Kamis, 06 Mei 2010

Apa yang terjadi setelah pengasuh Yansen yang sudah 7 tahun bekerja diganti pengasuh yang baru ??

Proses penggantian memang berjalan sukses, dan bahkan Yansen sudah tidak merindukan pengasuhnya yang sudah 7 tahun bersama dia. Tetapi yang bermasalah adalah adaptasi pengasuh yang baru dalam menghadapi mood dan bagaimana menangani Yansen. Itu tidak bisa instant bahkan kami mengambil 2 orang sekaligus satu untuk mengantar dan mengurus Yansen di sekolah dan yang satunya mengurus keperluannya di rumah dan tugas mereka bergantian di sekolah dan dirumah, maksudnya supaya mereka tidak kecapean kalau menangani Yansen sendiri.

Tetapi rupanya mereka tidak bisa menangani Yansen dengan maksimal. Mungkin karena tidak tahu sela-sela bagaimana menaklukkan Yansen kalau mood nya sedang tidak kondusif dan menurut laporan, kalau mereka kerasin Yansen, eh dia melawan dan secara fisik tubuh Yansen tambah besar dan tenaganya makin kuat dan kalau anak kami berontak mereka tidak berdaya, tetapi kalau semua dituruti jadi tidak terkendali akhirnya sebulan mereka patah arang dan minta berhenti dua-duanya.

Memang tidak gampang mencari orang mendadak dan harus mengajarkannya dari awal, belum lagi perlu waktu untuk adaptasi. Akhirnya kami mencari pengasuh dadakan dari Yayasan dan mamanya cuti seminggu untuk mengajarkan, mengantar Yansen dan mengurusnya disekolah dan dirumah. Untuk sememtara waktu problem teratasi tetapi durasinya berapa lama?? ini yang jadi pertanyaan.
Setelah berembuk akhirnya salah satu kami harus berhenti kerja dan pilihan jatuh padai istri saya yang harus berhenti kerja, tapi setelah diajukan perusahaannya tidak segera mengijinkannya. Kami berdoa kalaupun mama Yansen berhenti kerja dengan masa kerja 18 tahun, kami berharap dapat pesangon dari perusahaan, tetapi kalau mengundurkan diri paling dapat uang jasa satu atau dua bulan gaji. Dan ternyata Tuhan buka jalan, setelah menceritakan pergumulan keluarga kami dalam hal mengurus anak SN dan alasan berhenti adalah untuk anak, tetapi kami mau tetap punya penghasilan, maka oleh kemurahan Tuhan yang kami percaya telah menjamah pimpinan bahkan pemilik perusahaan tempat istri saya bekerja, maka mereka mengijinkan mama Yansen berhenti dengan pesangon full program pengurangan pegawai tetapi waktunya harus menunggu perusahaan mencari pengganti posisi yang mau ditinggalkan tsb. Mana ada sih pengurangan pegawai di suatu perusahaan harus menunggu rekrut yang baru.......tapi itulah yang kami alami....kami sangat percaya semua ini adalah campur tangan kuasa Tuhan.

Ternyata waktu menunggu realisasi perusahaan itu lama sebab orang yang direkrut yang sudah siap masuk selalu batal, jadi setelah tunggu 3 bln, belum juga dapat, 6 bln belum juga dan baru direalisasi hampir 1 tahun dari saat pengajuan. Sebelum mama Yansen resmi berhenti pada kurun waktu hampir 1 tahun penanganan Yansen didelegasikan kepada pengasuh-pengasuhnya sampai 4 kali ganti, karena semuanya minta berhenti dalam waktu paling tahan 3 bulan dengan alasan tidak sanggup.
Pernah kami coba mencari orang yang lebih ahli dalam penanganan autis untuk mengurus Yansen selama di sekolah saja dan ternyata kami belum sanggup karena jasa tenaga yang terlatih (terapist) minta bayaran 1 jam 25 rb dan kalau dalam sehari kami minta 5 jam saja 125 rb dikali 25 hari sebulan jadi lebih dari 3 jt. Waw jauh dari jangkauan… sedangkan gaji mama Yansen 2,5 jt waktu itu.

Jadi kami putuskan mamanya berhenti kerja dan menangani sendiri Yansen dan setelah dapat uang pesangon kami buka usaha travel dirumah dimana mama Yansen dapat mengurusnya dengan bantuan 2 orang pegawai dan penanganan anakpun lebih banyak waktu tanpa harus kerja keluar rumah.

Dalam tempo setahun waktu Yansen kelas 3 dan sebagian kelas 4 ketika penanganan Yansen dilakukan oleh pengasuhnya yang berganti-ganti ternyata menimbulkan masalah di sekolah. Sering kali ketika Yansen mengamuk di kelas karena ada yang ganggu maka gurunya memanggil pengasuhnya yang menunggu diluar ternyata mereka tidak bisa menangani bahkan Yansen berontak melawan pengasuhnya yang kami tugaskan menemani, mengawasi dan menanganinya kalau ada masalah yang tidak bisa ditake care oleh tim guru.

Kami dipanggil untuk kesekian kalinya oleh Kep Sek berturut turut karena kasus Yansen ngamuk di kelas diganggu teman. Ada lagi kasus Yansen menangis di perpustakaan, bahkan tidak mau masuk kelas karena kaca matanya pecah diinjak orang karena taruh di lantai, ada kasus topi Yansen hilang diambil temannya sehingga Yansen ngamuk tidak mau ikut upacara. Karena dia tidak mau disetrap dengan alasan tidak pakai topi (dari rumah sudah lengkap berikut topi).

Tetapi semua persoalan masih bisa ditoleransi oleh pihak sekolah dan diberi kesempatan untuk meneruskan dengan catatan harus ada yang bisa menangani Yansen dan stand by di sekolah sewaktu waktu ada masalah bisa diatasi.

Waktu Yansen kelas 3 itu jugalah dia pernah sakit dan sempat 12 hari tidak masuk sekolah. Selama Yansen tidak masuk guru-guru dan teman teman merindukannya, karena walaupun Yansen di sekolah kadang bermasalah tetapi lebih banyak membawa sukacita dilingkungan sekolahnya. Mereka bergantian menjenguk Yansen dan memantau perkembangan kesehatannya. Segala pergumulan kami waktu Yansen sakit sudah pernah kami tuliskan dalam posting kami di milis puterakembara dengan judul "Punya anak SN itu anugrah sekaligus amanah".

Untuk prestasi belajar Yansen saat kelas tiga sampai naik kelas 4 tidak ada masalah yang serius, dia bisa ikuti walaupun pengasuh mengawasi dan mengajarnya berganti ganti, kami tetap meminta wali kelasnya untuk memberikan les 3 x seminggu dan waktu kelas 3 les diberikan khusus untuk Yansen tanpa digabung anak anak yang lain dan gurunya yang datang ke rumah setelah pulang sekolah. Semua prestasi dan kemajuan anak kami adalah berkat anugrah Tuhan dan usaha yang tidak putus putusnya dan doa yang tidak jemu-jemu kami panjatkan sebagai ortu yang menerima amanah.

Jangan pernah putus asa tetapi teruslah berusaha. Percayalah Tuhan senantiasa buka jalan, sehingga masa masa sulitpun bisa kita lalui dengan pertolonganNYA. Bagaimana pergumulan kami saat Yansen di kelas empat nanti kami lanjutkan pada tulisan berikutnya.
http://puterakembara.org/archives10/00000062.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar