Kamis, 20 Mei 2010

Kisah Shafa: Belajar Berbicara Sep 15th, 2008

Aku masih ingat mungkin usiaku sekitar 5 tahun. Setiap hari aku pergi ke RSHS untuk terapi wicara. Alhamdulillah aku dapat terapis yang sanga baik dan peduli.

Terima kasih Bu Dewi, jasamu tak terbalaskan.

Aku setiap hari terapi wicara, aku bilang kalo terapi wicara itu sekolah sebab aku seperti orang mau sekolah. Aku selalu bawa bekal makanan, aku bawa pensil dan buku, tak lupa aku bawa tape (radio rekaman) untuk merekam. Selain aku belajar terapi wicara aku juga jadi bisa membaca lebih lancar dan bisa menulis. Kalau tape untuk merekam supaya nanti di rumah bisa di dengar ulang dan aku bisa latihan yang lebih banyak sehingga aku jarang sekali mengulangi huruf atau kata-kata yang sudah di berikan oleh Ibu Dewi.

Aku senang sekali terapi wicara walaupun aku sakit aku tetap ingin terapi wicara sebab aku ingin bicara. Yah, harus butuh perjuangan kan? sayang kalo dipake dengan sia-sia..
Dulu aku belum bisa bicara, aku sering marah-marah sebab kesel ko orang tidak mengerti apa yang aku maksudkan, tapi aku beruntung mempunyai kelurga yang sangat sabar dan menyayangiku. Dulu aku suka mengganggu adikku Athifa, maksudku bukan menggangu tapi ingin bermain bersama namun Athifa tidak mengerti kali ya. Setiap kali Athifa main pasti mainannya aku ambil padahal mainan yang lain banyak, untung Athifa baik sehingga selalu mengalah, mungkin kesabaran Athifa benar-benar aku uji ya ???

Tapi pernah juga aku digigit perutku gara-gara aku selalu merebut mainan yang sedang Athifa mainkan, dan Athifa kesal sehingga perutku digigitnya, sampai sekarang ada bekasnya lo….Tapi aku bersukur punya adik-adik yang baik dan mengerti aku.

Aku ketika TK di Cimahi tidak punya teman sebab mereka tidak ingin bermain denganku karena aku tidak bisa bicara, namun aku tidak peduli yang penting aku mau sekolah dan aku mau pintar.

Aku juga punya tetangga (Mauren) dia sangat baik sekali, walaupun aku tidak bisa bicara namun dia mau bermain denganku asal aku mau pakai ABD. Biasanya yang menterjemahkan kata-kataku yah Athifa, Athifa cukup mengerti bahasaku walaupun dulu sering dibilang bahasa planetnya Shafa.

Aku rajin terapi Wicara, dan dirumah aku sering mengulangi pelajaran ketika terapi, yang sangat membantu terapi dirumah yaitu ibu, Athifa, bibi Ningsih. Mereka selalu mengingatkanku bila aku salah dalam pengucapannya. Kalau ayah karena bekerja jadi jarang mengajariku mengulangi pelajaran terapi wicara. Ayah banyak mengajariku membaca dan berhitung dengan menggunakan komputer.

Alhamdulillah setelah berjuang aku bisa juga bicara dan sekarang aku sudah tidak merasakan berbeda dengan orang normal lainnya.

Sumber: http://www.shafahk.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar