seolah tanpa upaya (seperti yang dilakukan perempuan-perempuan langsing ini) yang terjadi setiap hari, bisa membuat berat badan turun perlahan dan berkelanjutan. Artinya, tidak menjadi diet yo-yo di mana berat badan cepat turun dan cepat naik lagi. Yuk, kita lihat saja bagaimana kebiasaan mereka.

Senang minum teh
Teh memiliki kandungan catechin, antioksidan di dalam teh yang mempercepat pembakaran kalori. Perempuan yang mengasup catechin dalam level tertinggi berat badannya cenderung akan berkurang selama 14 tahun, daripada mereka yang jarang minum teh. Menurut studi yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition, kandungan catechin tertinggi ada pada teh hijau dan teh putih.

Memilih makanan rumahan
Cobalah menu hidangan ala dapur orang Jepang, yang banyak menyajikan masakan dari ikan, sayuran, nasi, kedelai, mi, teh, dan buah. Semuanya diolah dengan cara sederhana. Cita rasanya yang khas berasal dari minyak kanola, bawang, wortel, dan bokchoy. Tetapi, kurangi sodium (yang merupakan kandungan dalam garam), begitu saran Lilian Cheung, RD, DSc, Direktur Health Promotion and Communication di Department of Nutrition, Harvard School of Public Health.

Rutin sarapan
The American Journal of Clinical Nutrition melaporkan, orang yang terbiasa sarapan cenderung memiliki lingkar pinggang 5 cm lebih kecil daripada mereka yang enggan sarapan. Sarapan bisa mendorong metabolisme, menyebabkan Anda mengurangi produksi enzim yang meningkatkan kolesterol.

Nikmati makanan Anda
Makan dengan perlahan bisa membantu Anda untuk tetap kurus. Mereka yang membutuhkan waktu 30 menit untuk mengonsumsi semangkuk es krim akan menciptakan lebih banyak hormon "kenyang" daripada mereka yang terbiasa makan dengan cepat, demikian hasil penelitian yang dimuat di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Saat bersantap, hindari sambil nonton TV agar Anda bisa berkonsentrasi dengan makanan lezat yang ada di hadapan Anda.

Biasakan melakukan hal yang rutin
Misalnya, makan pada jam yang sama setiap hari. Para peneliti dari Salk Institute for Biological Studies di La Jolla, California, mendapati pada tikus yang makan sesuai jadwal dan berpuasa selama 12 jam pada malam hari, livernya mengaktifkan gen yang membakar lebih banyak gula dan lemak. Percobaan ini memang tidak diujikan pada manusia, namun jika membiasakan diri untuk makan malam pukul 19.00 tiap malam bisa membantu menurunkan berat badan, kenapa tidak?

Awali dengan air putih
Minum dua cangkir air putih sebelum makan akan membantu Anda menurunkan berat badan 2,2 kg lebih banyak daripada mereka yang tidak minum air sebelum makan. Penelitian dari Virginia Tech ini juga mengungkapkan, air bisa membuat Anda kenyang sehingga Anda cenderung mengurangi makanan hingga 75-90 kalori. Untuk memulai kebiasaan ini, coba minum air putih saat Anda masih menyiapkan makan atau menunggu pesanan Anda tiba di restoran.

Menimbang badan
Menimbang badan ternyata perlu dilakukan secara rutin, setidaknya sekali dalam seminggu. Sebab melihat jarum timbangan bergerak ke kanan bisa menjadi sinyal bahwa Anda perlu mengurangi makan dan mulai berolahraga sebelum berat badan terus naik. Kebiasaan inilah, menurut Minneapolis Heart Institute Foundation, yang membantu Anda untuk mendapatkan berat yang stabil tanpa berdiet.
Kompas

Pola Makan yang Bikin Anda Cepat Tua

Banyak hal yang bikin Anda cepat terlihat tua, atau tua betulan. Dari riasan wajah, rambut, gaya berpakaian, hingga pilihan makanan dalam pola makan Anda. Ketika Anda terjebak dalam rutinitas yang padat setiap hari, akhirnya Anda memilih makanan yang serba praktis, dan ini ternyata mempercepat penuaan Anda.

"Kita ini terlalu banyak mengonsumsi makanan kemasan," papar David Katz, MD, direktur Prevention Research Center di Yale University. “Seringkali makanan ini tinggi kalori, dan rendah gizinya, seperti vitamin B12 dan omega-3."

Kekurangan vitamin dan mineral inilah yang menimbulkan gejala-gejala penuaan. Agar hal ini tidak terjadi pada Anda, coba perhatikan apakah Anda telah melakukan beberapa kesalahan berikut.

1. Menghindari protein hewani
Bikin cepat tua karena: Anda kekurangan vitamin B12, yang diperlukan untuk energi.

Protein hewani membantu mengatur metabolisme dan produksi energi, serta menjadi kunci memelihara kesehatan otak dan sistem saraf. “Kelelahan adalah ciri khas orang yang kekurangan vitamin B12, dan ini biasanya terjadi pada orang-orang yang tidak cukup mengonsumsi protein hewani," tutur Danine Fruge, MD, direktur medis di Pritikin Longevity Center & Spa di Miami. Obat maag yang mengandung antasida juga bisa menyebabkan kekurangan B12, karena antasida menghambat penyerapan B12.

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, coba konsumsi dua porsi makanan olahan susu rendah lemak (seperti susu atau yogurt), dan 85-110 gr protein tanpa lemak setiap hari. Sumber-sumber B12 antara lain ikan, kerang, tiram, remis, juga daging sapi, ayam, atau babi tanpa lemak, dan sereal yang dilengkapi B12. Bila tak sempat mengolah protein hewani, konsumsi suplemen B12 dosis 500-1000 mcg setiap hari.

2. Menghindari suplemen
Bikin cepat tua karena: Anda kekurangan mineral seperti mangan dan tembaga, yang membantu mencegah nyeri sendi.

Mangan dan tembaga diperlukan untuk memelihara sendi tulang rawan dan fleksibilitas, sehingga seringkali mengonsumsi suplemen ini akan mencegah memburuknya kondisi sendi dan menyingkirkan rasa sakit, demikian menurut Dale Peterson, MD, direktur Comprehensive Wellness Center di Sapulpa, OK. “Tubuh mampu memperbaiki jumlah kerusakan jika diberi dukungan yang semestinya," katanya.

Sumber-sumber mangan dan tembaga bisa didapatkan dari kacang-kacangan, daging sapi, dan bayam. Tetapi karena Anda tidak akan mampu mengonsumsi cukup banyak makanan ini untuk memenuhi kebutuhan mineral tersebut, tambahkan suplemen tembaga 2 mg dan suplemen mangan 5 mg tiap hari.

3. Enggan makan ikan dan lemak
Bikin cepat tua karena: Ikan dan minyak yang sehat (seperti minyak zaitun) menjadi sumber asam lemak omega-3, yang fungsinya untuk membantu mencegah memudarnya memori.

“Asam lemak ini merupakan bagian dari bahan pembangun otak. Kalau Anda tidak mendapat cukup asupan asam lemak ini, arsitektur otak menjadi lemah, dan fungsi otak, termasuk memori, akan menurun," jelas Andrew Weil, MD, direktur Center for Integrative Medicine di University of Arizona.

Bukan hanya jumlah omega-3nya yang penting, namun juga keseimbangan antara omega-3 dan omega-6. “Makanan kita dipenuhi dengan asam lemak omega-6, yang kebanyakan diperoleh dari makanan kemasan," tutur Weil. "Semakin banyak omega-6 yang Anda konsumsi, semakin banyak pula omega-3 yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan kadar omega-6. Kebanyakan dari kita tidak cukup makan omega-3, dan terlalu banyak mengonsumsi omega-6."

Untuk mendapatkan keseimbangan ini, kurangi makanan kemasan, dan biasakan memasak dengan minyak zaitun atau kanola. Kemudian, konsumsi 100 gr salmon liar dan 100 gr ikan herring, sarden, atau pecak, tiap minggu. Saat makan salad atau sereal, tambahkan satu sendok makan kacang walnut, lima hari dalam seminggu. Atau, nikmati 9-12 butir kacang almon, empat kali seminggu.

Bila tak sempat memperoleh asupan ideal ini, konsumsi 2.000 mg minyak ikan setiap hari, atau kapsul DHA 1.000 mg.

4. Lebih suka mengonsumsi makanan kemasan
Bikin cepat tua karena: Makanan kemasan cenderung meningkatkan sodium, yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi bila dikonsumsi berlebihan.

Kebanyakan makanan kemasan menambahkan sodium, namun tidak menambahkan potasium, yang biasa didapatkan dari buah dan sayuran. "Kekurangan potasium akan memperbesar efek racun dari asupan garam yang berlebihan," ungkap Dr Fruge. Akan lebih parah kondisi Anda jika ginjal berusaha mengeluarkan garam tersebut, karena Anda akan kehilangan lebih banyak potasium.

"Ketidakseimbangan ini akan merusak pembuluh darah, dan memicu tekanan darah tinggi. Makan dengan lebih baik pasti bisa memperbaiki masalah ini," tambahnya. Batasi asupan sodium Anda hingga 1.500 mg per hari, lalu konsumsi tujuh sampai sembilan porsi buah dan sayuran tiap hari.
Kompas

Makanan untuk Si Melankolis

Selain faktor kepribadian, perasaan melankolis ternyata berkaitan erat dengan defisiensi beberapa zat gizi, terutama vitamin B khususnya vitamin B6, C, selenium, dan asam amino triptofan. Keterbatasan asupan zat gizi tersebut menggagalkan produksi zat penghantar dalam sel otak (neurotransmitter), diantaranya serotonin, dopamin, dan norepinefin. Gejala melankolis seperti suka melamun, sulit tidur, mudah tersinggung, dan merasa terkucil, muncul akibat konsentrasi serotonin yang rendah.

Perasaan melankolis dan sendu mendayu kalbu juga menguras simpanan triptofan dalam darah. Triptofan diperlukan untuk pembentukan neurotransmitter serotonin, yang berperan memperbaiki suasana hati (mood). Semakin terbatasnya triptofan, jika tidak diimbangi dengan asupan yang memadai, akan semakin memperparah keadaan. Untuk itu, mengonsumsi makanan kaya triptofan amat disarankan.

Beras merah
Santapan kaya karbohidrat kompleks dan asam amino triptofan, seperti beras merah, sangat menguntungkan bagi penyerapan triptofan. Karbohidrat kompleks meningkatkan efisiensi penyerapan triptofan. Beras merah unggul dalam kandungan karbohidrat kompleks dan asam amino triptofan dibandingkan bahan makanan karbohidrat kompleks lainnya. Karbohidrat kompleks dan triptofan berperan menggenjot kerja serotonin di dalam otak. Dengan begitu sel saraf lebih relaks dan perasaan pun menjadi lebih santai.

Tempe
Si melankolis umumnya mengalami defisiensi vitamin B, khususnya asam folat. Asam folat mengendalikan kadar homosistein, zat yang berkaitan dengan munculnya depresi dan persepsi berlebihan dalam diri orang yang berperilaku melankolis. Tempe bisa membantu memenuhi kebutuhan asam folat bagi si melankolis. Makanan olahan kedelai lainnya juga bisa membantu seperti tahu, susu kedelai.

Alpukat
Buah yang rasanya gurih ini berlimpah magnesium. Mengasup makanan mengandung magnesium bisa membantu mengurangi gelaja depresi, dengan cara membuat otot lebih relaks.

Ikan tuna
Vitamin B, diantaranya niasin, merupakan zat gizi yang paling dianjurkan untuk menanggulangi depresi dan perasaan melankolis. Salah satu makanan yang berlimpah niasin adalah ikan tuna. Niasin membantu mengubah perasaan cemas dan panik menjadi nyaman. Selain itu, niasin diakui dapat membangun suasana hati.

Bayam
Sayuran hijau ini kaya vitamin B6 yang berperan dalam penyembuhan gangguan sistem saraf. Selain membantu mengatasi perasaan melankolis, vitamin B6 membantu memulihkan penyakit Alzheimer.

Jambu biji
Agar lebih mudah memutuskan jebakan perasaan melankolis, diperlukan vitamin C untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin C termasuk zat gizi yang banyak terkuras selama seseorang mengidap depresi dan dikejar perasaan melankolis.

Ikan kakap
Ikan kakap mengandung selenium yang dapat membantu menghilangkan perasaan kesepian, tak berguna, tak diterima oleh lingkungan, dan perasaan destruktif lainnya. Perasaan inilah yang seringkali dialami si melankolis. Selenium juga membantu meredakan hasrat marah-marah, uring-uringan, serta perasaan sensitif dan mudah tersinggung.

Salmon
Ikan laut dalam dengan daging berwarna merah ini mengandung asam lemak omega-3, yang berperan mengendalikan depresi dan perasaan melankolis.

Sumber: Buku Good Mood Food, oleh Wied Harry Apriadji (Gramedia Pustaka Utama)
Kompas

Jadilah Vegetarian, 2 Hari Saja Tiap Minggu

Menjadi vegetarian adalah suatu keputusan besar. Bagaimana tidak, Anda harus meninggalkan jenis makanan yang justru Anda sukai untuk alasan-alasan tertentu. Dari keinginan untuk mengurangi kolesterol hingga untuk alasan peduli lingkungan.

Namun, sebenarnya Anda tidak perlu menyingkirkan makanan-makanan yang Anda sukai. Apalagi jika Anda merasa santapan jadi kurang nendang jika tidak dilengkapi daging. Penelitian baru menunjukkan, Anda tidak perlu menghindari daging selamanya untuk menikmati manfaat yang didapat vegetarian penuh waktu.

Anda hanya perlu libur makan daging sapi, ayam, ikan, kambing, atau babi beberapa hari saja dalam seminggu. Menurut para peneliti, cara ini perlu dicoba.

"Makan sayuran dua hari saja dalam seminggu bisa menghasilkan manfaat kesehatan, lingkungan, dan keuangan yang nyata. Anda tidak perlu melakukan perubahan besar yang membuat Anda merasa kewalahan," kata Kate Geagan, RD, penulis buku Go Green Get Lean.

Kuncinya adalah mendapatkan nutrisi yang Anda perlukan dalam dua hari tanpa daging tersebut. Pilih jenis sayuran dan buah-buahan yang bervariasi sehingga Anda mendapatkan banyak asupan vitamin dan mineral. Tambahkan protein dari sumber-sumber nabati, seperti tahu, tempe, dan oncom, serta kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, dan selai kacang untuk olesan roti gandum. Pilihan ini mampu mengatasi rasa lapar, juga memuaskan keinginan untuk makan enak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan sebuah kampanye yang diluncurkan pada tahun 2003 yang diberi nama Meatless Monday. Kampanye ini dibuat untuk mendorong orang Amerika mengurangi lemak jenuh dari menu makanan mereka.

"Dua tahun lalu hanya ada satu blogger yang menulis tentang hari bebas daging," kata Chris Elam, direktur program tersebut. "Sekarang ada lebih dari 150 blogger, dan hampir 50 kafeteria kampus yang menerapkan Meatless Mondays."

Dalam sebuah survei yang dilakukan majalah Self, terlihat bahwa 40 persen pembaca ingin menghindari daging paling tidak beberapa hari dalam seminggu. Kemudian, ada 11 persen pembaca yang sudah menerapkan hari tanpa daging dua minggu sekali. Artinya, ada keinginan untuk makan sayuran lebih banyak, hanya saja banyak orang masih belum berani meninggalkan daging seterusnya.

Jika Anda sudah mampu menjadi vegetarian dua hari dalam seminggu, coba tingkatkan frekuensinya. Selamat mencoba.
Kompas

6 Cara Baru agar Mudah Tertidur

Ada kalanya kita mengalami susah tidur. Badan sudah terbaring beberapa jam, tetapi mata susah sekali menutup. Kalaupun kita memaksa untuk terus memejamkan mata, otak tak mau diajak istirahat. Kejadian-kejadian yang berlalu sepanjang hari terasa masih terus berputar tanpa henti.

Jika hal ini terjadi, lebih baik tak usah memaksakan diri memejamkan mata atau mengubah-ubah posisi tidur Anda. Ada empat cara untuk membuat Anda segera tertidur, yang layak untuk dicoba.

Rapikan tempat tidur Anda. Yang benar saja, mungkin begitu pikir Anda. Namun trik kecil ini bisa membantu memastikan Anda dapat segera tertidur dengan lelap. Sebuah studi baru mendapati bahwa orang-orang yang merapikan sendiri tempat tidurnya setiap hari cenderung akan meningkatkan peluang tidur nyenyak sebesar 19 persen. Mengganti seprai atau selimut dengan yang baru, dan tidur di atas kasur dan bantal yang nyaman juga membantu. Wangi seprai atau selimut yang baru dicuci akan membuat Anda menjadi rileks dan segera tertidur.

Atur suhu udara. Para pakar tentang tidur mengatakan bahwa suhu ideal untuk tidur adalah sekitar 18 derajat Celcius. Tubuh Anda membutuhkan sedikit penurunan suhu untuk mendorong Anda tidur. Namun, sesuaikan juga suhu di kamar ini dengan kenyamanan Anda agar tidak terlalu dingin. Terlalu dingin atau terlalu panas akan membuat Anda mudah terbangun.

Kepalkan jari-jari kaki. Catherine Darley, ND, direktur Institute of Naturopathic Sleep Medicine di Seattle menyarankan, saat Anda mulai bersiap untuk tidur, cobalah teknik relaksasi progresif ini. Tekuk jari-jari kaki Anda dalam tujuh hitungan, kemudian lepaskan. Ulangi melalui masing-masing kelompok otot, dimulai dari jari-jari kaki hingga ke leher.

Buat jurnal. Rutinitas harian Anda memengaruhi lelap-tidaknya Anda tidur. Membuat jurnal mengenai aktivitas Anda sepanjang hari bisa membantu Anda menghubungkan kedua hal tersebut, kata Stephanie Silberman, PhD, penulis buku The Insomnia Workbook. Setiap hari, catat berapa banyak kafein yang Anda konsumsi, kapan dan berapa lama Anda berolahraga, apa yang Anda makan, kapan Anda pergi tidur dan bangun, dan berapa lama Anda tidur. Bila terjadi gangguan tidur, tunjukkan jurnal Anda ini pada dokter sub-spesialis masalah tidur.

Berhentilah menatap jam dinding. Saat Anda susah tidur, atau terus terbangun sepanjang malam, yang Anda lakukan pertama kali pasti mengecek waktu. Menatap jam justru akan memicu Anda untuk bangun, demikian menurut Joyce Walsleben, PhD, profesor tamu di NYU School of Medicine. "Jam meningkatkan tingkat kewaspadaan Anda, dan mengacaukan waktu tidur Anda. Bila Anda butuh memasang alarm, jauhkan jam tersebut dari jangkauan Anda," katanya.

Matikan gadget, ponsel, atau TV, satu jam sebelum waktu tidur. Memang ada orang yang biasa menggunakan alunan musik atau suara-suara dari acara TV sebagai pengantar tidur. Namun bila Anda bukan termasuk golongan ini, dan Anda berkeras terus bermain Angry Birds atau menonton Junior Masterchef yang diputar-ulang di TV, lupakan saja impian untuk bisa segera tidur. Cahaya biru dari perangkat elektronik bisa memanipulasi tubuh untuk berpikir bahwa saat itu sudah pagi.
Kompas

Gemuk Itu Menular?

Ingin punya tubuh yang ramping dan kencang? Banyak-banyaklah bergaul dengan teman yang memiliki tubuh seperti itu. Sebaliknya, menurut penelitian mengenai Indeks Massa Tubuh yang dilakukan Arizona State University, orang yang selalu dikelilingi teman-teman yang mengalami obesitas lama-kelamaan akan melebar lingkar pinggangnya.

Mengapa hal ini terjadi? Para peneliti meyakini bahwa dengan melihat orang-orang di sekitar yang berukuran besar, kita bisa terdorong untuk melihat bahwa obesitas adalah sesuatu yang normal. Alhasil, kita jadi terpicu untuk ikut makan lebih banyak. Semakin gemuk teman-teman kita, semakin besar kemungkinan kita menjadi ikut gemuk.

"Melihat obesitas telah menyebar di antara teman-teman dekat dan anggota keluarga, akan meningkatkan pertanyaan penting, bagaimana hal itu bisa menyebar," kata Daniel Hruschka, pemimpin studi ini.

Kita bisa membentuk suatu pemahaman mengenai ukuran tubuh yang pantas hanya dengan mengamati tubuh teman-teman kita, lanjut Hruschka. Akibatnya, hal ini mengubah pola makan dan latihan kita. "Jika kita bisa menemukan dengan tepat (alasan) mengapa obesitas menyebar di kalangan teman-teman dan keluarga, kita bisa tahu ke mana harus berfokus untuk menahan tingkat obesitas," ujarnya.

Meskipun begitu, tim peneliti tidak membuat kesimpulan yang pasti antara ukuran tubuh dan kelompok pertemanan. Mereka hanya berkeras bahwa penelitian ini memberikan petunjuk penting dalam menghadapi masalah obesitas yang terus meningkat.
Kompas

Gemuk Itu Menular?

Ingin punya tubuh yang ramping dan kencang? Banyak-banyaklah bergaul dengan teman yang memiliki tubuh seperti itu. Sebaliknya, menurut penelitian mengenai Indeks Massa Tubuh yang dilakukan Arizona State University, orang yang selalu dikelilingi teman-teman yang mengalami obesitas lama-kelamaan akan melebar lingkar pinggangnya.

Mengapa hal ini terjadi? Para peneliti meyakini bahwa dengan melihat orang-orang di sekitar yang berukuran besar, kita bisa terdorong untuk melihat bahwa obesitas adalah sesuatu yang normal. Alhasil, kita jadi terpicu untuk ikut makan lebih banyak. Semakin gemuk teman-teman kita, semakin besar kemungkinan kita menjadi ikut gemuk.

"Melihat obesitas telah menyebar di antara teman-teman dekat dan anggota keluarga, akan meningkatkan pertanyaan penting, bagaimana hal itu bisa menyebar," kata Daniel Hruschka, pemimpin studi ini.

Kita bisa membentuk suatu pemahaman mengenai ukuran tubuh yang pantas hanya dengan mengamati tubuh teman-teman kita, lanjut Hruschka. Akibatnya, hal ini mengubah pola makan dan latihan kita. "Jika kita bisa menemukan dengan tepat (alasan) mengapa obesitas menyebar di kalangan teman-teman dan keluarga, kita bisa tahu ke mana harus berfokus untuk menahan tingkat obesitas," ujarnya.

Meskipun begitu, tim peneliti tidak membuat kesimpulan yang pasti antara ukuran tubuh dan kelompok pertemanan. Mereka hanya berkeras bahwa penelitian ini memberikan petunjuk penting dalam menghadapi masalah obesitas yang terus meningkat.
Kompas

Menyembuhkan Diri dengan Makanan

Gangguan fisik yang dialami seseorang turut dipengaruhi masalah emosi. Perasaan dendam, trauma, atau sampah dalam tubuh lainnya yang tersimpan lama menimbulkan ketidakseimbangan fisik dan emosi. Karena itu, dibutuhkan pendekatan holistik untuk meraih keseimbangan diri ini. Makanan juga punya andil besar sebagai food healing. Seseorang bisa mengatasi masalah dari dalam diri tanpa harus menjauhkan makanan tertentu. Namun, justru makanan sebagai salah satu penyembuhnya.

Terapis Rina Poerwadi memasukkan food healing ke dalam program perencanaan perawatan aromaterapi holistik. Sasarannya adalah mereka yang berkeinginan menyembuhkan diri sendiri, untuk menyeimbangkan kembali fisik dan emosi. Terapi diri dinilai sebagai pilihan cara bagi siapa pun yang ingin sembuh dari berbagai penyakit fisik, yang ternyata juga dipengaruhi gangguan emosi dari dalam diri.

"Klien yang datang ke klinik akan memulai terapi dengan konsultasi. Biasanya, pertanyaan dasar yang diajukan adalah mengapa ia ingin terapi, apa obyektifnya. Pertanyaan seputar latar belakang penyakit juga diajukan, namun terapis bukan tugasnya untuk mendiagnosa penyakit. Gaya hidup, pola makan, hingga siapa pemicu stres juga dipertanyakan. Aromaterapi diaplikasikan pada sesi pijatan dengan minyak esensial tertentu dan aroma yang dihirup dalam ruangan. Namun, proses konsultasi punya peran penting, selain juga pendekatan food healing," tutur Rina saat ditemui Kompas Female di Tirtayu Healing Center, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penyembuhan dengan makanan tetap diperlukan. Fokusnya bukan sekadar pengaturan apa yang boleh dimakan atau tidak. Namun, kata Rina, pikiran juga bisa diprogram ulang untuk mengasup makanan yang mendukung penyembuhan diri.

"Beberapa orang membutuhkan resep khusus sebagai pendukung pengobatan yang sudah didapatkannya dari dokter. Bentuknya bisa dibuatkan resep menu sehat atau dibuatkan langsung makanan yang membantu menyembuhkannya. Misalnya, penderita diabetes, obat dokter tetap dibutuhkan seumur hidup. Namun, diperlukan juga pendekatan holistik. Jika ia suka kue, tak perlu melarangnya makan kue. Namun dibuatkan kue serupa dengan rasa yang tidak manis. Menu sehat sebagai food healing dikombinasikan sesuai dengan diagnosa dokter. Prinsipnya adalah melengkapi pengobatan yang sudah ada," lanjutnya.

Food healing menjadi penting karena, bagi Rina, penderita penyakit tertentu juga memerlukan kebahagiaan emosi. Kalau dilarang menikmati makanan tertentu, emosinya pun tak seimbang. Namun, yang perlu dilakukan adalah melatih lidah penderita penyakit tertentu untuk mulai makan sesuatu yang tidak disukainya secara bertahap. "Food healing ini sebagai training lidah," tutup Rina.
Kompas

Pakai Legging Bikin Otot Kendur?

Legging memang item fashion favorit kaum perempuan, karena bisa dikenakan dalam momen apa saja. Namun legging ternyata bisa membawa pengaruh buruk bagi pemakainya. Ahli kesehatan mengatakan bahwa legging bisa mendorong otot-otot perempuan menjadi "malas", sehingga menyebabkan perut dan kaki yang menggelambir.

"Legging menahan dan mendukung quadriceps (paha bawah), bokong, dan otot-otot inti di perut Anda, dan mengambil alih tugas yang harus dilakukan otot-otot tersebut," kata Sammy Margo, ahli fisioterapi.

Saat mengenakan legging, kita juga cenderung menyembunyikan bagian tubuh kita yang tidak kita sukai, seperti selulit pada kaki atau muffin top (perut yang menggelambir), sehingga kita juga cenderung mengabaikan masalah tersebut, lanjut Sammy. Sebagai hasilnya, otot-otot dibiarkan mengendur dan mati, sehingga ketika kita mulai jarang mengenakan legging, tubuh Anda tidak akan terlihat langsing dan kencang lagi.

"Memang, meskipun nyaman, legging itu bukan 'teman baik' kaum perempuan," ujar Jessica Hough, beauty assistant majalah Marie Claire. Menurutnya item ini boleh saja disimpan, tetapi ketika musim kemarau datang dan tak memungkinkan Anda untuk memakainya, Anda bisa terkejut dengan pengaruhnya pada tubuh Anda.

Bila masalah terjadi, Jessica menyarankan untuk menggunakan krim antiselulit yang mengandung minyak esensial untuk mengurangi lekukan-lekukan pada kulit, dan menggosok area tersebut dengan sikat tubuh. Anda juga bisa melakukan latihan ringan untuk membantu mengencangkan otot-otot di bagian paha dan betis, seperti berjalan sambil mengenakan ankle weight, juga mengencangkan dan mengendurkan otot-otot perut dan bokong setiap hari.
Kompas

Pisang, Buah yang Melangsingkan

Diet bukan alasan untuk menghindari makanan yang mengandung karbohidrat. Bak bensin, karbohidrat berperan sebagai sumber energi tubuh. Dalam sehari, tubuh memerlukan asupan karbohidrat hingga 50 persen.

Jenis karbohidrat yang cocok untuk mereka yang sedang berdiet adalah karbohidrat kompleks yang akan terserap tubuh dengan lebih perlahan sehingga tubuh tidak mudah lapar. Contohnya adalah nasi merah dan produk olahan tepung gandum yang tidak dimurnikan (whole wheat).

Pisang termasuk dalam kelompok karbohidrat yang disarankan karena mengandung sari pati (resistant starch) yang membuat tubuh kenyang lebih lama dan mempercepat proses metabolisme. Karena itu, buah ini sangat cocok untuk menjadi pengganti camilan.

Sepotong pisang berukuran sedang mengandung 12,5 gram sari pati, jauh lebih banyak dibanding makanan lain. Selain itu, pisang juga memiliki kadar lemak yang rendah.

Keunggulan lain buah berwarna kuning ini adalah mengandung vitamin A, C, dan B. Pisang juga mengandung kalium, salah satu mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Mineral lain yang terdapat dalam pisang adalah magnesium.
Kompas

4 Cara Efektif Hindari Sakit Jantung

Sakit jantung adalah pembunuh paling sadis. Setiap tahun, puluhan juta orang di dunia meninggal akibat penyakit ini dan ada jutaan orang yang divonis sebagai pengidap baru. Sayangnya, sebagian besar masyarakat belum tahu bahwa sakit jantung sebenarnya dapat dicegah melalui cara alami dan pengaturan pola makan.

Para ahli dari Eropa yang tergabung dalam European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) beberapa tahun terakhir ini melakukan studi mengenai pola dan asupan nutrisi di 10 negara Eropa. Riset ini juga menyusun cara atau strategi dalam menekan risiko mengidap penyakit pembuluh darah dan jantung.

Menurut peneliti dan pakar diet penulis Your Healthy Weight Loss Plan, John Phillip, hasil berbagai riset menunjukkan bahwa penyakit jantung dapat terbentuk sejak awal hidup seseorang dan kemudian berkembang menjadi ancaman mematikan saat mereka beranjak dewasa. Kabar baiknya adalah risiko penyakit jantung dapat dikendalikan dan dihindari dengan membuat perubahan sederhana pada gaya hidup dan diet seseorang.

Riset EPIC yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine menunjukkan bahwa perubahan dalam diet dapat menekan risiko mengalami serangan jantung hingga 81 persen. Melalui pengaturan diet yang tepat, risiko inflamasi dapat diturunkan dan tekanan darah menjadi terkendali.

Para ahli menekankan empat faktor penting yang dapat dilakukan seseorang untuk dapat menghindari risiko mengidap penyakit jantung:

1. Kurangi makanan mengandung karbohidrat olahan, gula, dan padi-padian.

Makanan olahan kini telah menjadi menu pokok setiap hari. Padahal, makanan ini mengandung karbohidrat sederhana yang mudah sekali diproses menjadi glukosa dan menyebabkan gula darah meningkat dalam waktu singkat. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya resistensi insulin dan menyebabkan penebalan dalam lapisan endothelial pembuluh koroner. Disarankan untuk secara bertahap mengurangi makanan dari jenis roti, pasta, nasi, makanan bergula, dan semua makanan yang berbahan gandum atau jagung.

2. Batasi minyak nabati Omega-6.

Minyak nabati atau vegetable oil relatif stabil pada suhu ruang dan biasa digunakan dalam hampir seluruh proses pemanggangan dan pengolahan makanan untuk menambah aroma dan membuat lebih awet. Menurut para ahli, mengonsumsi minyak nabati secara berlebihan juga dapat memicu pelepasan zat kimia yang meningkatkan stres oksidatif dan memicu kerusakan pada sistem pembuluh darah. Sebaiknya hindari penggunaan minyak nabati untuk memasak dan batasilah menyantap makanan yang digoreng.

3. Jangan lupakan asam lemak Omega-3

Pola makan modern hampir tidak pernah memasukkan makanan sehat yang mengandung asam lemak Omega-3, yang sebenarnya pernah menjadi bagian dari diet manusia selama berabad-abad. Menurut para ahli, rasio yang ideal antara kandungan asam lemak Omega-6 dan Omega-3 dalam menu makanan 1:1.

Para ahli juga setuju bahwa kebanyakan orang di Eropa saat ini mengasup makanan dengan rasio 20:1. Alhasil, fenomena ini menimbulkan ketidakseimbangan dan memicu inflamasi yang bersifat sistemik. Saran dari para ahli, masukkan jenis-jenis ikan, seperti tuna, salmon, dan sarden, kacang-kacangan, dan biji-bijian untuk menyeimbangkan rasio asupan lemak Anda atau dengan cara mengonsumsi suplemen minyak ikan.

4. Hindari stres oksidatif

Akitivitas normal tubuh seperti bernapas, makan, dan bergerak dapat menghasilkan radikal bebas yang merusak struktur genetik dan menyebabkan kolesterol buruk (LDL) teroksidasi. Kita tidak dapat mencegah proses ini sepenuhnya. Akan tetapi, kita dapat meredamnya dengan cara mengonsumsi sayuran segar, buah-buahan dari jenis beri, dan suplemen tertentu untuk menekan dampak radikal bebas pada kesehatan jantung dan organ lainnya.
Kompas

Hobi Begadang Merusak Pola Makan

Salah satu efek buruk begadang adalah badan lebih cepat melar. Menurut hasil sebuah penelitian, hal ini disebabkan karena orang yang suka terjaga sampai malam biasanya makan lebih banyak dan suka makan sembarangan.

Dalam 10 tahun terakhir, berbagai studi mengenai tidur menggarisbawahi pentingnya tidur di waktu malam dan durasi tidur delapan jam untuk orang dewasa. Menjaga pola tidur yang sehat akan membuat sistem sirkardian tubuh tetap terjaga dan membuat sistem metabolisme dan psikologis berjalan lancar.

Dalam studi teranyar, para peneliti menegaskan kembali kaitan antara berat badan dengan tidur. Para peneliti dari Northwestern University AS meneliti pola tidur dan pola makan 52 orang dewasa.

Lebih dari separuh partisipan studi memiliki jam tidur yang normal, atau memiliki pertengahan waktu tidur sekitar jam 5.30 pagi. Sisanya, tergolong dalam orang yang suka tidur larut dan kurang tidur.

Kelompok orang yang tidur larut (late sleepers) mengonsumsi kalori lebih banyak saat makan malam dan setelahnya. Mereka juga lebih banyak mengasup makanan cepat saji, suka minum softdrink dan jarang mengonsumsi buah dan sayuran. Secara umum, kelompok ini mengonsumsi 248 kalori lebih banyak dari orang yang waktu tidurnya normal.

Kebiasaan lain yang ditemui pada kelompok late sleepers adalah jarang sarapan dan makan dalam jumlah banyak saat makan siang dan malam. Namun, tidak dijelaskan apakah alasan pemilihan menu yang tidak sehat itu karena memang pilihan para partisipan sendiri atau ketiadaan pilihan menu lain.

Dr. Phyllis Zee, peneliti senior dalam studi ini menyatakan, bila waktu tidur dan pola makan tidak sesuai dengan jam biologis tubuh, maka bisa menyebabkan perubahan pada metabolisme dan selera makan.
Kompas

Kalsium, Kunci Kekuatan Tulang

Kalsium merupakan mineral yang memiliki peran sangat penting dalam tubuh. Begitu pentingnya kalsium sehingga jika tidak dikonsumsi dalam dosis yang cukup, fungsi tubuh bisa terganggu.

Selain fungsi utamanya untuk membangun dan mempertahankan kekuatan tulang dan gigi, kalsium juga berguna untuk membantu mengatur detak jantung, pertumbuhan otot, membantu transmisi impuls, serta mempertahankan penyerapan zat-zat gizi ke tulang dan gigi.

Menurut dr.Elida Ilyas, Sp.RM, kebutuhan kalsium orang dewasa setidaknya 1.000 miligram per hari. Kebutuhan kaslium makin meningkat pada wanita hamil dan menyusui dan orang lanjut usia, yakni sebesar 1.200 mg/hari.

Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia, dari berbagai macam makanan yang dikonsumsi kecukupan kalsiumnya baru terpenuhi sebanyak 250 mg. Untuk menutupi kekurangannya, disarankan untuk mengonsumsi susu.

Kalsium juga bisa diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Misalnya pada ikan teri, keju, dan sayur-sayuran hijau seperti bayam dan brokoli. Di samping itu, diusahakan cukup mendapat sinar matahari secara langsung untuk mengaktifkan provitamin D di bawah kulit agar menjadi vitamin D yang sangat penting bagi kesehatan tulang.

Tetapi Elida menekankan pentingnya memperhatikan kebutuhan kalsium agar tidak berlebihan. "Karena kalsium itu sebelum di bawa ke tulang, dia lewat ginjal dulu, lalu diserap oleh ginjal, baru dibawa ke tulang. Tapi ginjal juga punya batasannya. Jadi kalau sudah melebihi tidak bisa diabsorbsi lalu ditinggalkan diginjal, akhirnya jadi batu ginjal," jelasnya.
Kompas

Langsing Berkat Ubi Cilembu

Asri "Welas" Pramawati sempat frustasi karena berat badannya naik hingga 40 kilogram setelah melahirkan putra pertamanya, Rajwa Gilbram Ridha Rahardja 3 tahun silam. Untuk mengembalikan berat badannya ia mengganti menu nasi saat sarapan dengan ubi Cilembu dan bobot tubuhya kini stabil di kisaran 53 kg.

Sebelum hamil, berat badan Asri hanya 45 kg, namun beberapa bulan setelah melahirkan bobotnya mencapai 85 kg. "Selama menyusui Ibam, anakku, nafsu makan memang tinggi sekali. Dalam sehari bisa 8 kali makan," cerita wanita yang mulai dikenal saat berperan sebagai Welas dalam sitkom Suami-Suami Takut Istri ini.

Pada awalnya, ia menganggap wajar kenaikan berat badannya. Namun setelah ia bertemu teman yang juga baru memiliki anak namun badannya tetap langsing, Asri menjadi yakin bahwa berat badannya berlebihan.

"Saya kaget karena teman saya itu usia anaknya sama dengan Ibam dan juga memberi ASI tapi badannya tetap langsing," cetusnya.

Sejak saat itu, perempuan yang suka bercanda ini memutuskan untuk mengurangi berat badannya. "Waktu anak saya usia 8 bulan, saya langsung diet ketat. Tidak makan nasi sama sekali. Tapi akibatnya saya malah tumbang terkena tifus. Sedih sekali kalau ingat karena Ibam tidak bisa mendapatkan ASI," ujarnya.

Kemudian Asri diberi tahu teman tentang manfaat ubi Cilembu dan mencobanya. "Setiap pagi saya minum ubi Cilembu yang direbus. Selain banyak vitaminnya, penyerapan oleh tubuh juga bagus dan pengeluarannya juga lancar sehingga tidak ada yang disimpan tubuh. Selanjutnya makan siang dan makan malam saya makan seperti biasa," paparnya.

Sebagai variasi, terkadang ia juga mengonsumsi roti tawar gandum. "Karena berserat tinggi jadinya saya jarang makan," imbuhnya.

Selain itu, Asri juga rutin berolahraga. "Saya tidak ikut klub kebugaran. Cuma jogging saja di sekitar rumah seminggu dua kali. Lagipula golongan darah saya O sehingga tidak disarankan olahraga berat," katanya.

Saat ini Asri boleh berbangga karena berat badannya stabil di kisaran 53 kg. Untuk mengendalikan nafsu makannya, wanita yang hobi mendesain kebaya ini secara rutin melakukan totok.

"Waktu gemuk dulu saya sering migren, kemudian saya melakukan totok dan ternyata sembuh. Nafsu makan juga berkurang," kata wanita yang tahun depan berencana ingin menambah momongan ini.

Ia juga mengingatkan pentingnya melakukan penurunan berat badan secara bertahap. "Jika ingin mengurangi porsi makan, lakukan pelan-pelan sehingga tubuh tidak kaget. Sekarang saya kalau makan juga tidak bisa banyak karena perut sudah terbiasa diisi sedikit," katanya.
Kompas

Roti Gandum Sumber Serat

Kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat berpengaruh juga pada pilihan jenis makanan yang diasup, salah satunya pada jenis roti. Roti gandum belakangan ini banyak dipilih oleh mereka yang ingin menjaga kesehatan.

"Dibandingkan dengan roti putih, roti gandum memang kandungan karbohidratnya lebih sedikit, tetapi kaya serat," kata Hastie Fardianty, Marketing Manager PT Nippon Indosari Corporindo, yang memproduksi roti dengan merek Sari Roti ini.

Ia mengatakan, meski pasar roti gandum di Indonesia masih kecil, dalam beberapa tahun terakhir ini mencatat pertumbuhan yang baik. "Sejauh ini, penggemar roti gandum memang orang dewasa yang mapan atau mereka yang concern pada kesehatan, seperti penderita diabetes," paparnya, yang ditemui di sela-sela acara press conference program Sarapan Double Power Blue Band dan Sari Roti di Jakarta (10/5/2011).

Roti gandum terbuat dari tepung gandum utuh yang dalam proses penggilingannya hanya membuang kulit luarnya. Selain memiliki ciri berwarna agak gelap, roti gandum juga bertekstur kasar. "Roti yang terbuat dari kualitas gandum baik biasanya agak berat," katanya.

Serat yang dikandung dalam roti gandum telah terbukti memberikan manfaat yang baik pada tekanan darah. Selain itu, kandungan serat yang tinggi juga menyebabkan karbohidrat dalam roti gandum lebih lama dicerna tubuh sehingga perut terasa kenyang lebih lama dan tidak cepat menaikkan gula darah.

Hastie menyarankan agar roti gandum sebaiknya tidak dikonsumsi dengan selai. "Bisa ditambahkan mentega atau dikonsumsi langsung dengan susu nonlemak," katanya.
Kompas

Sudah Berobat, Apakah Masih Tularkan TB?

TANYA :

Dok, apakah penderita penyakit paru-paru (TB Paru) yang mengonsumsi obat secara teratur juga berisiko menularkan penyakitnya ke orang lain? Penularannya melalui apa saja dok? Apa dengan berbicara juga menular? Lalu adakah efek samping dari meminum obat selama 6 bulan berturut-turut? terima kasih atas jawabannya.

Zahra, 23, Jakarta





JAWAB :

Mbak Zahra yang baik, perlu kita pahami dahulu bahwa penularan dari kuman TB pada mayoritas kasus disebabkan oleh infeksi dari mycobacterium tuberculosis. Yang perlu diketahui bahwa penggandaan kuman TB ini sangatlah lambat dibandingkan dengan infeksi bakterial lainnya. Dan karena bakteria ini aerobik atau membutuhkan udara untuk bisa bertahan hidup, maka akan berlipat ganda lebih banyak pada jaringan paru, terutama pada bagian puncak paru di mana konsentrasi oksigen terdapat lebih banyak dibanding dengan organ lainnya.

Penularan TB ini memang melalui perantara manusia dan penularan utamanya melalui udara. Tentunya, sumber utama penularan adalah bakteri yang berasal dari pasien yang sedang sakit TB paru atau TB laring yang tidak sengaja sedang batuk. Saat pasien batuk, berbicara, ataupun bersin, maka akan keluar setitik cairan yang bisa menginfeksi orang lannya.

Tetesan cairan yang keluar dapat bertahan hingga di udara selama beberapa jam dan akibatnya penularan bisa terjadi saat udara yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh kita. Sinar matahari dan ventilasi yang baik bisa mengurangi risiko terjadinya penularan tersebut.

Kadar dari risiko tingginya penularan sangat berkaitan dengan pemeriksaan dahak yang positif ataupun negatif. Pasien yang pemeriksaan dahaknya positif tentunya sangat berisiko tinggi menularkan pada orang lain. Sedangkan yang hasil pemeriksaannya negatif dan juga biakan negatif biasanya tidak menularkan.

Faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya TB aktif bisa bergantung pada ketahanan tubuh seseorang di mana yang berisiko lebih tinggi adalah mereka yang imunitas kurang seperti anak-anak, orang berusia lanjut, penderita HIV-AIDS, diabetes, keganasan, malnutrisi, kehamilan, pengguna steroid lama, perokok, alkohol dan imunosupresan. Faktor lainnya bisa disebabkan karena banyaknya jumlah bakteri, sering kontak dengan sumber yang infeksius, lamanya terpapar, dan status bakteri si sumber penularan.

Terapi pengobatan yang dijalankan dengan baik dan efektif dapat mengurangi risiko penularan pada orang lain setelah melakukan terapi selama kurang dari satu bulan, dalam hal ini sekitar 2 - 3 minggu. Hal ini pun berlaku untuk pasien dengan pemeriksaan dahak yang positif kuman TB, tentunya jangan lupa untuk evaluasi berkala.

Efek samping pada pasien yang mengonsumsi obat harus diperhatikan apalagi untuk penggunaan yang sangat lama sampai 6 bulan. Banyak studi menyebutkan efek obat ini bila dikonsumsi terus menerus sangatlah bervariasi. Efek tersebut mulai dari perubahan kulit menjadi kuning karena fungsi hati terganggu, terganggunya fungsi ginjal, rasa kesemutan, baal, nyeri sendi, gangguan penglihatan yang umumnya pulih saat pemakaian obat dihentikan.

Tetapi sebaiknya Anda tak perlu takut. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika anda rutin melakukan kontrol pada dokter untuk mengevaluasi kesehatan, risiko penularan, dan tentu saja efek samping dari penggunaan obat.
Kompas

Waspada, Obat Pereda Nyeri Memicu Kanker

Berhati-hatilah menggunakan obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Studi teranyar menunjukkan, konsumsi pereda nyeri golongan asetaminofen dan parasetamol meningkatkan risiko terkena kanker darah.

Meski risikonya termasuk rendah dan belum diketahui dengan pasti mekanismenya, hasil riset tersebut menambah bukti kaitan antara kanker dan obat pereda nyeri (painkiller).

Pada studi awal diketahui bahwa penggunaan aspirin memang bisa menurunkan risiko kematian akibat kanker kolon, tetapi di lain pihak meningkatkan risiko perdarahan perut. Namun, belum jelas apakah perdarahan itu karena kanker darah atau hematologi.

"Sebelumnya hanya sedikit bukti yang menguatkan bahwa aspirin menurunkan risiko kanker hematologi (berkaitan dengan darah)," kata Emily White, peneliti di bidang kanker.

Pada kasus-kasus individual memang terdapat kaitan bahwa konsumsi obat penghilang nyeri meningkatkan risiko kanker. Namun, studi individual semacam itu tidak dianggap sebagai bukti ilmiah sebelum dilakukan studi pada populasi yang besar dalam jangka panjang.

"Studi yang kami lakukan ini sangat prospektif," kata White, meski ia belum bisa menyimpulkan obat analgesik menyebabkan kanker.

Dalam penelitiannya, White dan tim mengikuti lebih dari 65.000 pria dan wanita berusia lanjut di Negara Bagian Washington, Amerika Serikat. Para responden ditanya tentang kebiasaan mereka mengonsumsi obat pereda nyeri dalam 10 tahun terakhir dan dipastikan mereka tidak menderita kanker, kecuali kanker kulit.

Enam tahun sejak dimulainya studi, 577 orang atau kurang dari 1 persen menderita kanker yang melibatkan sel darah, misalnya limfoma.

Lebih dari 9 persen orang yang menderita kanker itu menggunakan obat pereda nyeri asetaminofen dibandingkan dengan 5 persen orang yang juga mengonsumsi, tapi tidak terkena kanker.

Kemudian, setelah mempertimbangkan faktor usia, penyakit artritis, dan riwayat keluarga yang menderita kanker darah, ternyata orang yang mengonsumsi obat pereda nyeri dalam jangka panjang memiliki risiko dua kali lebih besar menderita kanker.

"Orang yang berusia di atas 50 tahun memiliki risiko kanker darah dalam 10 tahun. Namun, jika Anda mengonsumsi asetaminofen paling tidak empat kali dalam seminggu selama minimal empat tahun, risiko terkena kanker tadi akan naik menjadi 2 persen," kata White.

Dalam penelitian ini, tidak ditemukan kaitan antara obat pereda nyeri lain seperti ibuprofen dan aspirin.

Dr Raymond DuBois, ahli pencegahan kanker, mengatakan, asetaminofen atau parasetamol bekerja dengan cara berbeda dibandingkan dengan obat analgesik lainnya sehingga memiliki efek berbeda pula pada kanker.

"Namun, tetap mengejutkan bahwa penggunaan asetaminofen meningkatkan risiko kanker darah," katanya.

Sementara itu, produsen yang memproduksi Tylenol, obat pereda nyeri asetaminofen, tidak merespons hasil penelitian ini.

White juga mengatakan masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi terkait dengan hasil penelitian ini. Meski begitu, ia mengatakan tidak ada obat pereda nyeri yang bebas dari efek samping. "Penggunaan jangka panjang obat yang dijual bebas memang menimbulkan dampak berbahaya," katanya.
Kompas

Posisi Tidur Mana Paling Sehat?

Tidur memang sangat penting artinya bagi kesehatan. Di antara kita sadar betul bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor yang berkaitan dengan tidur yakni kualitas dan kuantitas.

Tetapi mungkin tak banyak yang sadar bahwa posisi tidur juga turut menentukan kesehatan. Menurut para ahli, sekitar 95 persen manusia selalu tidur dalam posisi yang sama setiap malam. Tak heran, bila dengan posisi tidur yang tak pernah berubah, seseorang dapat memiliki kecenderungan mengalami penyakit tertentu.

Berikut ini adalah plus minus beberapa posisi tidur bagi kesehatan menurut kajian para ahli :

1. Posisi Recovery

Posisi ini disebut dengan posisi pemulihan karena lumrah digunakan dalam kondisi emergensi atau darurat medis. Menurut Professor Jim Horne dari Sleep Research Centre di Loughborough University, Inggris, posisi ini dapat membantu meringankan gangguan pencernaan terutama refluks zat asam (acid reflux) dan melegakan saluran pernafasan.

Kunci utama posisi ini adalah memiringkan tubuh ke sebelah kiri. Sebuah penelitian terhadap penderita heartburn (rasa panas di lambung atau dada) di Graduate Hospital, Philadelphia AS ditemukan bahwa tidur dengan posisi miring kanan membuat asam lambung menjadi lebih lambat mengalir ke esofagus, sehinga mereka yang tidurnya miring ke kanan lebih sering mangalami ketidaknyamanan.

Namun begitu, posisi ini dapat menimbulkan risiko lain, yakni memicu timbulnya keriput atau kerutan di kulit wajah karena salah satu bagian wajah mengalami tekanan.

2. Posisi The Corpse

Tidur pada posisi tengadah atau menempatkan bagian belakang tubuh sebagai tumpuan adalah pilihan yang baik bagi penderita arthtritis dan sakit punggung, kata Sammy Margo, psikoterapis dan penulis buku Good Sleep Guide. Hal ini karena beban atau bobot tubuh terbagi secara rata ke seluruh bagian tanpa memberi tekanan kepada salah satu daerah tubuh tertentu.

Tetapi, posisi ini juga dikenal efek buruknya karena pemicu utama mendengkur atau mengorok. Dr John Shneerson, direktur Sleep Centre di Papworth Hospital Cambridge menjelaskan, posisi ini akan membuat otot-otot rahang dan lidah menjadi rileks. Alhasil, rahang dan tenggorokan menjadi melemah dan terkulai karena pengaruh gravitasi. Kondisi ini membuat tenggorokan menyempit, menimbulkan turbulensi udara yang memicu vibrasi dan dengkuran.

Gangguan tidur serius seperti sleep apnea bisa muncul dari dengkuran ini. Tenggorokan bisa benar-benar tertutup sehingga bisa menghentikan aliran nafas selama sekitar 10 detik atau bahkan lebih.

"Riset menunjukkan bahwa mereka yang tidur pada posisi ini cenderung mengalami penurunan kadar oksigen dalam peredaran darah mereka, yang tentunya menjadi kekhawatiran bagi pasien yang mengidap sakit jantung dan paru-paru," ungkap Dr David Eccleston, dokter ahi masalah tidur dari Birmingham Inggris.

Mereka yang tidur pada posisi ini juga bernafas lebih cepat ketimbang yang tidur dengan posisi lainnya, sehingga jaringan tubuh mereka menjadi kekurangan oksigen (deoxygenated). Hal ini dapat memicu gangguan lainnya seperti asma dan penyakit jantung. Jika posisi ini adalah favorit Anda, pastikan kepala Anda ditopang oleh bantal yang nyaman, kata Dominic Cheetham, seorang chiropractor dari London. Minimnya penopang pada leher dan ruas tulang belakang bagian atas menyebabkan ketegangan pada otot leher dan bahu sehingga bisa memicu rasa sakit.

3. Posisi Foetal

Posisi tidur ini menyamping dengan lutut kaki yang naik atau ditekuk mendekati dada. Posisi ini dapat membantu mengatasi cedera dan sakit pada punggung.

"Selama seharian, tulang belakang dipengaruhi tekanan gravitasi yang membuat banyak tekanan pada diskus - bantalan tulang belakang. Selama tidur, tidak ada tekanan pada punggung. Air dalam tubuh tertarik pada diskus dan membantu pemulihan cedera," ungkap Sammy Margo.

Menurut Sammy, tidur pada posisi foetal adalah ideal karena ketika tubuh melengkung ke arah dalam akan membuka tulang belakang, menurunkan tekanan pada diskus dan meningkatkan pemulihan. Namun Sammy mengingatkan, penting untuk memastikan posisi leher sejajar dengan seluruh tubuh. Dengan kata lain, pastikan bantal tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena ini akan menimbulkan ketegangan pada otot dan saraf leher, yang berakibat rasa sakit kepala dan leher di pagi hari.

4. Posisi Spooning

Posisi tidur dengan memeluk pasangan ini dapat meningkatkan kekuatan hubungan, menurut riset yang dipublikasikan oleh ahli saraf dan psikolg Dr James Coan dari AS. Sentuhan fisik saat tidur dapat mengurangi stres baik pada wanita maupun pria. Namun begitu, posisi ini juga bisa membuat tubuh pegal-pegal dan memperburuk rasa sakit otot dan sendi.

"Penting untuk diingat bahwa tubuh Anda terus berubah selama bertahun-tahun. Posisi yang dulu dirasakan nyaman mungkin tidak akan berlaku lagi," papar Sammy.

Posisi tidur menyamping di mana pasangan menempel pada tubuh Anda - baik di depan atau belakang - bisa menyebabkan sakit punggung dan bahu. Sedangkan tidur dengan menindih tangan atau dada pasangan bisa membuat leher tidak sejajar dengan tulang belakang sehingga memicu sakit leher.

5. Posisi Sunbather

Tidur dengan posisi telungkup membantu Anda mencegah dengkuran karena otot tenggorokan tidak akan terkulai akibat pengaruh gravitasi. Namun bila Anda adalah orang yang sering menggertakan gigi saat tidur, posisi ini tidak direkomendasi. Menurut Dr Mani Bhardwaj, dokter gigi dari The Smile Studios di London, saat seseorang tidur dengan posisi telungkup posisi rahang bawah akan lebih maju ke depan dibandingkan posisi normal. Ini berarti bagi mereka yang suka menggertak-gertakan gigi akan timbul tekanan lebih besar pada bagian gigi bawah yang bisa berujung pada kerusakan signifikan.

Selain itu, posisi ini juga berpotensi menimbulkan gangguan saraf pada tubuh bagian atas. "Ketika Anda telungkup, terlalu banyak atau terlalu sedikit bantal memengaruhi posisi leher dan dan membuanya tidak sejajar dengan tulang belakang. Ini akan meningkatkan kemungkinan kompresi saraf, khususnya pada orang dengan usia lanjut," kata Dr Eccleston.

Anda juga harus memutar leher ke kiri atau ke kanan, yang menyebabkan ketegangan pada salah satu sisi. Kompresi saraf terjadi ketika ruas tulang-tulang belakang menekan saraf pada bagian leher. Risiko dari kondisi ini akan meningkat ketika tulang belakang mengalami arthritis seiring bertambahnya usia.

Dr Eccleston merekommendasikan penggunaan kasur berbahan busa latex atau kasur pegas karena jenis ini dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh Anda dan menyediakan perlidungan dan penopang cukup ideal bagi tulang belakang.
Kompas

Cegah Nyeri Leher, Begini Caranya!

Sepanjang hidup kita, leher bagaikan menopang beban yang setara dengan berat sebuah bola bowling. Tak heran jika sekali-sekali leher bisa menjadi kaku dan sakit. Ditambah lagi dengan postur tubuh yang tidak benar, jadilah keluhan pegal di daerah leher makin sering dirasakan.

Menurut spesialis saraf dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta dr. Maysam Irawati, Sp.S, ada banyak hal yang menyebabkan nyeri pada leher. Namun penyebab paling banyak adalah kurang peregangan otot leher saat bekerja.

"Apalagi untuk mereka yang setiap harinya lebih banyak bekerja di depan komputer dengan posisi kepala tegak dan kurang stretching. Leher jadi sering terasa nyeri," kata Maysam dalam sebuah talkshow bertema 'Nyaman Bekerja Tanpa Nyeri' beberapa waktu lalu.

Ada kalanya, menegangnya otot leher bisa mengiritasi atau memengaruhi saraf kulit kepala (oksipital) yang dekat dengan otot. Inilah yang menyebabkan nyeri menyebar hingga ke bagian belakang kepala, di belakang salah satu telinga, dan sisi samping kulit kepala. Keadaan ini disebut neuralgia oksipital.

Nyeri leher juga bisa disebabkan oleh saraf terjepit (cervical radiculopathy). Gejalanya adalah rasa baal atau kesemutan, kelemahan pada lengan, kadang disertai rasa melayang saat berjalan.

"Bila nyeri leher yang dirasakan menjalar ke lengan, sebaiknya Anda waspada, takutnya ada saraf yang terjepit," kata Maysam.

Nyeri leher sebenarnya bisa dicegah dengan cara mencegah kekakuan leher dan olahraga teratur. "Lakukan stretching di sela-sela pekerjaan, maksimal tiap 3 jam sekali," katanya.

Selain itu jagalah postur tubuh yang benar sehingga otot leher dapat menopang leher dengan baik. Penderita juga dianjurkan senam untuk melemaskan otot-otot di leher dan memelihara fungsi sendi tulang leher secara optimal.
Kompas

Mengenal Gangguan Bipolar

Aktris Cathrine Zeta Jones (42) membuat pernyataan yang mengejutkan. Juru bicaranya mengatakan bintang The Mask of Zorro ini sedang dalam terapi untuk mengobati gangguan bipolar 2. Sebelumnya Britney Spear dan Charlie Seen juga diduga menderita penyakit yang sama.

Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang ditandai oleh perubahan mood, pikiran, energi dan perilaku yang dramatis. Misalnya, dari perasaan senang luar biasa atau uring-uringan menjadi perasaan sedih disertai rasa putus asa.

Gangguan bipolar 1 merupakan penyakit kronis dan sering kambuh dan bersifat episodik-ada periode sakit dan ada periode normal. Kekambuhan dapat dipicu oleh stresor psikososial, misalnya pertengkaran, perceraian, dan kehilangan orang yang dicintai.

Juru bicara Jones, Cece Yorke mengatakan Jones mengalami tekanan selama mendampingi suaminya, Michael Douglas yang menderita kanker.

Dalam pernyataannya, Jones menyebutkan banyak orang yang menderita penyakit tersebut namun tetap mampu memiliki karir yang sukses dan mendampingi keluarganya. Ia juga mengatakan, gangguan bipolar yang diderita oleh 3 persen penduduk AS, memiliki beragam spektrum dan tingkat keparahan.

Gangguan bipolar 2 seperti yang dialami Jones, pada umumnya lebih ringan dibanding bipolar 1. Perempuan lebih banyak yang menderita gangguan ini dibanding laki-laki. Periode kekambuhannya lebih ringan dan ada episode hipomania dan episode depresi mayor.

Gejala berupa hipomania mirip dengan mania namun lebih singkat waktunya, lebih ringan, dan tidak terlalu mencolok. Mania bisa menyebakan pasien hilang kontrol sehingga mampu melakukan perbuatan yang beresiko tanpa memikirkan akibatnya. Misalnya menghambur-hamburkanuang atau ngebut di jalan raya.

Gangguan bipolar yang tidak diatasi akan memperburuk penyakitnya. Sekitar 20-25 persen pasien mengalami episode depresi, mania, hypomania atau gabungan gejala dalam setahun. Sebagian ada yang mengalami satu episode kambuh dalam seminggu, bahkan setiap hari.

"Tragedi dari gangguan bipolar adalah depresi dan sebagian besar hidup kita hilang karena penyakit ini," kata Dr.Martin Evers, psikiatri dari Northern Westchester Hospital.
Kompas

Mendoakan Orang Lain Melenyapkan Marah

Melenyapkan marah bukanlah perkara mudah bagi sebagian besar orang. Namun ada cara sederhana namun efektif untuk melenyapkan emosi negatif seperti marah tadi, yakni dengan mendoakan orang yang membuat emosi kita naik tersebut.

Dalam sebuah penelitian, orang-orang yang gampang naik pitam menjadi lebih tenang dan berkurang ketegangan mentalnya setelah mereka dilatih berdoa untuk orang-orang yang membutuhkan dukungan, misalnya mendoakan pasien kanker atau orang tidak beruntung.

Para peneliti juga menekankan bahwa metode pelepasan emosi negatif tersebut cukup efektif bahkan untuk orang yang tidak religius. Walau begitu, orang-orang yang menganut agama tertentu tetap mendapatkan manfaat ketenangan batin berkat mendoakan orang lain tadi.

"Biasanya orang baru berdoa ketika mereka merasakan emosi negatif, seperti rasa marah. Kami menemukan bahwa berdoa sangat membantu orang mengatasi amarah mereka dengan cara mengubah cara pandang," kata Brad Bushman, profesor komunikasi dan psikologi dari Ohio State University.
Kompas

Menyiasati Rasa Bersalah yang Berlanjut

”Guilty feelings” adalah rasa bersalah yang mendalam pada diri pribadi seseorang yang biasanya berakar pada luka batin pada masa lalu yang dihayati seseorang serta berkembang ke arah rasa kurang percaya diri, rasa hampa, dan cemas berkelanjutan.

”Ibu, saya adalah dokter umum dan berniat untuk mengambil kesempatan pendidikan spesialisasi, tapi sejak 5 tahun terakhir ini saya sering dilanda rasa salah berlanjut, cemas, dan hal ini membuat saya menderita. Saat terserang rasa salah tersebut, perasaan terasa hampa, tidak punya arti, serta tidak ada harapan. Perasaan ini terkadang hilang, terutama saat saya bekerja, setelah jam kerja habis, kembali saya dilanda kecemasan, apa yang harus saya lakukan Bu?” tanya L (29).

Hasil anamnese eksploratif: Saya anak kedua dari dua bersaudara laki-laki, dari latar belakang etnik China. Hal yang menjadi pangkal masalah saya adalah kulit saya kecoklatan, sementara itu mata saya pun tidak sipit, padahal kakak saya kulitnya berwarna kuning dengan mata sipit. Akibat lanjutnya adalah saya sering diolok-olok sebagai anak pungut dan tamu yang berkunjung ke rumah akan langsung mengomentari warna kulit saya yang kecoklatan dengan ”kok, ini hitam kulitnya”.

Rupanya kakak saya memanfaatkan kelainan warna kulit ini untuk menekan saya. Dia selalu mengolok-olok saya, memerintah, memukul, dan menjaili, dengan tiba-tiba sambil jalan dia menendang kaki saya. Saya tidak berani melawan, apalagi badannya lebih besar dari saya, kebetulan prestasi sekolah kakak saat itu pun lebih baik sehingga menambah sebutan baru bagi saya, seperti si tolol, goblok.

Kakak sering mengancam, kalau saya mengadukan perlakuan terhadap saya kepada orangtua, saya akan merasakan hukuman fisik yang lebih berat. Jadi saya tidak berani mengadukannya kepada orangtua. Setelah saya masuk SMP, saya mulai berani keluar rumah dan bermain dengan teman sebaya, baik yang sesekolah ataupun teman luar sekolah. Perilaku saya jadi nakal, bolos, pulang malam, dan nilai sekolah saya pun semakin jeblok kecuali itu, saya menjadi pengguna narkoba.

Melihat perubahan perilaku saya, kedua orangtua saya pun semakin sering marah, memaki, dan mencerca saya, mengatakan saya anak liar, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih dlsb. Kakak seolah dapat kesempatan ikut memaki dan mencerca. Saya benci sekali sama kakak, rasanya ingin saya menghantam dirinya, tapi tidak berani.

Namun, awal kelas 2 SMA, tiba-tiba saya menyadari kesalahan saya, saya berusaha lepas dari narkoba dengan bantuan seorang pembimbing agama, yang mampu membuat saya berniat keras melepas narkoba, sambil terus memperdalam pelajaran agama dan akhirnya saya mampu menyelesaikan studi di fakultas kedokteran dengan hasil yang cukup baik.

Saat ini saya baru saja menyelesaikan tugas sebagai dokter PTT di satu kepulauan di Indonesia bagian timur. Di sana saya benar-benar nyaman, penduduk sekeliling menghargai kerja saya, dan saya merasa berhasil menjalin relasi yang baik dengan penduduk setempat. Namun, serentak kembali ke kota lahir saya, perasaan rasa bersalah, hampa, rendah diri muncul lagi dan semakin hari terasa semakin berat.”

Ibu, kakak saya yang sejak masa anak-anak menyiksa lahir dan batin saya yang dinilai lingkungan ganteng, berpenampilan benar-benar China, pintar, juara kelas, ternyata tidak mampu menyelesaikan perguruan tingginya dan sekarang menjadi pedagang kecil, sementara kehidupan keluarganya masih ditunjang oleh kedua orangtua saya, demikian L mengakhiri ceritanya.

Cara menyiasati

Untuk menyiasati guilty feelings berlanjut, ada berbagai tahapan praktis latihan (dalam latihan ini, kita gunakan kasus L tsb) dengan cara sbb.

(1) Analisis masalah: bila pada masa lalu, misalnya kita dihadapkan pada tekanan psikis dan fisik yang di luar kemampuan kita untuk mengatasinya, tentu saja kehidupan lanjut akan diwarnai oleh perasaan tertekan.

Rasa tertekan di rumah bisa saja membuat diri kita berontak di luar rumah (main dengan siapa saja, melampiaskan kebutuhan lepas dari tekanan dengan bergaul dengan teman yang kurang baik, terbawa nakal, dan menggunakan narkoba, sebagai upaya penguatan eksistensi diri di luar rumah, yang justru sekembalinya di rumah makian dan kemarahan orangtua mengembalikan perasaan tertekan, cemas, dan kurang yakin diri. Perkembangan lanjut membuat kita secara berlanjut menempatkan diri kita di bawah kemampuan orang lain (kita tolol, goblok, dll). Perkembangan tersebut merupakan ranah emosional.

(2). Lakukan segera mobilisasi peran kognisi (rasio). Pada kesempatan ini kita bersama melatih diri untuk mampu menyiasati perasaan bersalah ini dengan upaya pendekatan kognitif, yaitu melatih diri untuk berupaya mengalihkan dominasi peranan emosi dengan peranan kognisi dengan langkah praktis mengacu terhadap keberhasilan lepas dari narkoba, menjadi dokter dan sukses sebagai dokter PTT.

Jadi, dengan melakukan penilaian diri bahwa kita bisa bermanfaat bagi lingkungan sosial kita. Bandingkan keberhasilan diri dengan kakak, dan berikan nilai positif pada diri kita. Carilah keberhasilan lain yang telah kita lakukan agar rasa kurang yakin diri dan rendah diri secara bertahap meningkat.

(3). Pikir dan pikir lagi, kemudian tentukan apa yang akan kita kerjakan demi kebangkitan diri (untuk kasus L, segera rencanakan rangkaian aktivitas terencana, pilih jenis studi spesialisasi, lakukan berbagai persiapan). Lakukan aktivitas nyata segera. Pelan tapi pasti rasa salah akan digantikan dengan optimisme menjelang masa depan yang lebih cerah.

Cobalah melatih cara menyiasati guilty feelings dengan cara praktis tersebut di atas, tentu saja sesuai dengan permasalahan yang kita hadapi.
oleh ;Sawitri Supardi Sadarjoen/psikolog
Kompas

Kelelahan Kronis Akibat Pekerjaan

”Saya, 39 tahun, sudah lama bekerja sebagai guru bahasa asing di sebuah SMA swasta. Sekarang ditambah merangkap jabatan sebagai Wakil Kepala Sekolah di situ. Saya adalah ibu dari 2 anak gadis yang menurut saya tidak bermasalah dengan tingkah lakunya, mereka cukup patuh dan punya nilai bagus di sekolahnya, tidak seperti kebanyakan murid saya yang sulit diatur.

Suami juga tampak oke-oke saja, dengan pendidikan S-2-nya, dia adalah pegawai negeri dengan karier yang baik. Jadi, dengan keadaan seperti ini kalau dipikir-pikir saya harusnya tak punya masalah. Tapi ada hal yang saya ingin bahas bersama Ibu.

Saya merasa dua tahun terakhir ini sering uring-uringan, merasa tidak tenang, rasanya banyak sekali tugas yang harus saya selesaikan, tak habis-habisnya. Kalau sudah hari Minggu sore, badan rasanya lemas, tidak bersemangat untuk mengajar esok harinya. Jadi libur akhir pekan yang 2 hari itu tidak cukup buat saya.

Memang saya punya tukang masak yang bisa membantu urusan rumah tangga, tapi saya juga harus menyelesaikan banyak pe-er, seperti memeriksa tugas murid dan persiapan mengajar. Kalau kami sekeluarga pergi jalan ke mal untuk makan bersama di akhir pekan, saya merasa tak bisa menikmati lagi, yang terpikir adalah belum menyelesaikan pe-er yang bertumpuk itu. Tapi kalau sudah menghadapi pekerjaan, saya langsung merasa capek sekali dan bosan.

Menurut suami, saya akhir-akhir ini mudah marah kepada anak-anak hanya karena hal-hal yang kecil. Dia memang bilang kalau saya itu dasarnya terlalu ingin sempurna dan serius menanggapi persoalan, jadi mudah stres. Apa sebaiknya saya berhenti bekerja saja? Tapi di lain pihak, saya juga merasa sayang kalau karier saya berhenti sekarang ini. Terima kasih, Bu.”

(KT di Jakarta)

Gejala dan diagnosis

Dari gejala-gejala yang Ibu sampaikan, saya melihat Ibu sebagai seorang guru yang sedang mengalami suatu kondisi yang disebut sebagai ”burnout” (istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Freudenberger pada tahun 1970). Seseorang dengan kondisi burnout paling tidak satu tahun terakhir mengalami berbagai gejala fisik dan mental.

Secara fisik, seseorang rentan terhadap penyakit, seperti sakit kepala, lemas, gangguan pencernaan; sedangkan secara mental, muncul gejala mudah marah, sinis, sedih, tidak simpati, dsb.

Lebih lanjut, melalui berbagai penelitian yang dilakukan Maslach (1982) diungkapkan bahwa burnout merupakan sindroma (gabungan gejala) kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan hasrat dalam pencapaian prestasi, yang sering terjadi pada pekerjaan yang sifatnya melayani orang lain.

Kondisi ini merupakan pengalaman yang menekan (stressful) karena adanya tuntutan yang timbul akibat hubungan interpersonal yang asimetris antara pemberi dan penerima pelayanan. Pada kasus Ibu KT, hubungan asimetris terjadi misalnya dengan adanya ciri perfeksionis dan sifat kurang tenang dari Ibu yang tidak sinkron dengan kondisi murid yang terlihat kurang patuh dan kurang serius mengerjakan tugas latihan. Sementara tugas tambahan yang dijalani Ibu KT juga menyita lebih banyak waktu dan pikiran.

Dimensi ”burnout”

Ada 3 macam dimensi dari burnout, yaitu:

1. Kelelahan emosional. Dimensi ini merupakan reaksi terhadap kondisi yang dialami pemberi pelayanan (guru, dokter, perawat, konselor, dsb) karena adanya tuntutan emosional yang dipandang berlebihan dari penerima pelayanan. Pemberi pelayanan dapat merasa energinya terkuras habis, tak punya sumber emosional lagi, lelah, lemas, dan kehilangan minat atau semangat.

2. Depersonalisasi. Dimensi yang berkembang lebih lanjut, ditandai oleh perasaan negatif pada penerima pelayanan, seperti menjaga jarak, tidak berperasaan, sikap negatif kepada penerima pelayanan, kehilangan idealisme, bekerja seperlunya, mudah marah dan tersinggung.

3. Penurunan hasrat mencapai prestasi diri. Munculnya respons negatif terhadap diri sendiri dan prestasi kerja, seperti merasa tidak bahagia, tidak puas, rasa bersalah, merasa gagal, menilai diri rendah, tidak mampu, menarik diri, menurunnya semangat kerja, dsb.

Mengatasi ”burnout”

Menurut hemat saya, berhenti bekerja sama sekali bukanlah solusi terbaik saat ini. Bukankah kondisi keluarga sejauh ini baik-baik saja, tidak memerlukan perhatian khusus dari Ibu. Ibu hanya perlu memulihkan tenaga, pikiran, dan emosi yang lelah dengan mengambil cuti beberapa waktu, misalnya satu semester, untuk tidak mengajar dulu.

Tugas-tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah yang mungkin lebih bersifat administratif, tidak langsung berhubungan dengan para murid, dapat terus dijalani sejauh tak ada masalah. Beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah:

1. Mengenali dan menerima diri lebih baik. Ibu perlu mendalami sifat-sifat pribadi mana yang bermanfaat untuk dilanjutkan dalam menghadapi para murid dan mana yang justru akan merugikan diri Ibu, misalnya sifat terlalu perfeksionis acapkali justru menimbulkan perlawanan pada murid remaja. Mengenali pola perilaku pribadi dapat membantu mengurangi stres dalam hidup karena menghilangkan konflik antarindividu yang tidak perlu.

2. Menurunkan harapan dan bersikap lebih santai. Hal ini bukan berarti Ibu harus menoleransi perilaku murid yang kurang positif dengan membiarkan mereka tidak membuat pekerjaan rumah atau latihan, tapi kurangi kekakuan dalam menentukan aturan atau kurangi kekesalan menghadapi murid yang mengobrol, misalnya. Belajar lebih banyak mendengarkan keluhan murid di luar kelas tanpa langsung memberi nasihat akan membantu ibu merasa lebih baik dan santai.

3. Berfokus pada dan belajar mensyukuri kelebihan atau keberhasilan yang telah dicapai selama ini, serta mengurangi pemikiran atas kegagalan yang dialami di masa lalu.

4. Menjaga keselarasan/keseimbangan hidup secara keseluruhan. Keseimbangan ini bisa berlainan antarindividu. Namun, kita perlu berfokus pada hal-hal yang penting saja dalam hidup, tidak terlalu memusingkan diri dengan hal-hal yang remeh atau kecil. Menyediakan ”me time”, waktu untuk diri sendiri, minimal setengah jam setiap hari akan memulihkan energi kita sehingga dapat kembali ke penyelesaian tugas selanjutnya dengan lebih tenang.

Selamat terus beraktivitas, salam sukses Ibu Guru.

Agustine Dwiputri, Psikolog
Kompas

Bijak Memilih Hipnoterapi

Hipnoterapi sebagai suatu cara psikoterapi dengan cara hipnosis saat ini semakin marak. Mungkin, ini disebabkan karena masyarakat kita sering melihat stage hipnosis yang ditayangkan di televisi. Namun sering masyarakat salah kaprah bahwa hipnosis adalah cara mudah untuk menghilangkan segala keresahan dan macam penyakit jiwa dengan dengan segera.

Tipikal masyarakat yang ingin mencari penyembuhan segera dengan cara-cara instan memang menjadi hal yang menjadi keprihatinan saya. Orang yang mengalami gangguan kejiwaan apapun jenisnya (bisa cemas, depresi, insomnia sampai skizofrenia) bukan diakibatkan karena faktor yang instan sehingga pengobatannya pun perlu bertahap agar mendapatkan hasil yang baik dan bertahan lama.

Hipnoterapi sebagai modalitas terapi

Tren hipnoterapi yang dilakukan oleh mereka yang belum tentu mengerti dasar-dasar terapi kejiwaan secara medis dan tidak mengenal dasar-dasar psikoterapi sebenarnya bisa dikatakan berbahaya.

Hal ini dikarenakan orang yang datang “berobat” ke orang yang mengaku bisa hipnoterapi ini langsung dilakukan terapi, langsung tanpa mengalami proses diagnosis terlebih dahulu.

Harus diingat sebagai modalitas terapi, hipnoterapi hanyalah salah satu jenis terapi dan bukan satu-satunya terapi untuk segala jenis gangguan kejiwaan.

Inilah yang kadang tidak dipahami oleh orang-orang yang bergerak di bidang hipnoterapi. Ada kesan semua penyakit jiwa bisa diobati bahkan saya mendengar cerita teman kalau seorang hipnoterapis mempromosikan dirinya mampu menyembuhkan pasien skizofrenia dengan hipnosis.

Tahukah si orang yang mengaku pakar ini bahwa hipnosis pada pasien skizofrenia adalah kontraindikasi mutlak, berbahaya dilakukan dan sangat tidak dianjurkan ?

Kalau dia pernah mengklaim dirinya mampu mengobati pasien skizofrenia, mungkin yang sembuh itu bukan pasien skizofrenia, lagi-lagi karena si hipnoterapis yang tidak berlatar belakang psikiater ataupun psikolog klinis tidak mampu mendiagnosis gangguan jiwa yang macam rupa banyaknya.

Pesan saya, sebagai salah satu modalitas terapi, hipnoterapi memang bisa dilakukan. Testimonial keberhasilan hipnoterapi pada orang yang berhasil memang menarik minat, namun ada baiknya kita bijaksana dalam memilih terapi.

Tentunya sebagai modalitas terapi, hipnoterapi dapat berguna namun karena suatu kondisi gangguan kejiwaan melibatkan faktor biologis, psikologis dan sosial, maka seorang hipnoterapis juga sebaiknya menyadari kelemahannya tidak mampu mengobati semua orang hanya dari sisi psikologisnya semata.

Satu yang paling penting adalah penegakkan diagnosis adalah mutlak dan perlu dilakukan sebelum memulai terapi. Kalau diagnosisnya tidak tahu bagaimana mungkin terapi yang diberikan akan cocok. Inilah salah satu faktor yang sering dilupakan orang.

Pesan saya bijaklah dalam memilih terapi, banyak membaca dan bertanya. Baca website yang terpecaya, jangan sembarang website karena di jaman internet begini, kemudahan mendapatkan informasi memang dijamin namun kebenaran informasi belum tentu jadi jaminan.

Dr. Andri SpKj, Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik dan Psikiatri Liaison.
Kompas

Sederhana Tapi Bikin Bahagia

Rasanya Anda tak perlu melakukan perjalanan rumit ke ujung dunia demi mencari bahagia. Untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki, mulailah menjaga jarak dengan perangkat komunikasi Anda dan lakukan derma membantu sesama. Itulah pesan yang disuarakan sebuah gerakan global untuk kebahagiaan.

Action for Happiness merupakan sebuah inisiatif yang dicetuskan dari ide Richard Layard, profesor ekonomi dari London School of Economic bersama dengan Geoff Mulgan dan Anthony Seldon. Gerakan itu kini didukung oleh lebih dari 4.500 anggota dari 68 negara dan organisasi. Salah satu anggotanya adalah Dalai Lama, pemimpin spiritual dari Tibet.

Gerakan yang baru diluncurkan 12 April 2011 ini mengajak semua orang untuk menciptakan lebih banyak kebahagiaan di dunia ini dan melakukan aksi-aksi positif untuk mempromosikan kebahagiaan di mana pun kita berada.

Gerakan tersebut juga menolak sikap-sikap individualisme dan pengejaran kekayaan materi. Mereka menyediakan tips-tips praktis untuk menemukan kebahagiaan hidup, yang diklaim berdasarkan bukti-bukti ilmiah.

Dalam situsnya, actionforhappiness.org, mereka juga memberi tips sederhana bagi para pencari kebahagiaan, antara lain berolahraga, bermeditasi, menjauhi diri sejenak dari perangkat teknologi serta berderma.

"Faktor eksternal yang paling berperan dalam kebahagiaan seseorang adalah kualitas hubungan di rumah, tempat kerja dan komunitas. Sementara itu faktor internal yang utama adalah kesehatan mental seseorang," kata Mulgan.
Kompas

Stres Juga Bikin Kreatif

Rasanya tidak ada orang yang ingin mengalami stres. Namun sebenarnya kita tak perlu "alergi" berlebihan pada stres, karena dalam taraf tertentu stres justru bermanfaat untuk memancing kreativitas.

Stres adalah respon mental seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan. Ketika tubuh menghadapi sesuatu yang mengancam atau tekanan, ada dua respon yang muncul, yaitu melawan (fight) atau ikut terseret dalam ancaman itu (flight). Dalam kondisi ini tubuh akan mengeluarkan hormon adrenalin, hormon kortisol dan hormon stres lainnya.

Bila stres ini terjadi sesekali justru akan menimbulkan respon tubuh yang efektif. "Stres yang bermanfaat itu disebut dengan stres yang sehat atau eustress," kata dr.Surjo Dharmono, Sp.KJ (K), dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Peningkatan hormon adrenalin tadi, papar dr.Surjo, akan membuat tubuh lebih energik. Pelepasan hormon kortisol yang memicu gula darah juga akan membuat energi bertambah. Untuk bisa berpikir kreatif, otak juga membutuhkan energi.

"Stres seperti itu adalah stres yang well-organized atau bisa disebut dengan tantangan. Perusahaan sebetulnya bisa menciptakan stres yang seperti ini untuk meningkatkan produktivitas karyawannya," katanya dalam acara media edukasi Mengelola Stres dan Depresi dengan Benar yang diadakan oleh Pfizer beberapa waktu lalu.

Beban kerja yang tinggi bisa berdampak berbeda pada setiap orang. Target yang tinggi adalah stressor, suatu keadaan yang bisa memicu stres. Jika target ini dianggap beban, maka akan menimbulkan stres. Namun jika kita melihatnya sebagai sebuah tantangan, maka hidup menjadi lebih menggairahkan. Stres mendorong kita untuk maju.

Supaya stres mendorong produktivitas, tentu saja perusahaan harus menciptakan sistem yang baik. Misalnya mekanisme pemberian reward yang konsisten, pemberian tugas yang jelas, model kepemimpinan yang baik, dan masih banyak lagi. Jika tidak yang terjadi justru sebaliknya, karyawan merasa buntu dan tidak mendapatkan penyelesaian.

Stres yang tidak terorganisasi itu dalam jangka lama akan menimbulkan penderitaan. Orang yang mengalaminya bisa menjadi depresi, cemas, gangguan panik, kelelahan kronik, hingga keluhan psikosomatik.

"Stres bisa membuat hidup menjadi dinamis, tapi stres akan berbalik merugikan jika kemampuan seseorang menghadapi masalah justru menurun," katanya.
Kompas

Menanam Rasa Bersalah, Cuci Otak ala NII

Belakangan ini, istilah cuci otak begitu populer di media. Teknik cuci otak disebut-sebut dipakai oleh organisasi Negara Islam Indonesia (NII) untuk merekrut anggotanya. Korban pun berjatuhan. Sebenarnya, bagaimana mekanisme cuci otak ini terjadi?

Cuci otak pada dasarnya merupakan proses pembelajaran untuk memengaruhi pikiran seseorang. Dalam kasus NII, menurut dr Surjo Dharmono, SpKJ (K), proses pembelajaran itu dilakukan dalam tekanan dan dilakukan secara terus-menerus sehingga tercipta pandangan hidup yang baru.

"Karena proses pembelajarannya salah, akan tercipta pola yang salah, dan ini akan menimbulkan perasaan kacau dan labil bagi orang yang menerima pembelajaran itu," kata Surjo di sela-sela acara seminar "Mengelola Stres dan Depresi dengan Benar" di Jakarta, Kamis (5/5/2011).

Proses penanaman ideologi dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari hipnotis, ceramah, hingga proses pembelajaran. "Bila dilakukan oleh orang yang punya otoritas dan dipercaya, proses menginduksi pikiran-pikiran baru lebih mudah," kata koordinator psikiatri komunitas dari Departemen Psikiatri FKUI/RSCM ini.

Sementara itu, cendekiawan Muslim Prof Dr Jalaluddin Rahmat menyebutkan, proses cuci otak yang dilakukan suatu kelompok untuk mendapatkan anggota banyak dipraktikkan oleh kelompok yang eksklusif atau disebut dengan istilah cult (kultus).

Kelompok-kelompok tersebut melakukan proses penanaman ideologi baru dengan cara menanamkan perasaan bersalah kepada para anggotanya, yang kemudian kesalahan itu wajib ditebus.

"Setelah dibangkitkan rasa bersalah luar biasa, kemudian anggotanya diminta melakukan penebusan dosa-dosa itu, misalnya dengan menyetorkan dana. Mereka juga menyebutkan akan datangnya penyelamat dunia dan kelompok itu adalah manusia-manusia pilihan," katanya dalam acara yang sama.

Kelompok tersebut biasanya sangat eksklusif dan membatasi informasi yang bisa diterima anggotanya. "Anggota kelompok dilarang menerima informasi dari luar, bahkan pergaulan pun dibatasi. Memilih teman dan jodoh pun sudah diatur," ujarnya.

Dengan cara-cara tersebut, lambat laun akan timbul rasa ketergantungan yang tinggi pada kelompoknya sehingga akan sulit bagi mereka untuk keluar dari kelompok tersebut.

"Bila keluar dari kelompok pun, akan timbul rasa ketakutan dan sulit beradaptasi dengan masyarakat sehingga mereka jadi berbalik mendukung kelompoknya. Ketergantungan pada kelompoknya itu mirip dengan kecanduan narkoba, menimbulkan addicted," katanya.

Agar benar-benar terlepas dari kelompok semacam itu, Surjo mengatakan perlu dilakukan terapi khusus untuk mengembalikan pola pikir yang benar. "Perlu ada proses konseling psikologis yang intens," katanya.
Kompas

Inilah Alasan Anak Harus Stop Main Facebook

Demam jejaring sosial Facebook saat ini memang bukan hanya melanda orang dewasa. Tak jarang kita jumpai, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pun sudah sangat paham menggunakan situs pertemanan di dunia maya tersebut.

Melihat fenomena ini, psikolog anak Dra Rose Mini, MSi mengaku prihatin. Ia menilai, Facebook sebenarnya bukanlah untuk konsumsi anak-anak. Pasalnya, ada ketentuan-ketentuan tertentu yang tidak memperbolehkan seorang anak mengakses situs yang sangat populer itu.

"Facebook bukan konsumsi anak SD. Dalam ketentuan, Facebook harus 17 tahun ke atas," tegas wanita yang akrab dipanggil Bunda Romi ini saat ditemui dalam seminar "Aku Anak Sehat" di Jakarta, Kamis, (5/5/2011).

Dia juga menyayangkan, banyak orangtua yang justru membuat akun Facebook untuk anak mereka. "Saya heran kenapa orangtua ijinin. Sebenarnya nggak pake Facebook bisa hidup kok," lanjutnya.

Menurut Rose, seorang anak di usianya yang masih sangat belia seharusnya mendapatkan pengajaran dan pengalaman bagaimana cara berteman dalam bentuk nyata, bukan malah berteman dalam dunia maya.

"Si anak harus belajar bagaimana bisa mengambil hati temannya, berinteraksi dengan teman, itu harus dipelajari dalam bentuk nyata, nggak bisa dalam dunia maya," tambahnya.

Bunda Romi mengungkapkan, salah satu alasan mengapa dirinya melarang anak-anak menggunakan Facebook adalah karena kondisi jiwa anak yang belum stabil, terutama dalam mengontrol statement (pernyataan).

Dalam Facebook, setiap ungkapan, baik berupa status maupun pesan, dapat disampaikan melalui teks ataupun gambar secara bebas sehingga rentan menimbulkan kesalahpahaman. Komentar ataupun pernyataan sangat berpotensi memicu konflik dan memengaruhi kejiwaan anak.

"Ada beberapa kasus, ini anak mencela temannya, si anak yang dicela sakit hati, lalu mengadu ke orangtuanya. Akhirnya perang di Facebook. Tapi bukan anak lagi yang perang, tapi orangtua sama orangtua," jelas wanita yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas negeri di Jakarta tersebut.

Lebih lanjut, Bunda Romi mengingatkan, apa yang dikonsumsi untuk khalayak umum atau publik harus ada batasannya. Oleh sebab itu, dia mengimbau anak-anak yang belum menginjak usia 17 tahun tidak menggunakan fasilitas jejaring sosial.
Kompas

Berkepribadian Labil, Sasaran Cuci Otak

Ternyata bukan tanpa alasan jika organisasi Negara Islam Indonesia (NII) mengincar orang-orang muda untuk direkrut menjadi anggotanya. Kelompok orang muda tersebut ternyata lebih mudah dipengaruhi.

Orang-orang yang memiliki kepribadian labil, seperti orang yang frustrasi, berkepribadian tertutup, merasa terasing dengan lingkungannya, dan tidak punya sahabat, menurut cendekiawan Muslim Prof Dr Jalaluddin Rahmat, merupakan kelompok yang paling mudah diarahkan menjadi apa pun.

"Bisa dibilang, orang-orang labil itu adalah orang yang getting lost dalam hidupnya dan tidak punya teman untuk berbagi suka dan duka. Ketika mereka masuk dalam kelompok tertentu, seluruh hidup mereka diurusi, termasuk dalam urusan jodoh," katanya di sela-sela acara media edukasi mengenai stres dan depresi di Jakarta, Kamis (5/5/2011).

Senada dengan Jalal, dr Surjo Dharmono, ahli kedokteran jiwa dari FKUI/RSCM, mengatakan, orang yang berkepribadian labil lebih mudah dikenalkan pada ideologi baru.

"Orang yang labil biasanya juga lebih rentan mengalami gangguan jiwa, seperti rasa cemas, stres, atau depresi," katanya.

Orang yang punya kepribadian stabil, menurut Surjo, pada umumnya lebih tangguh. "Mereka punya mekanisme pertahanan yang baik sehingga cepat sadar jika masuk dalam lingkungan yang salah," katanya.

Selain kelompok orang muda, Jalaluddin berpendapat, orang-orang yang ingin mencari Tuhan juga diincar oleh kelompok-kelompok tertutup itu. "Orang-orang yang dengan tulus ingin mengenal Tuhan lebih dekat juga rentan dipengaruhi dan digiring pada sebuah ideologi baru," katanya.

Orang yang ingin mengenal Tuhan itu lebih mudah ditakut-takuti dan ditanamkan rasa bersalah. "Pemimpin agama yang gila bisa menularkan kegilaan kepada pengikutnya. Celakanya, anggota kelompoknya punya kepatuhan yang mutlak kepada pemimpinnya," paparnya.

Orang yang sudah terpengaruh ideologi baru itu kemudian diyakinkan bahwa mereka adalah orang pilihan dan harus menjalankan perintah "Tuhan".
Kompas

8 Kiat Hindari Kegemukan

Masalah kegemukan selalu dikaitkan pada keturunan. Padahal, kegemukan lebih sering diakibatkan oleh kebiasaan makan yang kurang sehat dan kurang berolahraga.

Menurut F.G. Winarno, ilmuwan senior dari IPB, menjaga berat badan yang sehat seharusnya sudah dimulai sejak bayi lahir. Bayi harus dijaga agar tidak terlalu gemuk. Bayi dan anak-anak yang pertumbuhannya lebih dipercayakan kepada pembantu biasanya mengalami pertumbuhan terlalu cepat, salah satu di antaranya adalah terlalu gemuk.

Tragisnya, banyak ibu yang justru merasa bahagia melihat anaknya gendut sekali. Padahal, anak-anak yang terlalu gemuk akan memiliki sel lemak yang berlipat ganda sejak bayi. Jumlah sel lemak tersebut akan dipertahankan sampai tua.

Bila kelak dewasa dan makan terlalu banyak, sel-sel tersebut mudah mengembang. Badan mudah menjadi gemuk dan kelak dapat berkembang menjadi obesitas.

Problem Nasional

Kasus kegemukan juga menjadi masalah besar terutama pada anak-anak di negara yang ekonominya sudah maju atau berkembang. Jika langkah-langkah nyata untuk mengatasi kegemukan itu tak dilakukan, diperkirakan satu dari lima pria dan sekitar seperempat dari seluruh wanita yang ada dapat mengalami kegemukan dalam tiga tahun mendatang.

Untuk menghindarkan diri dari kecenderungan menjadi gemuk perlu diingat bahwa lemak di piring kita sebagian besar akan disimpan menjadi lemak di dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh dapat menjadi cepat gemuk.

Berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan:

1. Jangan yang digoreng

Masaklah mi dalam air, jangan digoreng. Begitu juga dengan nasi. Sajikan nasi yang ditanak/dikukus, jangan yang digoreng. Memilih daging juga lebih baik yang dipanggang.

2. Kunyah perlahan

Kunyahlah makanan secara perlahan-lahan dan cobalah menikmati makanan sewaktu berada dalam mulut. Dengan demikian akan menyebabkan lambung cepat kenyang dan membantu mencegah makan terlalu banyak. Nasihat lama yang masih boleh diikuti, kunyahlah makanan setidaknya 32 kali sebelum menelannya.

3. Ambil sedikit

Ambillah makanan pertama sedikit mungkin ke dalam piring Anda. Tambah sedikit demi sedikit bila masih lapar. Cara ini dilakukan agar Anda tidak merasa terpaksa harus menghabiskan makanan yang sudah berada di piring.

4. Tinggalkan meja setelah selesai

Diimbau untuk segera meninggalkan meja makan setelah selesai dan jangan dilanjutkan dengan mengobrol. Ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari iseng atau keinginan ngemil dan mengambil makanan dari sana-sini sehingga tak terasa perut menjadi terlalu kenyang.

5. Hindari kadar gula dan lemak tinggi

Hindari makanan berkadar gula dan lemak tinggi seperti cake cokelat, kue-kue (pastries), lemak hewan, mentega, fullcream milk, jeroan, dan lain-lain.

6. Konsumsi banyak buah

Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan karbohidrat dapat menjaga jumlah kalori yang masuk agar sesuai dengan kebutuhan.

7. Waspadai minuman bersoda Anak-anak yang mengonsumsi minuman ringan bergula berisiko tinggi mengalami kegemukan. Laporan para peneliti Amerika yang diterbitkan oleh The British Medical Journal The Lancet, remaja AS perlu segera mengurangi minuman bersoda dan junk food yang berisiko mengganggu kesehatan.

8. Kurangi menonton televisi

Kegemukan pada anak-anak diakibatkan oleh banyak faktor. Tidak ditekankan hanya pada satu faktor, yaitu minuman ringan dan masalah gizi, melainkan juga kebiasaan seperti menonton televisi.

Membanjirnya acara di televisi, termasuk film-film kartun dan sinetron, membuat anak-anak dan ibu rumah tangga semakin lama duduk di depan televisi sambil ngemil. Keadaan demikian mendorong tubuh kurang gerak dan mudah menjadi gemuk.
Donny Anggoro
Kompas