Jumat, 11 Desember 2009

Psikologi Belajar

Definisi belajar menurut Nana Sudjana :
Proses perubahan yang relative permanen dalam suatu kecenderungan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang disengaja


Ciri-ciri perilaku belajar :

1. Perubahan terjadi secara sadar
Ex : individu menyadari bahwa pengetahuannya bertambah.
2. Bersifat Kontinuitas dan fungsional
Perubahan perilaku dari hasil belajar akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar selanjutnya.
Ex : dari kecil sudah belajar berdiplomasi.
3. Bersifat positif dan aktif
Perubahan perilaku belajar meningkat baik kualitas maupun kuantitas dan memiliki tujuan untuk memperoleh sesuatu yang baik dari sebelumnya.
Ex : dari yang tidak bisa membaca menjadi bisa membaca.
4. Tidak bersifat sementara atau menetap
Ex : dari kecil sudah dibiasakan membaca, sehingga sampai tua pun bisa membaca.
5. Memiliki arah dan tujuan yang ingin dicapai.
Ex : kalau ingin menjadi design grafis, harus belajar corel draw.
6. Mencakup aspek perilaku individu
Ex : kalau ingin belajar menyetir motor atau mobil, kita harus tahu komponen-komponen atau aspek-aspek dari mobil atau motor tersebut.


Ciri-ciri manusia pembelajar tingkat dasar :

1. Masih ditentukan oleh orang lain (ketergantungan dengan orang lain)
2. Cenderung melihat suatu masalah diluar dirinya.
Ex : jika kita ujian dan kita tidak belajar, setelah tahu mendapat nilai jelek, kita menyalahkan orang lain atau lingkungan.
3. Tidak pernah menyatakan pendapat secara jelas (plin-plan).
4. Berusaha untuk menyenangkan orang lain.
5. Dalam usaha membela diri cenderung menggunakan cara-cara yang mengandalkan otot.
6. Cenderung berpikir kalah menang atau untung rugi dalam hal apapun.
7. Biasanya memiliki tokoh yang diidolakan.


Metode penelitian dalam Psikologi Belajar :

1. Metode Eksperimen
 Dasar : komparasi atau perbandingan.
 2 kelompok berbeda dibandingkan.
 Ex : - kelompok A (eksperimen) dibebaskan latihan.
- kelompok B (kontrol) jika masuk 6 kali diberi hadiah
 Tujuan : membandingkan 2 kelompok tersebut untuk dilihat persamaan dan perbedaannya.
2. Observasi Naturalis
 Observasi : dibuat-buat
 Naturalis : tidak tahu sama sekali.
 Mengamati setelah itu dicatat secara rinci kejadian yang muncul alami tanpa manipulasi terhadap subjek penelitian.
3. Studi Kausal Komparatif
 Membandingkan subjek yang terlihat perilaku khusus dengan yang tidak terlihat pola perilaku khusus dengan tujuan melihat faktor yang mungkin menyebabkan pola perilaku tersebut nampak atau tidak.
4. Studi Korelasi
 Mengungkapkan hubungan antar variable dengan tehnik statistik.
 Ex : Hubungan antara pola asuh dengan perilaku agresif anak.
- Pola asuh : 1. Otoriter (mengekang)
2. Permissive (membebaskan)
3. Demokratis (dibebaskan tidak, dikekang pun tidak)
5. Tes Psikologi
6. Sejarah Kasus Klinis
 Mencatat pola kepribadian subyek yang berasal dari hasil perawatan klinis atau konseling oleh psikolog.
 Ex : Orang depresi dilihat atau diteliti sejarahnya.

4 Variabel yang mempengaruhi ingatan menurut Herman Ebbinghaus :

1. Lama waktu antara belajar dengan proses mengigat kembali
2. Tipe benda yang diingat
Ex : Anak TK belajar dengan menggunakan boneka.
3. Jumlah materi yang diingat (banyak catatan cepat lupa)
4. Pengaruh dari pengalaman belajar terhadap pengalama belajar selanjutnya.


Sistem Psikologi

1. Srukturalisme (Wilhem Wundt dan Edward Titchener)
 Metode Introspeksi
 Proses mengumpulkan data dengan laporan introspeksi dari subjek (pengalaman imajinasi dan perasaan subjek). Dalam setting laboratorium.
2. Fungsionalisme (Wilhem Wundt)
 2 ciri khas :
- mementingkan kegunaan atau fungsi perilaku
- menekankan individu beradaptasi dengan lingkungan
3. Asosialisme
 Fokus ada 2, yaitu :
- Mencoba memahami terbentuknya pasangan stimulus respon
- Menekankan pentingnya reinforcement atau penguatan perilaku membentuk hukum efek. (mengulang respon yang sama bila respon menguntungkan atau mendatangkan kepuasan bagi dirinya).
4. Behaviorisme
 Menekankan pada perilaku yang nampak dan diobservasi secara langsung, dimana seseorang akan berespon bila diberi stimulus.


Classical Conditioning :

Suatu bentuk belajar dimana kesanggupan untuk berespon terhadap
rangsangan atau stimulus tertentu, bisa dipindahkan pada rangsangan.


Classical Conditioning ada 2 cara :
1. Conditioning Stimulus (stimulus yang dikondisikan)
2. Unconditioning Stimulus (stimulus yang tidak dikondisikan)


Variabel dalam classical conditioning :

1. Respon Alpha (α)
 Muncul karena ada respon orientasi (apa yang kita inginkan atau tujuan yang ingin dicapai)
 Respon orientasi : lulus kuliah 4 tahun
 Respon alpha (α) : kuliah + belajar
2. Habituasi (Kebiasaan)
 Muncul karena ada conditioning stimulus yang dilakukan berulang-ulang atau sudah terbiasa.
 Ex :
dikagetin latah


panik gigit kuku
3. Sensitisasi
 Stimulus yang pernah dipakai disimpan suatu saat muncul kembali, karena mengikuti proses kebiasaan.
4. Pengkondisian Palsu
 Pengkondisian stimulus (cs) dan stimulus yang tidak dikondisikan (ucs) disajikan berulan-ulang dengan cara berbeda-beda, tanpa disadari kita akan melakukannya tanpa terpaksa.
5. Hambatan Laten
 Hambatan oleh kebiasaan
 Ex : kebiasaan belajar tapi ada rasa malas (hambatan laten)
6. Sensori Preconditioning
 2 stimulus yang terkondisi atau 2 cs dipadukan secara bersama-sama.
 Ex : Setiap 5 menit kereta lewat dan palang ditutup dan respon kita berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar