Jumat, 05 Maret 2010

Kurang Perhatian (ADHD)?

Anakku paling senang hatinya ketika sudah hari Jum’at, artinya dia ada libur 2 hari yang akan digunakan untuk bermain, dan itu bisa seharian penuh asyik bersama-sama dengan teman-teman sekomplek. Kadang-kadang mereka bergantian menginap di salah satu rumah temannya. Meski pun aku kurang setuju tapi susah sekali aku melarangnya, mereka punya alasan kalau orangtuanya mengizinkan perbuatan itu.

Aku perhatikan diantara teman-temannya itu ada salah satu yang lebih menonjol kelihatan dari tingkah lakunya yang lebih agresif dan kalau bicara tidak bisa dipotong, sedang yang satunya lagi lebih tampak sedikit bijaksana, tapi kalau bicara banyak menentang dan kalau bicara sering kebalikannya dari kenyataan, yang satunya lagi betul-betul pendiam tapi penurut, apa kata teman-temannya … hayuu saja, tidak ada ide atau usul. Yang satunya lagi, aku perhatikan kalau masuk ke rumahku, pertama kali yang dia lakukan adalah membuka kulkas.. lalu mengambil apel, dan selalu apel terus yang diambilnya padahal ada buah-buahan lain.

Selama ini aku tidak pernah khawatir dengan tingkah laku anakku, rasanya normal-normal saja…. toh teman-temanku pun selalu bilang… “biasa kok… itu normal… malah anakmu itu kayaknya cuek dan mandiri?…” tapi akhir-akhir ini aku sering menjadi merenung, benarkah begitu?

Aku mencoba menganalisa sendiri dan sering berkonsultasi dengan teman-teman yang berprofesi sebagai psikolog atau dengan teman-teman yang mempunyai anak dengan perilaku ADHD, selain itu aku memang tertarik untuk mendalami lebih jauh lagi masalah yang berkaitan dengan perilaku anak-anak dengan mengikuti berbagai lokakarya, seminar, atau pun “short course’ berbagai penelitian terhadap anak-anak. Hasilnya aku rangkum dalam tulisan, dan mungkin ini bisa menjawab pertanyaan beberapa teman mau pun untukku yang sama merasa khawatir mengenai perilaku anak-anaknya.

Mungkinkah penyebab anak-anak ADHD adalah dampak dari perbuatan orangtuanya?

Hasil riset pakar psikolog mengenai perilaku ADHD belum tahu jawaban yang pasti, tapi penyebabnya dari berbagai faktor, misalnya faktor keturunan, karena kondisi lingkungan, pengaruh dari makanan, atau gangguan ketidak-harmonisan di dalam keluarganya; perceraian, penyalahgunaan zat adiktif dll. Jadi bagi para orangtua sebaiknya mengikuti perkembangan anak-anaknya sejak awal, sehingga hal ini bisa diminimalisir dan dicegah sedini mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar